Kamis, 09 Januari 2014

PEMEROLEHAN DAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK



2.1         Hakikat Pemerolehan Bahasa Anak
A.           Pengertian Pemerolehan Bahasa Anak
Mengenai pemerolehan bahasa ini terdapat beberapa pengertian. Pengertian yang satu mengatakan bahwa pemerolehan bahasa mempunyaisuatu permulaan yang tiba-tiba, mendadak. Kemerdekaan bahasa mulai sekitarusia satu tahun di saat anak-anak mulai menggunakan kata-kata lepas ataukata-kata terpisah dari sandi linguistik untuk mencapai tujuan sosial mereka.Pengertian lain mengatakan bahwa pemerolehan bahasa memiliki suatupermulaan yang gradual yang muncul dari prestasi-prestasi kognitif pra-linguistik (McGraw, 1987 ; 570).
Pemerolehan bahasa anak melibatkan dua keterampilan, yaitu kemampuanuntuk menghasilkan tuturan secara spontan, dan kemampuan untuk memahami tuturan orang lain. Jika dikaitkan dengan hal tersebut, maka yangdimaksud dengan pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuanberbahasa, baik berupa pemahaman ataupun pengungkapan secara alami,tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal (Tarigan dkk., 1998).
Selain pendapat tersebut, Kiparsky dan Tarigan (1988) mengatakan bahwapemerolehan bahasa adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anakuntuk menyesuaikan serangkaian hipotesis dengan ucapan orang tua hinggadapat memilih kaidah tata bahasa yang paling baik dan paling sederhana daribahasa yang bersangkutan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalampemerolehan bahasa :
1.      Berlangsung dalam situasi informal, anak-anak belajar tanpa beban dan berlangsung di luar sekolah.
2.      Pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal di lembaga- lembaga pendidikan seperti sekolah atau kursus.
3.      Dilakukan tanpa sadar atau secara spontan.
4.       Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna bagi anak.


B.            Teori Pemerolehan Bahasa Anak
1.             Teori Behaviorisme
Teori behaviorisme menyoroti perilaku kebahasaan yang dapat diamatilangsung dan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan reaksi (respon).Perilaku bahasa yang efektif adalah membuat reaksi yang tepat terhadaprangsangan. Reaksi ini akan menjadi suatu kebiasaan jika reaksi tersebutdibenarkan. Dengan demikian, anak belajar bahasa pertamanya. Sebagai contoh, seorang anak mengucap bilangkali untuk barangkali pastisi anak akan dikritik oleh ibunya atau siapa saja yang mendengar kata tersebut.Apabila suatu ketika si anak mengucapkan barangkali dengan tepat, dia tidakakan mendapat kritikan karena pengucapannya sudah benar. Situasi sepertiinilah yang dinamakan membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan danmerupakan hal pokok bagi pemerolehan bahasa pertama. B.F. Skinner adalah tokoh behaviorisme. Dia menulis buku VerbalBehavior (1957) yang digunakan sebagai rujukan bagi pengikut aliran ini.Menurut aliran ini, belajar merupakan hasil faktor eksternal yang dikenakanpada suatu organisme. Menurut Skinner, perilaku kebahasaan sama denganperilaku yang lain, dikontrol oleh konsekuensinya. Apabila suatu usahamenyenangkan perilaku itu akan terus dikerjakan. Sebaliknya, apabila tidakmenguntungkan, perilaku itu akan ditinggalkan.

2.             Teori Nativisme
Chomsky merupakan penganut nativisme. Menurutnya, bahasa hanyadapat dikusai oleh manusia, binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasamanusia. Pendapat Chomsky didasarkan pada beberapa asumsi. Pertama,perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik), setiap bahasamemiliki pola perkembangan yan sama (merupakan sesuatu yang universal),dan lingkungan memiliki peran kecil dalam proses pematangan bahasa. Kedua, bahasa dapat dikuasai dalam waktu yang relatif singkat. Ketiga,lingkungan bahasa anak tidak dapat menyediakan data yang cukup bagipenguasaan tata bahasa yang rumit dari orang dewasa.
Menurut aliran ini, bahasa adalah sesuatu yang kompleks dan rumitsehingga mustahil dapat dikuasai dalam waktu yang singkat melalui“peniruan”. Nativisme juga dipercaya bahwa setiap manusia yang lahir sudah dibekali dengan suatu alat untuk memperoleh bahasa (language acquisitiondevice, disingkat LAD). Tanpa LAD, tidak mungkin seorang anak dapat menguasai bahasa dalamwaktu singkat dan bisa menguasai sistem bahasa yang rumit. LAD jugamemungkinkan seorang anak dapat membedakan bunyi bahasa dan bukanbunyi bahasa.

3.             Teori Kognitivisme
Munculnya teori ini dipelopori oleh Jean Piaget (1954) yang mengatakanbahwa bahasa itu salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal darikematangan kognitif. Jadi perkembangan bahasa itu ditentukan oleh urutan-urutan perkembangan kognitif. Menurut teori ini, bahasa bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah,melainkan salah satu diantara beberapa kemampuan yang berasal darikematangan kognitif. Bahasa distrukturisi oleh nalar. Perkembangan bahasa harus berlandaskan pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum didalam kognisi. Jadi, urutan-urutan perkembangan kognitif menentukan urutanperkembangan bahasa (Chaer, 2003:223).
Hal ini tentu saja berbeda dengan pendapat Chomsky yang menyatakan bahwa mekanisme umum dariperkembangan kognitif tidak dapat menjelaskan struktur bahasa yangkompleks, abstrak, dan khas. Begitu juga dengan lingkungan berbahasa. Bahasa harus diperoleh secara alamiah. Menurut teori kognitivisme, yang paling utama harus dicapai adalahperkembangan kognitif, barulah pengetahuan dapat keluar dalam bentukketerampilan berbahasa. Dari lahir sampai 18 bulan, bahasa dianggap belumada. Anak hanya memahami dunia melalui inderanya. Anak hanya mengenal benda yang dilihat secara langsung. Pada akhir usia satu tahun, anak sudahdapat mengerti bahwa benda memiliki sifat permanen sehingga anak mulaimenggunakan symbol untuk mempresentasikan benda yang tidak hadirdihadapannya. Simbol ini kemudian berkembang menjadi kata-kata awal yang diucapkan anak.

4.             Teori Interaksionisme
Teori interaksionisme beranggapan bahwa pemerolehan bahasa merupakan hasil interaksi antara kemampuan mental pembelajaran dan lingkungan bahasa. Pemerolehan bahasa itu berhubungan dengan adanya interaksi antara“input” dan kemampuan internal yang dimiliki pembelajaran. Setiap anak sudah memiliki LAD sejak lahir. Hal ini dibuktikan olehberbagai penemuan seperti yang telah dilakukan oleh Howard Gardner. Diamengatakan bahwa sejak lahir anak telah dibekali berbaai kecerdasan. Salahsatu kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan berbahasa (Campbel, dkk.2006:2-3). Akan tetapi, yang tidak dapat dilupakan adalah lingkungan jugafaktor yang mempengaruhi kemampuan berbahasa si anak.



C.           Tahap Perkembangan Pemerolehan Bahasa Anak
Tahapan perkembangan pemerolehan bahasa anak meliputi:
1.             Perkembangan Prasekolah Perkembangan prasekolah terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a.         Perkembangan Pralinguistik
Ada kecenderungan untuk menganggap bahwa perkembangan bahasa anak-anak mulai ketiks dia mengatakan kata-pertamanya, yang menjadi tugas para ibu untuk mencatatnya/merekamnya pada buku bayi anak tersebut. Tetapi riset bayi medorong bahkan memaknai kita untuk menolak dugaan ini dan mengakui fakta-fakta perkembangan komunikasi sejak lahir.Dua jenis fakta yang dikutip oleh para peneliti untuk menunjang teori pembawaan lahir mereka adalah: (i) kehadiran pada waktu lahir struktur- struktur yang diadaptasi dengan baik bagi bahasa (walaupun pada permulaan tidak dipakai buat bahasa); (ii) kehadiran perilaku-perilaku sosial umum dan juga kemampuan-kemampuan khusus bahasa padabeberapa bulan pertama kehidupan.

b.        Tahap Satu Kata
Merupakan suatu dugaan umum bahwa san anak pada satu kata terusmenerus berupaya mengumpulkan nama-nama benda dan orang di dunia.

c.         Ujaran Kombinator Permulaan
Perkembangan bahasa permulaan tiga orang anak dalam jangka waktubeberapa tahun yang hasilnya bahwa panjang ucapan anak kecilmerupakan petunjuk atau indicator perkembangan bahasa yang lebih baikdaripada usia kronologis. (Brown (et all), 1973).

d.        Perkembangan Interogatif
Ada tiga tipe struktur interogatif yang utama untuk mengemukakanpertanyaan, yaitu:
·      Pertanyaan menuntut jawaban YA atau TIDAK
·      Pertanyaan menuntut INFORMASI
·      Pertanyaan menuntut jawaban SALAH SATU DARI YANG BERLAWANAN (atau “POLAR”).

e.         Perkembangan Penggabungan Kalimat
Berikut beberapa contoh bagaimana cara menggabungkan proposisi-proposisi itu:
·      Penggabungan dua proposisi atau klausa yang berstatus setara: Ini buku dan Ninon membacanya.
·      Penggabungan satu proposisi merupakan yang lebih unggul daripada yang satu lagi (yang menerangkan suatu nomina dalam proposisi itu) : (benda) yang Ninon baca itu adalah buku.
·      Penggabungan dua proposisi yang berstatus dalam kaitan waktu: Waktu Ninon membaca buku itu, ada halaman yang sobek.
·      Penggabungan dua proposisi yang berstatus tidak sama dalam hubungan sebab-akibat: Ninon melempar halaman buku itu karena sobek.
·      Satu proposisi mengisi “kekosongan” yang lainnya: Kamu mengetahui bahwa Ninon membaca buku sejarah. (Dari : Kami mengetahui “sesuatu”).

f.         Perkembangan Sistem Bunyi
Terdapat beberapa persesuaian perkembangan pemerolehan bunyi(periode pembuatan pembedaan atas dua bunyi dapat dikenali selamatahun pertama) :
·      Periode vokalisasi dan prameraban
·      Periode meraban Clark dan Clark (1977) menemukan fakta-fakta bagi representasiberdasarkan orang dewasa dalam kenyataan bahwa:
Ø Anak-anak mengenali makna-makna berdasarkan persepsi mereka sendiri terhadap bunyi kata-kata yang mereka dengar.
 Ø Anak-anak menukar / mengganti ucapan mereka dari waktu ke waktu mebuju ucapan orang dewasa.
Ø Apabila anak-anak mulai menghasikan segmen bunyi tertentu (seperti /s/, maka hal itu menyebar kepada kata-kata lain dalam pembendaharaan mereka, tetapi bukan kepada kata-kata yang tidak merupakan perbedaan mereka, sesuai dengan ucapan orang dewasa.

2.             Perkembangan Masa Sekolah
Perkembangan bahasa pada masa-masa sekolah terutama sekali dapatdibedakan dengan jelas dalam tiga bidang, yaitu:
a.              Struktur Bahasa Pertumbuhan semantik sang anak berlangsung terus-menerus karenapengalamannya bersambung dan meluas, yang tentu saja mengandungpengertian bahwa sekolah mempunyai peranan yang sangat penting.Pengalaman-pengalaman baru menuntut pertumbuhan dalam sistemsemantic dan sintaksis sang anak.
b.             Pemakaian Bahasa Clark & Clark (1977 : 373) mengatakan bahwa: “anak-anakmembangun struktur dan fungsi pada waktu yang bersamaan. Sebaik mereka belajar lebih banyak struktur, maka mereka memperoleh lebih banyak sarana untuk menyampaikan fungsi yang berbeda-beda. Dan sebaiknya mereka mempelajari banyak fungsi, maka mereka memperluas pemakaian tempat berbagai struktur diterapkan.”
c.              Kesadaran Metalinguistik Ialah kemampuan membuat bentuk-bentuk bahasa menjadi tak tembus cahaya dan menyelesaikan diri di dalam dan untuk diri mereka sendiri” (Cazden, 1974 : 24).

2.2         Ragam Pemerolehan Bahasa Anak
Ragam atau jenis pemerolehan bahasa dapat kita tinjau dari berbagai sudutpandang, yaitu :
1.             Berdasarkan bentuk Ditinjau dari segi bentuk, ragam pemerolehan bahasa anak meliputi:
a.         Pemerolehan bahasa pertama atau first language acquisition
b.        Pemerolehan bahasa kedua atau second language acquisition
c.         Pemerolehan berulang-ulang atau re-acquestion (klein, 1986 ; 3)

2.             Berdasarkan urutan Ditinjau dari segi urutan, ragam pemerolehan anak meliputi :
a.         Pemerolehan bahasa pertama atau first language acquisition
b.        Pemerolehan bahasa kedua atau secong language acquisition (Winitiz, 1981 ; Stevens, 1984)

3.             Berdasarkan jumlah Ditinjau dari segi jumlah, ragam pemerolehan anak meliputi :
a.         Pemerolehan satu bahasa atau monolingual acquestion
b.        Pemerolehan dua bahasa atau bilingual acquestion ( Gracia, 1983).

4.             Berdasarkan media Ditinjau dari segi media, ragam pemerolehan anak meliputi :
a.         Pemerolehan lisan atau oral language acquestion
b.        Pemerolehan bahasa tulis atau written language acquestion (Freedman, 1985)
c.         Berdasarkan keaslian. Ditinjau dari segi keaslian atau keasingan, ragam pemerolehan anak meliputi :
·           Pemerolehan bahasa asli atau native language acquestion
·           Pemerolehan bahasa asing atau foreign language acquestion (Winitz, 1981)

2.3         Strategi Pemerolehan Bahasa Anak
1.             Pemerolehan Bahasa Pertama
Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal itulah yang disebut dengan pemerolehan bahasa anak. Jadi pemerolehan bahasa pertama terjadi bila anak pada awal kehidupannya tanpa bahasa kinitelah memperoleh satu bahasa. Pada masa pemerolehan bahasa tersebut,bahasa anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi daripada bentuk ataustruktur bahasanya. Anak akan mengucapkan kata berikutnya untuk keperluankomunikasinya dengan orang tua atau kerabat dekatnya. Anak-anak dalam proses pemerolehan bahasa pada umumnya menggunakan 4 strategi. Strategi pertama adalah meniru/imitasi. Berbagaipenelitian menemukan berbagai jenis peniruan atau imitasi, seperti:
a.    Imitasi spontan
b.    Imitasi perolehan
c.    Imitasi segera
d.   Imitasi lambat
e.    Imitasi perluasan
Strategi kedua dalam pemerolehan bahasa adalah strategi produktivitas. Produktivitas berarti keefektifan dan keefisienan dalam pemerolehan bahasamelalui sarana komunikasi linguistik dan nonlinguistik (mimik, gerak, isyarat,suara dsb). Strategi ketiga adalah strategi umpan balik, yaitu umpan balik antarastrategi produksi ujaran (ucapan) dengan responsi. Strategi keempat adalah apa yang disebut prinsip operasi. Dalam strategi ini anak dikenalkan dengan pedoman, ”Gunakan beberapa prinsip operasi umum untuk memikirkan serta menggunakan bahasa”( hindarkan kekecualian,prinsip khusus: seperti kata: berajar menjadi belajar).
2.             Pemerolehan Bahasa Kedua
Pemerolehan bahasa kedua dimaknai saat seseorang memperoleh sebuah bahasa lain setelah terlebih dahulu ia menguasai sampai batas tertentu bahasapertamanya (bahasa ibu). Ada juga yang menyamakan istilah bahasa keduasebagai bahasa asing. Khusus bagi kondisi di Indonesia, istilah bahasa pertama atau bahasa ibu,bahasa asli atau bahasa utama, berwujud dalam bahasa daerah tertentu sedangkan bahasa kedua berwujud dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing. Tujuan pengajaran bahasa asing kadang-kadang berbeda dengan pengajaranbahasa kedua. Bahasa kedua biasanya merupakan bahasa resmi di negara tertentu, oleh karenanya bahasa kedua sangat diperlukan untuk kepentinganpolitik, ekonomi dan pendidikan. Terdapat perbedaan dalam proses belajarbahasa pertama dan bahasa kedua. Proses belajar bahasa pertama memiliki ciri-ciri:
a.    Belajar tidak disengaja.
b.    Berlangsung sejak lahir.
c.    Lingkungan keluarga sangat menentukan.
d.   Motivasi ada karena kebutuhan.
e.     Banyak waktu untuk mencoba bahasa.
f.     Banyak kesempatan untuk berkomunikasi.
Pada proses belajar bahasa kedua terdapat ciri-ciri:
a.    Belajar bahasa disengaja, misalnya karena menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah.
b.     Berlangsung setelah pelajar berada di sekolah.
c.    Lingkungan sekolah sangat menentukan.
d.   Motivasi pelajar untuk mempelajarinya tidak sekuat mempelajari bahasa pertama. Motivasi itu misalnya ingin memperoleh nilai baik pada waktu ulangan atau ujian.
e.    Waktu belajar terbatas.
f.     Belajar tidak mempunyai banyak waktu untuk mempraktikan bahasa yang dipelajari.
g.    Bahasa pertama mempengaruhi proses belajar bahasa kedua.
h.    Umur kritis mempelajari bahasa kedua kadang-kadang telah lewat sehingga proses belajar bahasa kedua berlangsung lama.
i.      Disediakan alat bantu belajar.
j.      Ada orang yang mengorganisasi
Dalam kaitannya dengan proses belajar bahasa kedua perlu diperhatikan beberapa strategi yang dapat diterapkan. Stern (1983) menjelaskan ada sepuluh strategi dalam proses belajar bahasa, yaitu:
a.    Strategi perencanaan dan belajar positif
b.      Strategi aktif, pendekatan aktif dalam tugas belajar, libatkan siswa Anda secara aktif dalam belajar bahasa bahkan melalui pelajaran yang lain.
c.       Strategi empatik, ciptakan empatik pada waktu belajar bahasa.
d.      Strategi formal, perlu ditanamkan kepada siswa bahwa proses belajar bahasa ini formal/terstruktur sebab pendidikan yang sedang ditanamkan adalah pendidikan formal bukan alamiah.
e.       Strategi eksperimental, mencoba sesuatu hal yang baru untuk peningkatan belajar siswa
f.       Strategi semantik, yakni menambah kosakata siswa dengan berbagai cara, misalnya permainan (contoh: teka-teki); permainan dapat meningkatkan keberhasilan belajar bahasa.
g.      Strategi praktis, pancinglah keinginan siswa untuk mempraktikan apa yang telah didapatkan dalam belajar bahasa, Anda sendiri harus dapat menciptakan situasi yang kondusif di kelas.
h.      Strategi komunikasi, tidak hanya di kelas, motivasi siswa untuk menggunakan bahasa dalam kehidupan nyata meskipun tanpa dipantau, berikan pertanyaan-pertanyaan atau PR yang memancing mereka bertanya kepada orang lain sehingga strategi ini terpakai.
i.        Strategi monitor, siswa dapat saja memonitor sendiri dan mengkritik penggunaan bahasa yang dipakainya, ini demi kemajuan mereka.
j.        Strategi internalisasi, perlu pengembangan/pembelajaran bahasa kedua yang telah dipelajari secara terus-menerus/berkesinambungan.

2.4         Hakikat Perkembangan Bahasa Anak
Evolusi biologi menjadi salah satu landasan perkembangan bahasa.Mereka menyakini bahwa evolusi biologi membentuk manusia menjadimanusia linguistik. Noam Chomsky (1957) meyakini bahwa manusia terikatsecara biologis untuk mempelajari bahasa pada suatu waktu tertentu dandengan cara tertentu. Ia menegaskan bahwa setiap anak mempunyai languageacquisition device (LAD), yaitu kemampuan alamiah anak untuk berbahasa. Tahun-tahun awal masa anak-anak merupakan periode yang penting untukbelajar bahasa (critical-period). Jika pengenalan bahasa tidak terjadi sebelummasa remaja, maka ketidakmampuan dalam menggunakan tata bahasa yangbaik akan dialami seumur hidup. Selain itu adanya periode penting dalam mempelajari bahasa bisadibuktikan salah satunya dari aksen orang dalam berbicara. Menurut teori ini jika orang berimigrasi setelah berusia 12 tahun kemungkinan akan berbicarabahasa Negara yang baru dengan aksen asing pada sisa hidupnya, tetapi kalauorang berimigrasi sebagai anak kecil, aksen akan hilang ketika bahasa baruakan dipelajari (Asher & Gracia, 1969).
Faktor kognitif individu merupakan satu hal yang tidak bisa dipisahkanpada perkembangan bahasa anak. Para ahli kognitif juga menegaskan bahwa kemampuan anak berbahasa tergantung pada kematangan kognitifnya(Piaget,1954). Tahap awal perkembangan intelektual anak terjadi dari lahir-2tahun, pada masa itu anak mengenal dunianya melalui sensasi yang didapatdari inderanya dan membentuk persepsi mereka akan segala hal yang beradadi luar dirinya. Misalnya, sapaan lembut dari ibu/ayah ia dengar dan belaianhalus, ia rasakan, kedua hal ini membentuk suatu simbol dalam proses mentalanak. Perekaman sensasi nonverbal (simbolik) akan berkaitan dengan memoriasosiatif yang nantinya akan memunculkan suatu logika. Bahasa simbolik itu merupakan bahasa yang personal, dan setiap bayipertama kali berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa simbolik. Sehingga sering terjadi hanya ibu yang mengerti apa yang diinginkan oleh anaknya dengan melihat/mencermati bahasa simbol yang dikeluarkan oleh anak. Simbol yang dikeluarkan anak dan dibahasakan oleh ibu itulah yangnanti membuat suatu asosiasi, misalnya saat bayi lapar, ia menangis danmemasukkan tangan ke mulut, dan ibu membahasakan, “lapar ya.. maumakan?” Kondisi perut lapar dan kata makan akan membentuk asosiasi dianak, yang suatu saat akan keluar ucapan anak, seperti “Mau makan” jika iasudah lapar.
Sementara itu, di sisi lain proses penguasaan bahasa tergantung dari stimulus dari lingkungan luar. Pada umumnya anak diperkenalkan bahasasejak awal perkembangan mereka, salah satunya disebut motherse, yaitu caraibu atau orang dewasa anak belajar bahasa melalui proses imitasi danperulangan dari orang-orang di sekitarnya. Bahasa pada bayi berkembang melalui beberapa tahapan umum:
a.    Mengoceh (3-6 bulan)
b.    Kata pertama yang dipahami (6-9 bulan)
c.    Instruksi sederhana yang dipahami (9-12 bulan)
d.   Kata pertama yang diucapkan (10-15 bulan)
e.    Penambahan dan penerimaan kosa kata (lebih dari 300 kata pada usia 2 tahun).
f.     Tiga tahun ke depan kosa kata akan berkembang lebih pesat lagi.

Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh ketrampilan bahasa yang baik. Tiga faktor diatas saling mendukung untukmenghasilakn kemampuan berbahasa. Peristiwa yang terjadi pada Viktor dan Genie dalam berkomunikasi dikarenakan mereka besar dalam keterasingansosial selama bertahun-tahun. Walaupun mereka bisa bersuara, namun suaratanpa arti, karena kurangnya kontribusi lingkungan dan perkembanganintelektual yang tidak maksimal.

2.5         Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak
Menurut Piaget dan Vygotsy (dalam Tarigan, 1988), tahap-tahap perkembangan bahasa anak adalah sebagai berikut:
1.             Tahap Meraban (Pralinguistik) Pertama(0,0-0,5)
Pada tahap meraban pertama, selama bulan-bulan awal kehidupan, bayi-bayi menangis, mendekut, mendenguk, menjerit, dan tertawa.Tahap meraban pertama ini dialami oleh anak berusia 0-5 bulan. Pembagian kelompok usia ini sifatnya umum dan tidak berlaku percis seperti anak.Berikut adalah rincian tahapan perkembangan anak usia 0-5 bulan berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli yang dikutip oleh Clark (1977).
a.    0-2 minggu: anak sudah dapat menghadapkan muka ke arah suara. Mereka sudah dapat membedakan suara manusia dengan suara lainnya, seperti bel, bunyi gemerutuk, dan peluit. Mereka akan berhenti menangis jika mendengar orang berbicara.
b.    1-2 bulan: mereka dapat membedakan suku kata, seperti (bu) dan (pa), mereka bisa merespon secara berbeda terhadap kualitas emosional suara manusia.
c.    3-4 bulan: mereka sudah dapat membedakan suara laki-laki dan perempuan.
d.   5 bulan: mereka mulai memperhatikan intonasi dan ritme dalam ucapan. Pada tahap ini mereka mulai meraban (mengoceh) dengan suara melodis.

Pada tahap ini perkembangan yang mencolok adalah perkembangan comprehension (komprehensi) artinya penggunaan bahasa secara pasif (Marat:1983). Komprehensi merupakan elemen bahasa yang dikuasai terlebih dahuluoleh anak sebelum anak bisa memproduksi apapun yang bermakna. Menurut Altmann (dalam Dardjowidjojo, 2000) bahwa sejak bayi berumur 7 bulan dalam kandungan, seorang bayi telah memiliki sistem pendengaran yang telah berfungsi. Pada hakikatnya komprehensi adalah proses interaktif yang melibatkan berbagai koalisi antara 5 faktor, yakni: sintetik, kontekslingkungan, konteks sosial, informasi leksikal dan prosodi. Walaupun bahasa itu tidak diturunkan manusia tetapi manusia memiliki kemampuan kognitif dan kapasitas linguistik tertentu dan juga kapasitas untukbelajar (Marat: 1983).  
Dalam hal ini sekali lagi peran orang tua, eluarga,  lingkungan, bahkan pengasuh anak sangat diperlukan dalam prosespengembangan bahasa secara optimal.
2.        Tahap Meraban Kedua (0,5-1,0)
Tahap ini anak mulai aktif artinya tidak sepasif sewaktu ia berada padatahap meraban pertama. Secara fisik ia sudah dapat melakukan gerakan-gerakan seperti memegang dan mengangkat benda atau menunjuk.Berkomunikasi dengan mereka mulai mengasyikan karena mereka mulai aktifmemulai komunikasi, kita lihat apa saja yang dapat mereka lakukan pada tahap ini.
a.       5-6 bulan
Dari segi komprehensi kemampuan bahasa anak semakin baik dan luas,anak semakin mengerti beberapa makna kata, misal: nama, larangan, perintahdan ajakan. Hal ini menunjukkan bahwa bayi sudah dapat memahami ujaranorang dewasa. Disamping itu bayi sudah dapat melakukan gerakan-gerakanseperti mengangkat benda dan secara spontan memperlihatkannya kepadaorang lain (Clark: 1997). Menurut tarigan (1985) tahap ini disebut juga tahap kata omong kosong,tahap kata tanpa makna. Ciri-ciri lain yang menarik selain yang disebutkantadi adalah: ocehan, seringkali dihasilkan dengan intonasi, kadang-kadangdengan tekanan menurun yang ada hubungannya dengan pertanyaan-pertanyaan. Pada saat si anak mulai aktif mengoceh orang tua juga harus rajinmerespon suara dan gerak isyarat anak. Menurut Tarigan (1985), orang tuaharus mengumpan balik auditori untuk memelihara vokalisasi ana, maksudnyaadalah agar anak tetap aktif meraban. Sebagai langkah awal latihan ialahmengucapkan kata-kata yang bermakna.

b.      7-8 bulan
Pada tahap ini orang tua sudah bisa mengenalkan hal baru bagi anaknya,artinya anak sudah bisa mengenal bunyi kata untuk obyek yang seringdiajarkan dan dikenalkan oleh orang tuanya secara berulang-ulang.Orangdewasa biasanya mulai menggunakan gerakan-gerakan isyarat seperti menunjuk. Gerakan ini dilakukan untuk menarik perhatian anak, karena ibuingin menunjukkan sesuatu dan menawarkan sesuatu yang baru dan menarik(Clark, 1997). Kemampuan anak untuk merespon apa yang dikenalkan secara berulang-ulang pun semakin baik, misal: melambaikan tangan ketika ayahnya pergi,bertepu tangan, dan sebagainya. Seperti halnya anak-anak, orang tua pun akanmerasa puas dan gembira jika segala usaha untuk mengajari anaknya akanmendapat respon. Artinya segala usaha orang tua ketika mengatakan sesuatu,menunjukkan atau memperlihatkan sesuatu pada anaknya; mendapat respon sianak karena anak paham dan perkembangan bahasanya sesuai denganperkembangan usianya.
c.       8 bulan s/d 1 tahun
Pada tahap ini anak sudah dapat berinisiatif memulai komunikasi. Ia selalu menarik perhatian orang dewasa, selain mengoceh ia pun pandaimenggunakan bahasa isyarat. Misalnya dengan cara menunjuk atau meraihbenda-benda. Pada tahap ini peran orang tua masih sangat besar dalampemerolehan bahasa pertama anak.orang tua harus lebih aktif merespon ocehan dan gerakan isyarat anak. Karena kalau orang tua tidak memahami apayang dimaksud anak, anak akan kecewa dan untuk masa berikutnya anak akanpasif dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Menurut Marat (1983) anak pada periode ini dapat mengucapkan beberapa suku kata yang mungkin merupakan reaksi terhadap situasi tertentu atau orang tertentu sebagai awal suatu simbolisasi karena kematangan proses mental (kognitif). Dengan kata lain kepandaian anak semakin meningkat. Semakin pandai si anak, pada akhirnya perkembangan meraban kedua telahtercapai. Anak akan mulai belajar mengucapan kata pada periode berikutnyayang disebut periode/tahap linguistik.
3.             Tahap Linguistik
Jika pada tahap pralinguistik pemerolehan bahasa anak belum menyerupaibahasa orang dewasa maka pada tahap ini anak mulai bisa mengucapkanbahasa yang menyerupai ujaran orang dewasa. Para ahli psikolinguistikmembagi tahap ini ke dalam lima tahapan, yaitu:
a)      Tahap I, tahap Holofrastik (Tahap Linguistik pertama, 1,0-2,0)
Pada usia 1-2 tahun masuan kebahasan berupa pengetahuan anaktentang kehidupan di sekitarnya semakin banyak, misal: nama-namakeluarga, binatang, mainan, makanan, kendaraann, dan sebagainya.Faktor-faktor masukan inilah yang memungkinkan anak memperolehsemantik (makna kata) dan kemudian secara bertahap dapatmengucapkannya. Tahap ini adalah tahap di mana anak sudah mulaimengucapkan satu kata. Menurut Tarigan (1985) ucapan-ucapan satu kata pada periode inidisebut holofrase/holofrastik karena anak-anak menyatakan maknakeseluruhan frase atau kalimat dalam satu kata yang diucapkannya itu.Tahap holofrase ini dialami oleh anak normal yang berusia sekitar 1-2tahun. Waktu berakhirnya tahap ini tidak sama pada setiap anak. Ada anakyang lebih cepat mengakhirinya, tetapi ada pula yang sampai umur anak 3tahun. Pada tahap ini gerakan fisik sangat menyentuh, menunjuk, mengangkatbenda dikombinasikan dengan satu kata. Seperti halnya gerak isyarat, katapertama yang digunakan bertujuan untuk memberi komentar terhadapobjek atau kejadian di dalam lingkungannya. Satu kata itu dapat berupaperintah, pemberitahuan, penolakan, pertanyaan, dan lain-lain. Di sampingitu menurut Clark (1977) anak berumur 1 tahun menggunakan bahasaisyarat dengan komunikatif. Fungsi gerak isyarat dan kata manfaatnya bagiana itu sebanding. Dengan kata lain, kata dan gerak itu itu samapentingnya bagi anak pada tahap holofrasa ini.
b)      Tahap II, kalimat Dua Kata (2,0-3,0)
Kanak-kanak memasuki tahap ini dengan pertama sekali mengucapkandua holofrase dalam rangakaian yang cepat (Tarigan, 1980).Keterampilananak pada akhir tahapa ini makin luar biasa. Komunikasi yang ingin iasampaikan adalah bertanya dan meminta. Kata-kata yang digunakan untukitu semua sama seperti perkembangan awal yaitu: sana, sini, itu, lihat,mau, dan minta. Selain keterampilan mengucapan dua kata, ternyata pada periode ini sianak terampil melontarkan kombinasi antara informasi lama dan baru.Pada periode ini tampak sekali kreativitasznzk. Keterampilan tersebutmuncul pada anak dikarenakan makin bertambahnya pembendaharaan katayang diperoleh dari lingkungannya dan juga karena perkembangankognitif serta fungsi biologis pada anak.
c)      Tahap Linguistik III: Pengembangan Tata Bahasa (3,0-4,0)
Pada tahap ini perkembangan ana makin luar biasa. Marat (1983) menyebutkan perkembangan ini dengan kalimat lebih dari dua kata danperiode diferensiasi. Tahap ini pada umumnya dialami oleh anak berusiasekitar 2,5 tahun – 5 tahun. Anak mulai sudah dapat bercakap-cakapdengan teman sebaya dan mulai aktif memulai percakapan. Fasesebelumnyasampai tahap perkembangan 2 kata anak lebih banyak bergauldengan orang tuanya. Sedangkan pada tahap ini pergaulan anak makin luasyang berarti menambah pengetahuandan menambah perbendaharaan kata.
Menurut Marat (1983) ada beberapa keterampilan mencolok yangdikuasai anak pada tahap ini:
·      secara garis besar anak telah menguasai bahasa ibunya, artinya kaidah-kaidah tata bahasa yang utama dari orang dewasa telah dikuasai.
·      Perbendaharaan kata berkembang, beberapa pengertian abstrak seperti: pengertian waktu, ruang, dan jumlah yang diinginkan mulai muncul.
·       Mereka mulai dapat membedakan kata kerja (contoh: makan, minum,pergi, masak, mandi), kata ganti (aku, saya) dan kata kerja bantu (tidak, bukan, mau, sudah, dsb).
·       Fungsi bahasa untuk berkomunikasi betul-betul mulai berfungsi; anak sudah dapat mengadakan konversasi (percakapan) dengan cara yang dapat dimengerti oleh orang dewasa.
·      Persepsi anak dan pengalamannya tentang tentang dunia luar mulai ingin dibaginya dengan orang lain,dengan cara memberian kritik, bertanya, menyuruh, memberi tahu, dan lain-lain.
·       Tumbuhnya kreativitas anak dalam pembentukan kata-kata baru. Gejala ini merupakan cara anak untuk mempelajari perkataan baru dengan cara bermain-main. Hal ini terjadi karena memang daya fantasi anak pada tahap ini sedang berkembang pesat.
d)     Tahap Linguistik IV: Tata Bahasa Menjelang Dewasa/Pradewasa (4,0-5,0)
Pada tahap ini anak sudah mulai menerapkan struktur tata bahasa dankalimat-kalimat yang agak lebih rumit. Misal, kalimat majemuk sederhanaseperti di bawah ini:mau nonton sambil makan keripikmama beli sayur dan kerupukayo nyanyi dan nari Kemampuan menghasilkan kalimat-kalimatnya sudah beragam, ada kalimat pernyataan/kalimat berita, kalimat perintah dan kalimat tanya. Kemunculan kalimat-kalimat rumit di atas menandakan adnya peningkatankemampuan kebebasan anak. Menurut Clark (1977) pada tahap ini anak masih mengalami kesulitanbagaimana memetakan ide ke dalam bahasa. Maksudnya adalah si anak mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikirannya ke dalam kata-kata yang bermakna. Hal ini karena anak memiliki keterbatasan-keterbatasan seperti: penguasaan struktur tata bahasa, kosa kata danimbuhan.
e)      Tahap Linguistik V : Kompetensi Penuh (5,0-)
Sejak usia 5 tahun pada umumnya anak-anak yang perkembangannyanormal telah menguasai elemen-elemen sintaksis bahasa ibunya dan telahmemiliki kompetensi (pemahaman dan produktivitas bahasa) secaramemadai. Walau demikian, perbendaharaan katanya masih terbatas tetapiterus berkembang/bertambah dengan kecepatan yang mengagumkan. Menurut Tarigan (1988) salah satu perluasan bahasa sebagai alatkomunikasi yang harus mendapat perhatian khusus di sekolah dasar adalahpengembangan baca tulis (melek huruf). Perkembangan baca tulis anakakan memanjang serta memperluas pengungkapan maksud-maksud pribadi si anak, misal melalui penulisan catatan harian, menulis surat, jadwalharian dsb. Dengan demikian perkembangan baca tulis di sekolah dasarmemberikan cara-cara yang mantap menggunakan bahasa dalamkomunikasi dengan orang lain dan juga dengan dirinya sendiri. Pada masa perkembangan selanjutnya, yakni pada usia remaja, terjadiperkembangan bahasa yang penting. Periode ini menurut Gielson (1985)merupakan unsur yang sensitif untuk belajar bahasa. Remajamenggunakan gaya bahasa yang khas dalam berbahasa, sebagai bagiandari terbentuknya identitas diri. Akhirnya pada usia dewasa terjadiperbedaan-perebedaan yang sangat besar antara individu yang satu denganyang lain dalam hal perkembangan bahasanya. Hal ini bergantung padatingkat pendidikan, peranan dalam masyarakat dan jenis pekerjaan.

























BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Pemerolehan bahasa adalah proses-proses yang berlaku di dalam otak seorang anak ketika memperoleh bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa anak dimulai dari lingkungannya terutama lingkungan keluarga, ini disebutpemerolehan bahasa pertama yang terjadi dalam kehidupan awal anak. Anak-anak dalam proses pemerolehan bahasa pada umumnya menggunakan empat strategi, yaitu imitasi, produktivitas, umpan balik dan prinsip operasi.Sedangkan pemerolehan bahasa kedua dimaknai saat seseorang memperoleh bahasa lain setelah terlebih dahulu ia menguasai sampai batas tertentu bahasaibu (bahasa pertama).
 Setiap anak mempunyai language acquisition device (LAD), yaitu kemampuan alamiah anak untuk berbahasa. Tahun-tahun awal masa anak-anak merupakan periode yang penting untuk belajar bahasa (critical-period). Jika pengenalan bahasa tidak terjadi sebelum masa remaja, makaketidakmampuan dalam menggunakan tata bahasa yang baik akan dialamiseumur hidup.

3.2         Saran
Saran Sebagai calon pendidik, mahasiswa diharapkan benar-benar memahami materi pemerolehan dan perkembangan bahasa anak. Karena materi ini akanmemberikan wawasan kepada mahasiswa tentan bagaimana sesungguhnyacara anak-anak belajar bahasa dan sejak kapan anakanak mulai belajar bahasa.Pemahaman yang baik mengenai hal itu, tentu akan memudahkan mahasiswauntuk menciptakan suasana pembelajaran bahasa Indonesia yang sesuaidengan ssituasi, kebiasaan, dan strategi belajar bahasa anak yanmemungkinkannya menguasai bahasa dengan baik dan benar.





Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik. Jakarta: PT RINEKA CIPTA JAKARTA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar