Rabu, 08 Januari 2014

POLA FRASE


Seperti yang telah diketahui bahwa frase merupakan kelompok kata. Sebagai kelompok kata frase mungkin terdiri dari dua kata atau lebih sebagai unsure pembentuknya bahkan mungkin sekali merupakan gabungan frase dengan kata. Dengan kata lain, frase tidak selamanya berstruktur kata ditambah kata, mungkin berupa kata tambahan frase.
Secara umum pola struktur frase dalam bahasa Indonesia kemungkinana ada lima (suparno dan oka, I..N, 1994)
1.      Frase berbentuk dari kata tambahan kata atau F = K+K
Cotoh : baju mini        =  baju + mini
             Pohon itu        =  pohon + itu
             Cantik sekali    = cantik + sekali
             Sangat cepat    = sangat + cepat
2.      Frase terbentuk dari kata ditambah frase atau F = K+F
Contoh : baju adik saya                 =  baju + adik saya
               Dua mahasiswa baru      =  dua + mahasiswa baru
               Lima buku gambar          =  lima + buku gambar
               Di rumah adik                 =  di + rumah adik
3.      Frase terbentuk dari frase ditambah kata atau F =F + K
Contoh : anak kecil itu                  =  anak kecil + itu
               Koran baru saya             =  Koran baru + saya
               Wanita muda itu            =  wanita muda +itu
               Kawan lamamu              =  kawan lama + -mu
4.      Frase terbentuk dari frase ditambahan frase atau F=F+F
Contoh : rapat kita hari ini                         =  rapat kita + hari ini
               Perusahaan baru kakak saya        =  perusahaan baru+kakak saya
               Kenangan indah cinta kita         =  kenangan indah + cinta kita
               Lima orang mahasiswa baru        =  lima orang + mahasiswa baru
5.      Frase terbentuk dari kata ditambah klausa atau F = K+ KL
Contoh : ketika dia datang                       =  ketika + dia datang
               Jika bapak pergi                         =  jika + bapak pergi
B.     POLA KLAUSA
Berdasakan kategori unsure pengisi dan dengan memperhatikan tipe struktur klausanya dapatlah disusun pola klausanya sebagai berikut
1.      KL = FB + FB
Contoh : dia guru
         Mereka mahasiswa baru
         Buku itu bahasa Indonesia
         Orang itu karyawan perusahaan
2.      Kl = fb+fk
Contoh :  ibu memasak
          Adik belajar
          Mereka sedang berjalan-jalan
          Anak itu sedang menangis
3.      Kl = fb + fs
Contoh : sepatu itu rusak
         Anak itu nakal
         Adik perempuannya cantik
         Batu itu sangat keras
4.      Kl = fb +fd
Conoh : Mereka diruang tengah
        Ayah ke kantor
        Ani ke kampus
        Gadis itu dari tegal
5.      Kl = fb +fbil
Contoh : Kelerengnya 6 buah
         Burungnya empat ekor
         Jumlah buku itu tujuh buah
         Keluarganya tujuh orang
6.      Kl = fb + fk
Contoh : Adik mengambil buku
          Dia menarik bajuku
          Erni sedang menyiram tanaman
          Kambing itu sedang makan rumput
7.      Kl = fb+fk+fb+fb
Contoh : Kakak mengambilkan adik baju
         Paman mencarikan saya rumah kontrakan
         Anton memberikan kekasihnya bunga anggrek
         Ani membelikan pacarnya saputangan baru
C.     KALIMAT
1.      Hubungan makna “Penjumlahan” ditandai dengan adanya kata hubung dan atau lagi. Kata ini menghubungkan antara klausa satu dengan kalusa lainnya dalam suatu konstruksi kalimat
Contoh : setiap sore erni menyapu dan mengepel lantai
         Dia membuka buku pelajarannya dan mulai membacanya
         Ayah saya dan kakakmu pergi ke kantor
         Gadis itu cantik lagi molek
2.      Hubungan makna “Pemilihan”  adalah hubungan makna yang menyatakan bahwa ada satu pilihan tersebut pada klausa-klausanya. Hubungan makna pemilihan ini ditandai dengan adanya kata hubung atau.
Contoh : kamu membeli buku ini atau pinjam ke perpustakaan
         Kita melihat pameran itu atau duduk disini
         Engkau akan membeli mobil atau membangun rumah
Pada kalimat diatas mengandung makna pemilihan pada kalimat yang pertama orang yang diajak bicara adalah kamu diminta memilih satu pembeli buku itu atau pinjam diperpustakaan.
3.      Hubungan makna “Perlawanan” adalah hubungan makna yang menyatakan bahwa yang dinyatakan dalam kalusa yang satu berlawanan dan berbeda dengan apa yang dinyatakan dalam klausa yang lain. Hubungan makna perlawanan ditandai dengan kata hubung tetapi, melainkan, padahal
Contoh : rumah itu bagus tapi tamannya tidak terpelihara
         Dia tidak suka membeli buku padahal uangnya banyak
         Dia tidak sedang belajar melainkan membaca komik
        Meskipun dia sakit, tetapi dia datang juga
4.      Hubungan makna “Perurutan” adalah makna yang menyatakan bahwa peristiwa, keadaan, atau perbuatan yang dinyatakan dalam klausa itu berurutan. Hubungan makna ini ditandai dengan kata hubung lalu atau kemudian
Contoh : dia berhenti sebentar, lalu berjalan lagi
         Dia mengambil sandal, lalu meletakannya diatas kursi
         Ibu mengunci pintu, kemudian tidur
5.      Hubungan makna “Lebih” biasanya ditambah dengan kata hubung bahkan atau malahan
Contoh : mobil itu sudah rusak bahkan kini tidak dapat berjalan
         Dia marah-marah bahkan gelaspun dilemparkannya
         Dia tidak pernah menegur malahan bertemu mukapun tidak mau
6.      Hubungan makna “Waktu” menyatakan terjadinya suatu peristiwa perbuatan atau keadaan yang tersebut dalam klausa inti. Kata penghubung biasanya ketika, ewaktu, selama, sesudah, sebelum, setiap kali, dan lain sebagainya
Contoh : ketika ayah pergi, dia tinggal di rumah
         Dia selalu mencuci tangannya sebelum dia makan
         Dia langsung tidur setelah dia makan
7.      Hubungan makna ”Perbandingan” adalah hubungan makna kata yang menyatakan perbandingan apa yang dinyatakan pada klausa inti dengan apa yang dinyatakan pada klausa bawahannya.  Kata penghubung biasanya, daripada, seperti, seolah2
Contoh : mereka lebih suka berjalan daripad naik bus
         Mukanya pucat seperti orang yang sedang ketakutan
8.      Hubungan makna “Sebab” adalah hubungan yang menyatakan sebab atau alasan yang ada pada klausa bawahan tentang terjadinya suatu peristiwa atau perbuata yang tersebut pada klausa ini
Contoh : karena sakit, dia tidak berangkat ke sekolah
         Dia tidak naik kelas sebab tidak pernah belajar
         Gadis itu pingsan karena terlalu lelah
9.      Hubungan makna ”Akibat” hubungan yang menyatakan bahwa apa yang tersebut pada kalusa bawahan merupakan akibat dari apa yang dinyatakan dari klausa inti. Hingga, sehingga, sampai-sampai
Contoh : dia sangat malu hingga mukanya terlihat merah
10.  Hubungan makna “Syarat” hubungan menyatakan bahwa klausa bawahan merupakan syarat bagi terjadinya apa yang dinyatakan pada klausa inti. Jika, apabila, kalau
Kamu akan berhasil jika kamu berusaha dengan sungguh2.
11.  Hubungan makna “Pengandaian” hubungan yang menyatakab klausa sebagai pengandaian atau sebagai syarat yang tidak mungkin terlaksananya apa yang ada pada klausa inti. Andaikata, seandainya, sekiranya dan andaikan.
12.  Hubungan makna “Harapan” klausa bawahan merupakan suatu yang diharapakan, bila apa yang dinyatakan klausa inti terlakasana. Agar, supaya, dan biar.
13.  Hubungan makna “Penerang” klausa bawahan menerangakn salah satu unsure yang terdapat dalam klausa inti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar