a. Pengertian Fungsi dan Makna Imbuhan
Asli/Indonesia
Kata makan termasuk golongan kata kerja.
Setelah mendapat afiks –an menjadi makanan, kata tersebut
termasuk golongan kata benda. Jelas bahwa perubahan kata tersebut disebabkan
oleh afiks –an. Maka dapat dikatakan bahwa di sini
afiks –an berfungsi mengubah kata kerja menjadi kata benda, atau
dengan kata lain berfungsi sebagai pembentuk kata benda.
Kata cangkul termasuk golongan kata benda.
Setelah mendapat afiks meN- menjadi mencangkul, kata itu
termasuk golongan kata kerja. Maka dapat dikatakan bahwa
afiks meN- di sini mempunyai fungsi sebagai pembentuk kata kerja.
Demikianlah, proses morfologis itu mempunyai fungsi
gramatis, ialah fungsi yang berhubungan gramatika. Di samping itu, proses
morfologis juga mempunyai fungsi sistematis. Misalnya kata sepeda. Kata
ini telah memiliki arti leksis, seperti dijelaskan dalam kamus. Akibat
melekatnya afiks ber- pada kata itu, berubahlah arti leksisnya,
menjadi “mempunyai atau mempergunakan”. Fungsi gramatis disebut fungsi,
sedangkan fungsi sistematis disebut makna.
b. Fungsi dan Makna Prefiks (Awalan) Asli
Bahasa Indonesia
Prefiks adalah afiks yang diimbuhkan dimuka bentuk
dasar (Chaer, 1994:178). Sedangkan menurut (Keraf, 1984:94) Prefiks adalah
suatu unsur yang secara struktural diikatkan pada kata dasar dan bentuk dasar
(kata dasar), prefiks juga disebut sebagai awalan. Pendapat lain menyatakan
bahwa prefiks ialah afiks yang ditambahkan pada bagian depan pangkal
(Kridalaksana, 2008:198). Prefiks terdiri dari meN-, ber-, di-,
ter-, peN-, pe-, per-, se-, dan ke-.
2.1.1 Afiks meN-
Tabel 1
Bentuk dasar kata berafiks meN-
Bentuk dasar kata-kata berafiks meN-
|
||
pokok kata
|
kata sifat
|
kata benda
|
mengambil ßambil
|
melebar ß lebar
|
membatu ß batu
|
Dalam pembentukan kata,
prefiks meN- mengalami perubahan bentuk sesuai dengan kondisi yang
mengikutinya. N (kapital) pada prefiks meN- tidak bersifat bebas,
tetapi akan mengalami perubahan bentuk sesuai dengan inisial morfem yang
mengikutinya. Prefiks meN- dapat berubah menjadi me-, mem-,
men-, meny-, meng- menge. Keenam bentuk perubahan
prefiks meN- tersebut disebut alomorf dari prefiks meN-. Semua kata
berafiks meN- termasuk golongan kata verbal. Karena itu, afiks hanya
memiliki satu fungsi saja, ialah pembentuk kata verbal. Kata verbal meliputi
golongan kata kerja dan golongan kata sifat. Sebagian besar kata
bersifatmeN- termasuk golongan kata kerja yang aktif transitif, misalnya
kata menulis, memegang, menggali, dan ada yang termasuk golongan kata
kerja yang intransitif, misalnya kata-kata melebar, mendarat, yang
termasuk golongan kata sifat, misalnya kata mengantuk.
Makna
afiks meN- sebagai pembentuk kata kerja intransitif:
1. “Melakukan
suatu tindakan yang aktif”. Misalnya:memukul.
2. “Menghasilkan
atau membuat sesuatu hal”. Misalnya: menyalak.
3. Jika
kata dasar menyatakan tempat, kata yang mengandung arti meN- memiliki
arti “menuju ke arah”. Misalnya: menjauh.
4. “berbuat
seperti”, “berlaku seperti”. Misalnya:mendingin.
5. Jika
kata dasarnya menyatakan sifat atau bilangan, memiliki arti “menjadi”.
Misalnya: memerah.
6. meN-
+ bilangan adalah menyatakan “kesekian kalinya”. Misalnya: meniga hari.
Makna afiks meN- sebagai pembentuk kata
kerja transitif:
1. “Melakukan
sesuatu perbuatan”. Misalnya:menggambar.
2. “Memakai
atau mempergunakan atau bekerja apa yang tersebut dalam kata dasar”.
Misalnya: merokok : menghisap atau minum rokok
3. “Membuat
apa yang tersebut dalam kata dasar”. Misalnya: menggulai :
membuat gulai
Intinya
dapat dirangkum dalam satu makna ialah “melakukan tindakan yang berhubungan
dengan apa yang tersebut pada bentuk dasar”. Afiks meN- menyatakan “dalam
keadaan”, atau menyatakan makna “statif”.
Misalnya: mengantuk memiliki makna “dalam keadaan mengantuk”.
2.1.2 Afiks ber-
Tabel 2
Bentuk dasar kata berafiks meN-
Bentuk dasar kata-kata berafiks ber-
|
|||
pokok kata
|
kata sifat
|
kata benda
|
kata bilangan
|
Bertemu
ßtemu
|
Bergembira
ß gembira
|
bersepeda
ß sepeda
|
berdua
ß dua
|
Semua kata berafiks ber- termasuk golongan
kata verbal. Karena itu, afiks hanya memiliki satu fungsi saja, ialah pembentuk
kata verbal (kata kerja).
1. Afiks ber- menyatakan
“suatu tindakan aktif”.
è Misalnya terdapat pada kata: berjuang
2. Afiks ber- menyatakan
“dalam keadaan atau menyatakan makna “statif”.
è Misalnya terdapat pada kata: bergembira.
3. Afiks ber- menyatakan
“kumpulan yang terdiri atas jumlah yang tersebut pada bentuk dasar”, kecuali
pada kata bersatu. Disini afiks ber-menyatakan “menjadi satu”.
è berdua : “kumpulan yang terdiri dari dua”.
4. Afiks ber- menyatakan
berbagai kemungkinan makna bila bentuk dasarnya berupa kata benda.
è makna memakai atau mempergunakan
berkereta
api :
“mempergunakan atau naik kereta api”
è makna mengendarai
bersepeda :
“mengendarai sepeda”
è makna mengeluarkan
bersuara :
“mengeluarkan suara”
è makna mengadakan
berpesta :
“mengadakan pesta”
è makna mengusahakan
berladang :
“mengusahakan ladang”
è makna membuat apa yang tersebut dalam kata
dasar
menggulai :
“membuat gulai”
Intinya dirangkum dalam satu makna ialah “melakukan
perbuatan berhubung dengan apa yang tersebut pada bentuk dasar.
5. Afiks ber- menyatakan
makna yang tersebut pada nomor 4 diatas, afiks ber- mungkin juga menyatakan
makna “mempunyai apa yang tersebut pada bentuk dasar”. Misalnya:
è berayah :
“mempunyai ayah”
2.1.3 Afiks di-
Prefiks "di-" berfungsi membentuk kata
kerja dan menunjukkan tindakan pasif, di mana tindakan atau obyek tindakan
adalah fokus utama dalam kalimat itu, dan bukan pelaku. Afiks di- hanya
mempunyai satu fungsi yaitu membentuk kata pasif. Misalnya:
diambil ß mengambil
sedangkan maknanya adalah menyatakan “suatu tindakan
yang pasif”.
Tabel 3
Perbedaan prefiks di- dan me-
Kalimat Pasif (di-)
|
è
|
Kalimat Aktif (meN-)
|
ditulis
|
menulis
|
|
diketik
|
mengetik
|
|
dijemput
|
menjemput
|
|
dikelola
|
mengelola
|
|
didengar
|
Mendengar
|
2.1.4 Afiks ter-
· Afiks ter- mempunyai
fungsi pembentuk kata pasif.
Misalnya pada contoh:
bawa à terbawa
· Selain
itu, ada beberapa fungsi ter- yang mempunyai fungsi pembentuk kata aktif.
Misalnya pada contoh:
tidur à tertidur
· Pembentuk
kata sifat.
Misalnya pada contoh:
tinggi à tertinggi
Dalam hal benfungsi sebagai pembentuk kata pasif,
terdapat perbedaan-perbedaan antara afiks ter- dan afiks di-.
Perbedaan-perbedaan itu dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1. Pasif ter- sangat
tidak mementingkan pelaku tindakan, berbeda dengan pasif di-, yang masih
memperhatikan pelaku tindakannya.
ter- : Dengan demikian, dua
dunia terjembatani.
di- : Kaum pria yag menjatuhkan talak atau
kawin lagi secara semena-mena dan sewenang-wenang, bisa dituntut ke
pengadilan oleh isterinya.
2. Pada
umumnya, pasif ter- lebih mengemukakan hasil tindakan, atau lebih
menggunakan aspek perfektif, berbeda dengan pasif di- yang lebih
mengemukakan berlakunya tindakan.
ter-: Dalam operasi itu
ikut terciduk beberapa anak perempuan.
di- : Dalam operasi itu
ikut diciduk beberapa anak perempuan.
3. Pasif ter- menyatakan
ketidaksengajaan sedangkan, pasif di- menyatakan tindakan yang
dilakukan dengan sengaja.
ter- : Di kota seperti Jakarta itu kita akan
terdorong untuk bekerja dengan kekuatan yang berlipat.
di- :
Di kota seperti Jakarta itu kita akan terdorong untuk bekerja
dengan kekuatan yang berlipat.
4. Pasif ter- menyatakan
kemungkinan, sedangkan pasif di- tidak demikian.
ter- : tak terbaca
di- : tak dibaca
Makna afiks ter- dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Menyatakan
makna “aspek perfektif”
terbagi :
“sudah dibagi”
2. Menyatakan
makna ketidak sengajaan.
tercoret :
“tidak sengaja telah mencoret”
3. Menyatakan
ketiba-tibaan.
Ia terbangun dari
tidurnya :”Ia tiba-tiba bangun dari
tidurnya”
4. Menyatakan
suatu “kemungkinan. Pada umumnya didahului dengan kata
negatif tidak atau tak.
tidak
ternilai :
“tidak dapat dinilai”
tak
terpahami :
“tidak dapat dipahami”
5. Menyatakan
makna “paling”
tercantik :
“paling cantik”
2.1.5 Afiks peN-
Kata berafiks peN- sebagian besar adalah kata
benda, misalnya pembaca dan pencetus. Selain itu, ada yang
termasuk golongan kata sifat, misalnya penakut, dan pemalas.
Kata pemalas termasuk kata benda, tetapi
jika sedikit di ubah menjadi “Ia sangat pemalas”. Kata tersebut berubah menjadi
kata sifat.
Makna afiks peN-:
1. Menyatakan
makna “orang yang (biasa) melakukan tindakan yang tersebut pada bentuk dasar”.
pembaca :
“orang yang (biasa) membaca”
2. Menyatakan
makna “alat yang dipakai untuk melakukan tindakan yang tersebut dalam bentuk dasar.
pemeotong :
“alat untuk memotong”
3. Menyatakan
makna “yang memiliki sifat tersebut pada bentuk dasarnya”.
pemalu :
“yang mempunyai sifat malu”
4. Menyatakan
makna “yang menyebabkan adanya sifat yang tersebut pada bentuk dasar”.
pengdingin :
“yang menyebabkan menjadi dingin”
5. Menyatakan
makna “yang memiliki sifat tersebut pada bentuk dasar dengan sangatnya”.
pemalu :
yang mempunyai sifat malu dengan sangatnya”
6. Menyatakan
makna “yang biasa melakukan tindakan berhubugan dengan benda yang tersebut pada
bentuk dasarnya”. Terdapat kata berafikspeN- yang bentuk dasarnya kata benda.
penyair :
“yang biasa menciptakan syair”
2.1.6 Afiks pe-
Jika afiks peN- sejalan dengan afiks meN-. Maka
afiks pe- sejalan dengan afiks ber-. Prefiks ini membentuk nomina yang
menunjukkan orang atau agen yang melakukan perbuatan dalam kalimat. Kata dengan
prefiks ini juga bisa memiliki makna alat yang dipakai untuk melakukan
perbuatan yang tersebut pada kata dasarnya. Apabila kata dasarnya berupa
kata sifat, maka kata yang dibentuk dengan prefiks ini memiliki sifat atau
karakteristik kata dasarnya.
Afiks pe- hanya memiliki satu makna, ialah
menyatakan “orang yang biasa/pekerjaannya/gemar melakukan tindakan yang
tersebut dalam bentuk dasar.
è petani :
“orang yang biasa/pekerjaannya/gemar bertani”
2.1.7 Afiks per-
Afiks per- hanya mempunyai satu makna, ialah
menyatakan “kausatif”.
1. Apabila bentuk
dasarnya berupa kata sifat, kausatif itu berarti “membuat jadi lebih . . .”
perluas :
“membuat jadi lebih luas”
2. Apabila bentuk
dasarnya berupa bilangan, kausatif itu berarti “membuat jadi . . .” atau
“membagi jadi . . .”
pertiga “membuat
jadi tiga”
3. Apabila bentuk
dasarnya berupa kata benda, kausatif itu berarti “membuat jadi atau menganggap
sebagai . . .”
pertuan :
“membuat jadi atau menganggap sebagai tuan”
2.1.8 Afiks se-
Fungsi afiks se- pada dasarnya melekat pada
kata benda, misalnya pada kata serumah. Dapat juga melekat pada kata lain
yang dapat membentuk kata penghubung, misalnya pada kata sebelum. Dapat
juga berfungsi sebagai pengubung dalam fungsi sintaksis, misalnya pada
kata setibanya berarti “setelah ia tiba”. Menambah afiks ini
dapat menghasilkan beberapa jenis kata. Prefiks ini sering dianggap sebagai
pengganti “satu” dalam situasi tertentu.
Afiks se- mempunyai makna sebagai berikut:
1. Menyatakan
makna “satu”
sebuah :
“satu buah”
2. Menyatakan
makna “seluruh”
sedunia :
“seluruh dunia”
3. Menyatakan
makna “sama seperti”
segunung :
“seperti gunung”
seluas
(tanahku) :
“sama dengan luasnya tanahku”
4. Menyatakan
makna “setelah”
Sekembalinya :
“setelah ia kembali”
2.1.9 Afiks ke-
Pada umumnya afiks ke- melekat pada bentuk
dasar yang termasuk golongan kata bilangan, misalnya keempat,
kelima dan seterusnya. Ada juga yang melekat dengan bentuk dasar bukan
bilangan, tetapi jumlahnya sangat terbatas,
misalnya kekasih dan ketua. Afiks ke- memiliki fungsi
membentuk pokok kata, misalnya ketahu.
Afiks ke- mempunyai dua makna ialah:
1. Menyatakan
kumpulan yang terdiri dari jumlah yang tersebut pada bentuk dasar. Misalnya:
Kelima
(orang) :
“kumpulan yang terdiri dari lima orang”
2. Menyatakan
urutan. Misalnya:
(pegawai) kedua
Selanjutnya: Fungsi dan Makna Sufiks (Akhiran) Asli
Bahasa Indonesia
Daftar Pustaka:
Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian Morfologi Bentuk
Derivasi dan Infleksional. Bandung: Refika Aditama
Ramlan, M. 1978. Morfologi Suatu Tinjauan
Deskriptif. Yogyakarta: U.B. Karyanto