Oleh: Dyan teza Anggra
Pendahuluan
Pemerintah pada beberapa tahun
lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang otonomi daerah. Kebijakan ini antara
lain memberi ruang gerak yang luas kepada lembaga pendidikan khususnya sekolah
dasar dalam mengelola sumber daya yang ada, dengan cara mengalokasikan seluruh
potensi dan prioritas sehingga mampu melakukan terobosan-terobosan sistem
pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif.
Salah satu upaya kreatif dalam melaksanakan
pembelajaran yang menggunakan kurikulum
berbasis kompetensi di sekolah dasar adalah melakukan pembelajaran tematik.
Pembelajaran model ini akan lebih menarik dan bermakna bagi anak karena model
pembelajaran ini menyajikan tema-tema pembelajaran yang lebih aktual dan
kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian masih banyak pihak yang
belum memahami dan mampu menerapkan model ini secara baik. Melalui tulisan ini
akan diuraikan secara singkat tentang pembelajaran tematik secara konseptual
dan implementasinya dalam kegiatan pembelajaran.
Arti
dan Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dapat
diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa
mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik
(2004: 6) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran,
serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dari pernyataan tersebut
dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dilakukan dengan maksud sebagai
upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk
mengimbangi padatnya materi kurikulum. Disamping itu pembelajaran tematik akan
memberi peluang pembelajaran terpadu yang lebih menekankan pada
partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran
ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek
belajar mengajar.
Dalam menerapkan dan
melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu 1) bersifat
terintegrasi dengan lingkungan, 2) bentuk belajar dirancang agar siswa
menemukan tema, dan 3) efisiensi. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas
berikut ini akan diurakan ketiga prinsip tersebut, berikut ini.
1. Bersifat kontekstual atau terintegrasi
dengan lingkungan.
Pembelajaran yang dilakukan perlu
dikemas dalam suatu format keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu topik
dikaitkan dengan kondisi yang dihadapi siswa atau ketika siswa menemukan
masalah dan memecahkan masalah yang nyata dihadapi siswa dalam kehidupan
sehari-hari dikaitkan dengan topik yang
dibahas.
2. Bentuk belajar harus
dirancang agar siswa bekerja secara sungguh-sungguh untuk menemukan tema
pembelajaran yang riil sekaligus mengaplikasikannya. Dalam melakukan
pembelajaran tematik siswa didorong untuk mampu menemukan tema-tema yang
benar-benar sesuai dengan kondisi siswa, bahkan dialami siswa.
3. Efisiensi
Pembelajaran
tematik memiliki nilai efisiensi antara lain dalam segi waktu, beban materi,
metode, penggunaan sumber belajar yang otentik sehingga dapat mencapai
ketuntasan kompetensi secara tepat.
Ciri-ciri Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki
ciri-ciri atau karakteristik sebagaimana diungkapkan dalam www. pppg
tertulis.or.id. sebagai berikut 1) berpusat pada siswa, 2) Memberikan
pengalaman langsung kepada siswa, 3)
Pemisahan mata pelajaran tidak
begitu jelas, 4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran., 5) Bersifat fleksibel, 6) Hasil pembelajaran dapat
berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa. Agar diperoleh gambaran
yang lebih jelas tentang karakteristik tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Berpusat pada siswa
Proses
pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas dan
harus mampu memperkaya pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut
dituangkan dalam kegiatan belajar yang menggali dan mengembangkan fenomena alam
di sekitar siswa.
2. Memberikan pengalaman langsung kepada
siswa
Agar
pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu belajar secara langsung dan
mengalami sendiri. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan kondisi yang
kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Mengingat tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan
saling keterkaitan maka batas mata
pelajaran menjadi tidak begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
5. Bersifat fleksibel
Pelaksanaan
pembelajaran tematik tidak terjadwal
secara ketat antar mata pelajaran.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai
dengan minat, dan kebutuhan siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut diungkapkan pula dalam www
p3gmatyo.go.id/download/SD karakteristik pembelajaran terpadu/tematik
sebagai berikut: 1) pembelajaran berpusat pada anak, 2) menekankan pembentukan
pemahaman dan kebermaknaan, 3) belajar melalui pengalaman langsung, 4) lebih
memperhatikan proses daripada hasil semata, 5) sarat dengan muatan keterkaitan.
Peran
dan Pemilihan Tema dalam Pembelajaran Tematik
Tema dalam pembelajaran
tematik memiliki peran antara lain:
1. Siswa lebih mudah memusatkan perhatian
pada satu tema atau topik tertentu.
2. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
4. Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan
lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi siswa.
5. Siswa lebih merasakan manfaat dan makna
belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
6. Siswa lebih bergairah belajar karena
mereka bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata.
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata
pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan
diberikan dalam 2 atau 3 kali.
Pemilihan tema dalam
pembelajaran tematik dapat berasal dari guru dan siswa. Pada umumnya guru
memilih tema dasar dan siswa menentukan unit temanya. Tema juga dapat dipilih berdasarkan
pertimbangan konsensus antar siswa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran tematik
Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pembelajaran tematik, yaitu:
1. Pembelajaran tematik dimaksudkan agar
pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan utuh.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik perlu mempertimbangkan alokasi
waktu untuk setiap topik, banyak sedikitnya bahan yang tersedia di lingkungan.
3. Pilihlah tema yang terdekat dengan siswa.
4. Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang
akan dicapai dari pada tema.
Keunggulan dan kekurangan Pembelajaran
Tematik
Pelaksanaan pembelajaran
tematik memiliki beberapa keuntungan dan juga kelemahan yang diperolehnya.
Keuntungan yang dimaksud yaitu:
1. Menyenangkan karena bertolak dari minat
dan kebutuhan siswa
2. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.
3. Hasil belajar akan bertahan lebih lama
karena lebih berkesan dan bermakna.
4. Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti
bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Pembelajaran tematik di
samping memiliki beberapa keuntungan sebagaimana dipaparkan di atas, juga
terdapat beberapa kekurangan yang diperolehnya. Kekurangan yang ditimbulkannya
yaitu:
1. Guru dituntut memiliki keterampilan yang
tinggi
2. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan
kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.
Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah
Dasar
Pembelajaran
tematik di sekolah dasar (SD) merupakan suatu hal yang relatif baru, sehingga dalam implementasinya belum sebagaimana yang
diharapkan. Masih banyak guru yang merasa sulit dalam melaksanakan pembelajaran
tematik ini. Hal ini terjadi antara lain karena guru belum mendapat pelatihan
secara intensif tentang pembelajaran
tematik ini. Disamping itu juga guru masih sulit meninggalkan kebiasan kegiatan pembelajaran yang
penyajiannya berdasarkan mata pelajaran/bidang studi.
Pelaksanaan
pembelajaran tematik di sekolah dasar pada saat ini difokuskan pada kelas-kelas bawah (kelas 1
dan 2) atau kelas yang anak-anaknya masih tergolong pada anak usia dini,
walaupun sebenarnya pendekatan pembelajaran tematik ini bisa dilakukan di semua
kelas sekolah dasar.
Pembelajaran
tematik dilakukan dengan beberapa tahapan-tahapan seperti penyusunan perencanaan,
penerapan, dan evaluasi/refleksi. tahap-tahap ini secara singkat dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Mengingat perencanaan sangat menentukan keberhasilan suatu
pembelajaran tematik, maka perencanaan yang dibuat dalam rangka pelaksanaan
pembelajaran tematik harus sebaik mungkin Oleh karena itu ada beberapa langkah
yang perlu dilakukan dalam merancang pembelajan tematik ini yaitu: 1) Pelajari
kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap mata pelajaran,
2) Pilihlah tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi untuk setiap kelas dan semester, 3) Buatlah
”matriks hubungan kompetensi dasar dengan tema”, 4) Buatlah pemetaan
pembelajaran tematik. Pemetaan ini dapat dapat dibuat dalam bentuk matriks atau
jareingan topik, 5) Susunlah silabus dan rencana pembelajaran berdasarkan
matriks/jaringan topik pembelajaran tematik
2. Penerapan pembelajaran tematik
Pada
tahap ini intinya guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya. Pembelajaran tematik ini akan dapat diterapkan dan dilaksanakan
dengan baik perlu didukung laboratorium yang memadai. Laboratorium yang
memadai tentunya berisi berbagai sumber
belajar yang dibutuhkan bagi pembelajaran di sekolah dasar. Dengan tersedianya
laboratorium yang memadai tersebut maka guru ketika menyelenggarakan
pembelajaran tematik akan dengan mudah memanfaatkan sumber belajar yang ada di
laboratorium tersebut, baik dengan cara membawa sumber belajar ke dalam kelas
maupun mengajak siswa ke ruang laboratorium yang terpisah dari ruang kelasnya.
3.
Evaluasi Pembelajaran Tematik
Evaluasi pembelajaran tematik difokuskan pada
evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses diarahkan pada tingkat keterlibatan,
minat dan semangat siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan evaluasi hasil
lebih diarahkan pada tingkat pemahaman dan penyikapan siswa terhadap substansi
materi dan manfaatnya bagi kehidupan siswa sehari-hari. Disamping itu evaluasi
juga dapat berupa kumpulan karya siswa selama kegiatan pembelajaran yang bisa
ditampilkan dalam suatu paparan/pameran karya siswa.
Instrumen yang dapat digunakan untuk
mengungkap pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dapat digunakan tes hasil
belajar. dan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa melakukan suatu tugas
dapat berupa tes perbuatan atau keterampilan dan untuk mengungkap sikap siswa
terhadap materi pelajaran dapat berupa wawancara, atau dialog secara informal.
Disamping itu instrumen
yang dikembangkan dalam pembelajaran tematik dapat berupa: kuis, pertanyaan
lisan, ulangan harian, ulangan blok, dan tugas individu atau kelompok, dan
lembar observasi.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dimaksudkan agar pembelajaran lebih bermakna
dan utuh. Pembelajaran tematik ini
memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan perhatian,
aktivitas belajar, dan pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajarinya, karena pembelajarannya lebih berpusat pada
siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan
konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran., bersifat
fleksibel, hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan
kebutuhan siswa.
Pembelajaran
tematik agar berhasil dengan baik perlu dilakukan dengan menempuh tahapan perencanaan,
penerapan dan evaluasi.
Daftar Pustaka
Sutirjo dan Sri Istuti
Mamik. (2005). Tematik: Pembelajaran
Efektif dalam Kurikulum 2004. Malang: Bayumedia Publishing.
www. pppg tertulis.or.id. Pembelajaran Tematik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar