Jumat, 10 Januari 2014

ANALISIS NOVEL SEPATU EMAS UNTUKMU KARYA MARIA A SARDJONO

Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................................ i
Daftar Isi .......................................................................................................................... ii

Bab I       Pendahuluan
1.1  Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3  Tujuan .................................................................................................................... 2
1.4  Manfaat ................................................................................................................. 2
Bab II      Landasan Teori
2.1  Pengertian sastra .................................................................................................... 3
2.2  Bentuk-bentuk sastra.............................................................................................. 3
2.3  Prosa fiksi............................................................................................................... 3
2.4  Jenis-jenis prosa fiksi ............................................................................................. 3
2.5  Novel  ................................................................................................................... 10
2.6  Unsur-unsur novel ................................................................................................. 11
Bab III    Analisis Unsur Intrinsik Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata
3.1 Sekilas tentang pengarang .................................................................................... 12
3.2  Sinopsis novel Sepatu Emas Untukmu karya Maria A Sardjono........................... 12
3.3 Tema ..................................................................................................................... 14
      3.4 Alur/plot ............................................................................................................... 14
3.5 Tokoh dan perwatakan.......................................................................................... 18
3.6  Latar/Setting.......................................................................................................... 28
3.7  Gaya pengarang..................................................................................................... 32
3.8  Titik pengisahan..................................................................................................... 34
3.9 Amanat ................................................................................................................. 34
Bab IV    Simpulan
4.1         Kesimpulan  ..................................................................................................... 36
Daftar Pustaka


ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang letak dan hubungan bagian-bagian tubuh manusia, namuh pada permasalahan ini yang di maksud Anatomi yaitu yang mempelajari bagian-bagian atau yang berhubungan dengan karya sastra, terutama dalam bentuk karya sastra novel. Prosa adalah wacana dalam bentuknya yang bebas, tidak terikat oleh ketentuan yang berlaku pada sajak atau puisi. Fiksi adalah khayalan rekaan, cerita yang ditulis berdasarkan rekaan atau hasil daya khayal pengarang, missal novel, cerpen. Jadi Anatomi Prosa Fiksi adalah Ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian yang terdapat pada karya sastra, dengan bentuk wacana yang bebas atau tidak terikat oleh ketentuan yang berlaku pada sajak atau puisi, serta dalam karya sastra tersebut mempunyai daya khayal oleh pengarang tersebut yang di tuangkan kedalam bentuk karya sastra, salah satunya yakni karya sastra yang berupa novel.
Dalam dunia sastra sendiri terdapat pula bentuk karya sastra yaitu, Puisi, Prosa Fiksi, dan Drama. Dan yang terdapat pada makalah ini yaitu tentang permasalahan yang berkaitan dengan prosa fiksi atau lebih di khususkan tentang novel. Dalam novel tersebut terdapat unsur ntrinsic atau lebih dikenal unsur yang terdapat di dalam novel tersebut yakni yang mengkaji tentang isi atau yang terdapat di dalam novel tersebut, misalnya Tema novel, Alur/Plot, Tokoh dan Perwatakan, Latar/Setting, Gaya, Titik Pengisahan, dan Amanat, serta unsur ekstrinsik seperti mengenai tentang Pendidikan, Keagamaan, Soaial Budaya, Politik, Adat Istiadat dan hal itu semua yang terdapat atau yang mendukung bahwa pada novel tersebut selain mempunyai ide pokok dimana bahwa novel tersebut mempunyai nilai-nilai yang bisa menjadi ciri khas pada novel tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis hanya akan membuat atau menganalisis tentang unsur ntrinsic yang terdapat pada novel yang berjudul “Sepatu Emas Untukmu “ karya Maria A Sardjono.


1
1.2  Perumusan Masalah
Dalam menganalisis novel yang berjudul Sepatu Emas Untukmu karya Maria A Sardjono, maka timbul beberapa pertanyaan yang di jadikan sebagai perumusan masalah, seperti :
1)      Apa Tema yang terdapat pada Novel tersebut ?
2)      Bagaimana Alur/Plot pada novel tersebut ?
3)      Siapa Tokoh yang terdapat pada novel tersebut ? dan Bagaimana Perwatakan Tokoh tersebut ?
4)      Dimana Latar/Setting yang terdapat pada novel tersebut ?
5)      Gaya apa yang di gunakan oleh pengarang dalam novel tersebut ?
6)      Bagaimana Titik Pengisahannya yang terdapat pada novel tersebut ?
7)      Apa Amanat/Pesan yang disampaikan oleh pengarang yang terdapat pada novel tersebut ?
1.3  Tujuan Penelitian
Dalam menganalisis novel ini penulis mempunyai tujuan penelitian, di antaranya :
1)      Ingin mengetahui Unsur Intrinsik yang terdapat pada Novel tersebut, seperti :
Tema atau pokok permasalahan yang terdapat pada cerita tersebut, Bagaimana Alur/Plot dari cerita tersebut, Siapa Tokoh dan Bagaimana Perwatakan dari Tokoh yang ada pada cerita, Dimana Latar/Setting yang di ceritakan oleh pengarang melalui Tokoh tersebut, Gaya apa yang di gunakan oleh Pengarang tersebut dalam ceritanya, Bagaimana Titik Pengisahannya yang terdapat pada novel tersebut, dan Apa Amanat/Pesan yang terdapat pada cerita/novel dari si pengarang tersebut.
2)      Ingin mengetahui nilai apa yang terkandung pada novel tersebut di dalam kehidupan sehari-hari.
3)      Ingin mengetahui Biografi dari Pengarang tersebut ?
1.4  Manfaat Penelitian
Dari analisis novel tersebut mempunyai manfaat khususnya untuk penulis yaitu bisa lebih mengetahui unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada novel tersebut, sehingga pada saat membaca novel bisa menguasai atau bisa mengetahui lebih tentang apa yang terdapat pada novel tersebut. Serta manfaat lainnya yaitu dapat berupa sebagai alat pembantu dalam membaca novel dan bisa mengetahui sekilas tentang biografi dari pengarang, dengan di lakukannya penelitian itu semua bisa menjadi lebih memudahkan kepada si pembaca mengenai unsur-unsur intrinsik novel serta bisa juga menambah wawasan kita dalam membaca bentuk dari karya sastra tersebut, salah satunya yaitu novel.
2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sastra
      Perlu kembali diingat bahwa pengertian sastra adalah hasil karya kreatif manusia yang menggunakan bahasa sebagai media ekspresinya baik lisan maupun tulisan. Atau bisa di sederhanakan menjadi karya seni yang menggunakan bahasa sebagai medianya baik lisan maupun lisan. Ada kata seni di sana, artinya ada faktor-faktor estetika yang sangat diperhitungkan dalam proses penciptaannya, dan faktor yang menonjol dalam perhitungan estetika tentu saja imajinasi. Ada Pengertian lain dari Sastra yaitu Bahasa dalam karya tulis yang mampu menggetarkan jiwa, indah, tulisan/huruf (Kamus Besar Bahasa Indonesia Masa Kini).
2.2 Bentuk-bentuk Karya Sastra
      Dalam Sastra terdapat pula bentuk-bentuk dari karya sastra itu sendiri yaitu ada tiga penggolongan yang menjadi bentuk dari karya sastra yaitu Pertama Puisi, Kedua Prosa Fiksi, dan Ketiga Drama.
Puisi adalah bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan gaya dendang.
Prosa adalah bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan gaya cerita
Drama adalah bentik karya sastra yang diungkapkan dengan cara dialog.
2.3 Prosa Fiksi
      Prosa Fiksi bisa disebut juga Cerita Rekaan/Cerkan yang mempunyai pengertian yaitu prosa atau karangan bebas yang dimuati imajinasi di dalamnya. Seperti yang di tulis Panuti Sudjiman dalam ‘Kamus Istilah Sastra’ misalnya, ia membuat pengertian cerkan sebagai cerita yang mempunyai tokoh, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi, dalam ragam prosa (Panuti Sudjiman: 1984 :16).
2.4 Jenis-jenis Prosa Fiksi
Prosa fiksi dapat di golongkan kedalam beberapa jenis, dasar penggolongan dapat dilakukan berdasarkan kurun waktu, gaya ungkap, isinya dan unsur-unsur yang menonjol.
A.    Penggolongan berdasarkan kurun waktu atau jaman
   Dilihat dari kurun waktu atau jaman, prosa fiksi atau cerkan dapat digolongkan pada proses fiksi lama dan fiksi baru.

3
       Prosa fiksi atau cerkan lama
       Cerkan lama masih terbagi lagi pada jenis-jenis cerkan sebagai berikut :
1)      Dongeng
                             Dongeng yang sering disebut juga foklore merupakan cerita rekaan yang pendek pada umumnya mengisahkan peristiwa dengan memasukan hal-hal keajaiban dan tidak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata. Dongeng hidup dalam masyarakat secara turun temurun. Dilihat dari isinya dongeng terbagi lagi pada beberapa jenis yaitu :
a.                          Dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan (MITE)
Mite atau mitos berasal dari bahasa yunani yaitu mythos yang artinya cerita dewata tentang bumi dan segala isinya. Mite sangat berhubungan dengan kepercayaan suatu masyarakat setelah melihat kejadian alam.
b.                            Dongeng yang dihubungkan dengan kenyataan alam (LEGENDA)
Dongeng ini hasil rekaan yang dicari-cari setelah melihat keadaan alam yang menyerupai sesuatu, misalnya gunung yang menyerupai perahu terbalik, batu karang yang menyerupai kapal dan lain-lain.
c.                             Dongeng yang berhubungan dengan kepahlawana (SAGE)
Sage merupakan cerita yang bersandar pada fakta sejarah, walaupun tidak menjamin bahwa itu sejarah. Doneng ini sering menceritakan asal-usul sesuatu yang ada dalam sejarah. Misalnya dongeng Loro Jongrang dan Ken Arok.
d.                           Dongeng yang berhubungan dengan kehidupan binatang (FABEL)
Fabel adalah cerita tentang binatang yang seakan-akan berlaku sebagai manusia. Tokoh-tokoh dalam cerita itu adalah binatang tapi karakter seperti kecerdikan, kemalasan dan sebagainya adalah gambarab simbolik tentang manusia. Dongeng tersebut misalnya kancil dan buaya.
e.                             Dongeng jenaka
Dongeng jenaka sering diebut juga dongeng pelipur lara. Meski begitu dongeng ini mengandung juga unsur-unsur didaktis yang berupa sindiran halus bagi orang-orang tertentu, tentang orang malas. Misalnya disetiap daerah biasanya mempunyai tokoh-tokoh jenaka seperti Si Kabayan dan Pak Belalang.


4
2)      Hikayat
                 Hikayat merupakan cerita rekaan lama yang panjang dan mengisahkan peristiwa dengan memasukkan unsur keajaiban seperti dongeng. Cerita ini biasanya berpusat pada kehidupan raja-raja, keluarga dan pembantu dekatnya
       Ciri-ciri hikayat yang universal antara lain :
a.         Adanya tokoh pusat yang dikelilingi oleh tokoh sampingan yang keseluruhannya mewakili sejumlah kelompok tertentu
b.        Dalam segala situasi tokoh pusat selalu menonjol dalam hal kebaikan dan keunggulan.
c.         Perlawanan terus menerus antara dua pihak, yaitu pihak yang baik dan hendak memantapkan kembali keserasian hukum alam semesta yang terancam oleh pihak jahat.
d.        Perlawanan antara kebaikan dan kejahatan mengakibatkan peperangan stereotip yang tidak pernah berhenti.
e.         Pada umumnya berbentuk tulisan tangan dan diperbanyak dengan cara menyalinnya.
       Hikayat dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
a.         Cerita-cerita melayu
b.        Cerita-cerita panji dari Jawa
c.         Cerita-cerita bersumber Epos Hindu
d.        Certa-cerita dari dunia islam
e.         Cerita-cerita pantun sunda
f.         Cerita wawacana
3)        Cerita Sejarah
                        Ceita sejarah adalah cerita tentang raja-raja atau kepala negeri yang biasanya bersndar pada kenyataan sejarah, namun tidak seluruhnya merupakan fakta sejarah. Pengelompokkan ini lebih cenderung melihat dari isi cerita yang dilihat sangat nampak unsur rekaan sejarah. Beberapa diantara cerita yang tergolong cerita sejarah ini adalah Hikayat Raja-raja Pasai dan Silsilah Raja-raja di Tanah Jawa.

A.     Penggolongan berdasarkan gaya ungkap atau tipenya
       Berdasarkan penggolongan ini cerkan dapat terbagi pada narasi, deskripsi dan semi dramatik.

5
a.         Narasi
                 Narasi adalah tipe cerita rekaan yang gaya ungkapnya menuturkan. Cerkan tipe ini biasanya memberikan kesan lancar dari awal, tengah sampai akhir. Kesan yang timbul adalah kesan kuantitatif, banyak meski Cuma sepintas-sepitas saja.
b.        Deskripsi
                 Deskripsi adalah tipe certita rekaan yang gaya ungkapnya melukiskan atau menggambarkan secara rinci. Cerkan tipe ini biasanya memberikan kesan kualitatif, sedikit tapi dalam dan detail.
c.         Semi Dramatik
                 Semi dramatik adalah tipe cerita rekaan yang gaya ungkapnya bercakap-cakap, baik berupa dialog atau monolog. Sedangkan dalam gaya ungkap dialog terdapat percakapan antara tokoh satu dengan tokoh lainnya.
Pembagian tersebut hanya merupakan dasar teoriti saja, kalau pun cerkan dapat dikatakan cerkan narasi misalnya, hal itu karena ungkapan narasi nampak mendominasi ungkapan lainnya, demikian juga untuk tipe lainnya seperti deskripsi dan semi dramatik.
B.     Penggolongan berdasarkan isi
                 Cerita rekaan dapat digolongkan pula berdasarkan isi dan struktur ceritanya. Tetapi penggolongan ini lebih cenderung diperuntunkan pada novel atau roman. Berdasarkan sumber yang ada, maka penggolongan berdasarkan isi ini cukup dengan contoh-contoh dari roman atau novel. Tetapi tentu saja ini sekedar contoh, artinya proses pandang mengenai hal ini harus dilebarkan pada jenis cerkan yang lainnya.
a.         Roman atau Novel Bertendens
                 Tendens berarti tujuan, artinya novel bertendens adalah novel bertujuan. Hal ini nampak dari cerita yang diungkapkan menunjukkan keganjilan-keganjilan dan kepincangan-kepincangan dalam kehidupan suatau masyarakat dengan tujuan untuk memperbaikinya. Kepincangan atau keganjilan dapat meliputi wilayah permasalahan sosial, politik atau religius yang pada akhirnya akan membangkitan  pandangan-pandangan tertentu seperti ajaran  semangat, dan pendapat (Panuti Sudiman : 1984 : 65 ). Untuk novel seperti ini sering dicontohkan “Harimau-harimau”.


6
b.        Roman atau Novel Sejarah
                 Roman atau novel sejarah ini melukiskan kehidupan tokoh-tokoh cerita dalam suatu masa sejarah, atau bersender pada kenyataan sejarah. Tokoh yang ada di dalamnya bisa jadi adalah tokoh historis ditambah tokoh rekaan, atau bahkan rekaan seluruhnya.
c.         Roman atau Novel Psikologi
                 Roman atau novel psikologi merupakan cerita yang terpusat pada ehidupan emosional para tokohnya dan yang menjajaki tingkatan kegiatan mentalnya yang berbeda-beda. Novel ini lebih mementingkan alasan dan tujuan tindakan itu sendiri.
d.        Roman atau Novel Perjuangan
                 Roman atau novel perjuangan merupakan cerita perjuangan yang dialami tokoh-tokohnya dalam mencapai cita-cita atau memepertahankan kemerdekaan bangsanya. Cerita seperti ini nampak dalam ‘Jalan Tak Ada Ujung’ karya Muchtar Lubis.
e.         Roman atau Novel Sosial
                 Roman atau novel sosial juga sering disebut novel masyarakat. Novel ini menceritakan suka duka kehidupan tertentu dalam lapisn sosial tertentu. Biasanya menceritakan kepincangan-kepincangan sosial akibat hubungan buruk antara manusia dengan manusia lainnya.
f.         Roman atau Novel Detektif
                 Roman atau novel detektif merupakan cerita yang penuh rahasia dalam penyelidikan yang cukup mendebarkan serta penuh ketegangan yang bertahap. Urutan kejadian atau plot sangat merangsang padahan atau bayangan mengenai kejadian selanjutnya. Alasannya pembaca seakan diajak memikirkan penyelesaian masalah yang ada dalam cerita
g.        Roman atau Novel Anak
                 Roman atau novel anak merupakan cerita kehidupan anak-anak dengan segala suka dukanya. Novel ini ada diperuntunkan kepada orang tua sebagai bahan didikan anaknya, ada pula yang khusus diciptakan dengan perhitungan sebagai bahan bacaan anak-anak.
h.        Roman atau Novel Adat
                 Roman atau novel adat merupakan cerita tentang persoalan adat istiadat yang dianggap perlu diperhitungkan dalam kehidupan manusia. Cerita ini biasanya mempersoalkan adat yang telah dianggap kuno bagi kemajuan jaman pada maa novel ditulis.
7
i.          Roman atau Novel Keagamaan
                 Roman atau novel ini merupakan cerita yang berhubungan dengan keagamaan. Cerita dalam novel ini merupakan nasehat keagamaan dengan memberikan contoh-contoh kongkrit sebab akibat yang diderita oleh para tokohnya.
j.          Roman atau Novel Percintaan
                 Roman atau novel percintaan merupakan cerita yang disusun berdasarkan pokok persoalan cinta. Cerita cinta biasa berkembang dalam kehidupan remaja, dewasa dan keluarga. Novel seperti ini banyak sekali digemari oleh para pembaca terutama para remaja.

C.     Penggolongan Berdasarkan Pada Pola Umum Yang Telah Amat
      Popular
                 Roman atau novel dapat pula dibagi berdasarkan penggolongan pola umum kepopulerannya. Berdasarkan penggolongan ini hanya ada dua jenis yaitu Roman atau Novel Populer dan Roman atau Novel Serius.
1)        Roman atau Novel Populer
                 Roman atau novel populer atau sering disebut novel pop merupakan karya sastra yang dikategorikan sebagai satra hiburan dan komersial. Kategori hiburan dan komersial ini menyangkut selera orang banyak yang terlalu diperitungkan oleh penciptanya sehingga kualitas sastra menjadi sedikit terabaikan. Tema yang diangkat biasanya persoalan yang biasa saja alias tema kebanyakan yang telah banyak diketahui orang. Yang termasuk ke dalam novel populer ini antara lain :
a.         Roman atau novel detektif
b.        Roman atau novel picisan
c.         Roman atau novel western
d.        Roman atau novel silat
e.         Roman atau novel percintaan
       Roman atau novel populer di Indonesia biasnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.         Umumnya bertema cint tanpa persoala serius yang peristiwanya terjadi pada tokoh-tokoh laki-laki atau wanita muda yang ganteng dan cantik. Dalam pemilihan tema tidak terlalu banya penjelajahan bai kemungkinan-kemungkinan pengembangan pokok persoalan dan pengembangan karakter dari tokoh yang disajikan.
8
b.        Alur terasa datar saja dan sering mengabaikan variasi karakterisasi tokoh sehingga terasa dangkal.
c.         Menggunakan bahasa yang aktual, lincah, dan gaya bercerita yang sentimental.  Bahasa Indonesia digunakan secara konvensional yang banyak memasukan jargon-jaron pada masa dibuat.
d.        Bertujuan hiburan sehingga cerita disuguhkan dengan cara mengasyikan, ringan, namun tetap memiliki ketegangan. Kesederhanaan watak para tokoh diorientasikan untuk pemenuhan selera populer.
e.         Punya pembaca masl karena sifatnya yang komersial.
2)        Roman atau Novel Serius
                 Roman atau novel serius disebut juga novel literer merupakan novel bermutu sastra. Disebut novel serius karena keseriusannya dalm menjangkau masalah kehidupan manusia yang diungkapkan pengaangnya. Novel ini menyajikan persoalan-persoalan hidup manusia dengan daya tilik yang teliti dan serius, penuh perenungan hakiki manusia yang dalam. Oleh sebabitu jenis novel ini biasanya langgeng dan bemanfaat bagi penyempurnaan kearifan hidup manusia, disamping hiburan pesona yang nikmat.
       Roman atau novel serius ini di Indonesia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.         Tema mengetengahkan pokok persoalan hidup manusia yang universal dan aktualisasinya abadi.
b.        Peggarapan cerita tidak sesuai dipermukaan saja tetapi menjarah jauh pada hakiki kehidupan.
c.         Isi cerita penh inovasi, segar dan baru. Penuh penafsiran hidup yang jitu, merekam alam dan menyajikannya kembali dengan berbagai kemungkinan.
d.        Bahasanya standar dan terpelihara serta memuat gaya-gaya bahasa yang telah diperhitungkan sedemikian rupa.
e.         Karakterisasi tokoh sangat diperhitungkan sehingga yang muncul adalah tokoh-tokoh yang unik dan jarang terjangkau dalam kehidupan seari-hari.
f.         Novel ini kurang punya pembaca masal, tetapi bagi pembacanya akan menambah pengalaman hidup baru, sehingga pembaca akan semakin arif dalam menjalani hidup ini.
D.     Penggolongan berdasakan unsurnya yang menonjol
Roman atau novel dapat juga digolongkan berdasarkan unsurnya yang menonjol. Penggolongan ini memunculkan jenis nvel plot, novel watak dan novel tematis.
9
1.        Roman atau Novel Plot
                 Roman atau novel jenis ini menekankan pada susunan plot sebagai unsur yang paling ditonjolkan. Dalam nvel ini susunan peistiwa dirangkai dengan seksama sehingga mampu menarik perhatian pembacanya.
2.        Roman atau Novel Watak
                 Roman atau novel waak menekankan pada variasi dan penonjolan karakter pada tokohnya. Yang menjadi perhatian pengarangnya adalah manusia-manusia yang berkarakter menonjol, sehingga dalam ovel ini unsur yang lain seperti plot, setting, tema, dan lainnya tidak perlu diperhitungkan.
3.        Roman atau Novel Tematis
                 Roman atau novel ini sangat mengutamakan ide atau gagasan–gagasan baru sebagai tema. Biasanya pokok-pokok persoalan yang oleh orang lain tidak pernah terpikirkan muncul kepemukaan cerita. Tema yang ada sangat unik sehingga mampu menyedot perhatian pembaca dibandingkan unsur lainnya.

2.5 Novel
Istilah novel masuk ke Indonesia setelah masa kemerdekaan, pada masa penjajahan Belanda istilah yang lebih dikenal adalah roman. Abrams mengemukakan bahwa istilah novel berasal dari bahasa Italia novella yang secara harfiah berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa (Nurgiyantoro, 1995 : 9). Namun istilah novella mengalami pergeseran dalam kesusastraan Indonesia, istilah novella sering disamakan dengan novelet yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek.
Pengertian novel menurut Zaidan, dkk. adalah sejenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar, rekaan yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang dan mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik kisahan dan ragam yang menjadi dasar konvensi penulisan. Sedangkan menurut Yasin novel diartikan sebagai penceritaan kejadian yang luar biasa dari kehidupan yang luar biasa karena dari kejadian ini terlahir suatu konflik, suatu pertikaian yang mengalihkan jurusan nasib mereka (Kusmawi, 2005 : 14).

                                                10
      Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa novel adalah prosa imajinatif yang dibangun oleh unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang mengisahkan kehidupan dengan berbagai konflik di dalamnya.
2.6 Unsur-Unsur Novel
      Unsur novel terbagi menjai dua yaitu unsur intrinsik yaitu unsur yang membentuk cerkan dari dalam, dan unsur ekstrinsik yaitu unsur yang turut membentuk dari luar. Unsur ekstrinsik adalah segala unsur luar yang dominan dan turut mempengaruhi proses terciptanya cerita rekaan. Unsur ini biasanya melekat dengan diri pengarang pada hidupnya, seperti agama, adat istiadat, psikologi, ekonomi, sejarah, pendidikan dan lain-lain.
                              Sedangkan unsur intrinsik adalah unsur dari dalam sastra itu sendiri, dan merupakan stu organiasasi yang terjalin satu sama lain yang secara bersama-sama membentuk cerita. Unsur tersebut meliputu tema, alur atau plot, tokoh dan perwatakan, lattar atau setting, titik pengisahan atau juru cerita, gaya pengarang dan amanat.
      Di bawah ini ada penjelasannya dari unsur-unsur intrinsik yaitu :
-     Tema
Cerita rekaan tercipta setelah pengarang memperoleh pengalaman. Dari pengalaman itulah akan di peroleh persoalan-persoalan yang beraneka ragam yang lantas di jadikan sumber ide. Pokok persoalan yang menarik bagi pengarang cerkan selalu persoalan manusia karena hidup manusia memang selalu penuh dengan benturan-benturan atau konflik. Konflik itu mungkin konflik manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan dirirnya sendiri, manusia dengan kepercayaan. Manusia dengan alam, dan lain sebagainya. Tema dalam cerita rekaan tidak dapat di temukan secara eksplisit. Pembaca akan mendapatkannya setelah membaca seluruh isi cerita rekaa. Penentuan sebuah tema dihasilkan dari pengambilan kesimpulan atas segala paparan peristiwa dari awal sampai akhir cerita.
-     Alur atau Plot
Peristiwa-peristiwa yang tersusun menjadi cerita tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan terjalin dalam suatu susunan yang sambung menyambung berdasarkan hukum sebab akibat. Ini berarti setiap peristiwa yang tertuang akan mempunyai sebab mengapa peristiwa itu terjadi. Peristiwa itu pun akan berakibat pula pada peristiwa berikutnya. Begitu seterusnya berlanjut dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya,
11
hingga kumpulan peristiwa itu menjadi cerita yang panjang dan akhirnya selesai. Peristiwa-peristiwa yang tersusun menjadi sebuah cerita dari awal hingga akhir yang tersambung berdasarkan hukum sebab akibat itulah yang kemudian di sebut sebagai alur atau plot.
-     Tokoh dan Perwatakan
Manusia yang berada dalam cerita rekaan tersebut di sebut sebagai tokoh. Semua tokoh dalam cerita rekaan adalah tokoh rekaan, artinya tidak akan ada dalam dunia nyata. Bisa jadi akan ada kemiripan sifat-sifat yang sama dengan seseorang dalam hidup yang nyata.
Ada beberapa jenis tokoh yang mungkin terdapat dalam sebuah cerita rekaan yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh-tokoh tersebut akan menampilkan wayak atau karakternya, yaitu sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah lakunya. Pengarang yang berpengalaman tentu akan mampu menggambarkan watak tokohnya sedemikian rupa sehingga memungkinkan cerita menjadi menarik.

-     Latar atau setting
Latar atau setting adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, suasana, dan lingkungan sosial yang terdapat dalam cerita. Latar berguna untuk memperkuat tema, plot, watak tokoh, dan membangun suasana cerita. Dengan begitu akan lebih memudahkan bagi para pembaca untuk memahami jalan cerita. Dalam latar di sini terdapat beberapa latar, diantaranya seperti latar tempat, latar waktu, latar social, dan latar suasana.

-     Titik Pengisahan
Titik pengisahan di sebut juga sudut pandang atau juru cerita ( point of view ) adalah kedudukan pengarang dalam bercerita. Hal ini bukan berarti pengarang menceritakan kehidupan pribadinya, tetapi pengarang menceritakan cerita rekaannya dalam posisi sebagai juru cerita. Ada beberapa cara yang di lakukan penarang dalam posisinya sebagai juru cerita. Dia bisa berada di luar cerita dan bertindak sebagai orang lain yang menceritakan dengan bebas tokoh-tokoh ciptaannya, atau dia seolah-olah terlibat dalam cerita yang bertindak sebagai salah satu tokoh cerita.
12


-     Gaya
Gaya pengarang dalam bercerita dan gaya bahasa yang dipakai dalam cerita adalah salah satu unsur cerita rekaan yang penting untuk diperhatikan.
Gaya pengarang dalam mengungkapkan idenya menjadi susunan peristiwa yang di sebut cerita adalah cara-cara khas dari pengarang dalam menyusun bahasa, menggambarkan tema, menyususn plot, menggambarkan karakter atau watak, menentukan setting, dan memberikan amanat.

-     Amanat
Dalam sebuah cerita rekaan dapat di pastikan berisi muatan-muatan pikiran pengarangnya. Pikiran-pikiran itu tersembunyi dan, merupakan renungan tentang kehidupan manusia yang telah dikristalkan dalam bentuk cerita. Muatan-muatan itulah yang di sebut dengan amanat.
Amanat dalam cerita rekaan dapat di lihat dari keseluruhan cerita. Artinya ada dalam cara-cara pengarang melontarkan konflik bagi tokoh-tokohnya, mengembangkannya dan menyelesaikannya. Dari sana pembaca bisa mengetahui bagaimana sikap hidup pengarang dalam menjalani hidup ini. Tidak mustahil pembaca akan menemukan satu amanat yang sama sekali jauh dari pengalaman hidupnya. Atau sebaliknya pembaca akan menemukan amanat-amanta yang justru melenceng dari ajaran moral yang ada.
Amanat dapat pula dilihat dari kalimat-kalimat yang langsung diungkapkan oleh pengarang baik berupa narasi, deskripsi, atau dialog tokoh. Amanat semacam ini biasanya tidak selalu berkaitan dengan tema dan karakter tersebar di dalam setiap peristiwa.         









13
BAB III
ANALISIS UNSUR INTRINSIK
NOVEL SEPATU EMAS UNTUKMU KARYA MARIA A SARDJONO
3.1 Sekilas tentang pengarang
                        Maria A Sardjono sudah menulis sejak remaja tetapi baru di publikasikan mulai tahun 1974, hingga kini karyanya 180 buku. Sebagian di muat sebagai cerita bersambung terlebih dahulu, 150 cerpen, belasan cerita anak-anak, beberapa naskah sandiwara radio, satu buku ilmiah dan puluhan artikel tentang berbagai macam topik. Ia adalah sarjana filsafat social budaya dan master di bidang filsafat humaniora. Ia menikah dengan A. J. Sardjono dan di anugerahi empat orang putera yang semuanya sudah beranjak dewasa.
3.2 Sinopsis Novel (Judul-Karya)
                        Pengarang Maria A Sardjono menceritakan novel Sepatu Emas Untukmu, di awali dari kisah masa kecil Suci Melati nama lengkapnya, namun ia terbiasa di panggil Uci. Masa kecil Uci sangat pahit, dimana ia tidak pernah kenal siapa ayah kandungnya, ibunya Uci di anggap anak hilang oleh keluarganya, karena pada waktu itu ibunya uci menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang pada saat itu masih kuliah di IKIP, dan menurut keluarga Uci laki-laki itu atau ayah kandung uci tidak mempunyai masa depan yang cerah hanya karena masih kuliah, sehingga hubungan antara ibu uci dan ayah uci yang pada saat itu putus di tengah jalan, namun dari hubungan yang tidak mendapat restu tersebut akhirnya ibu uci mengandung uci/suci melati dari laki-laki yang sudah pergi meninggalkan ibu uci entah kemana, namun setelah kejadian itu, awal dimana hidup dari ibu uci yang seperti tidak mempunyai tujuan dan semangat hidup, dan pada akhirnya ibu meninggal dunia, dan pada saat itu ibu uci sudah menikah dengan seorang laki-laki, dia adalah seorang pengusaha yang mempunyai perusahaan sepatu di kawasan kota Jakarta. Kini uci tinggal bersama ayah tirinya tersebut, Pak Suryadi namanya. Beliau sangat mencintai uci seperti halnya anak kandung sendiri, sampai-sampai perusahaan yang di milikinya rela pak suryadi berikan kepada uci untuk di kelolanya, pak suryadi melakukan hal tersebut karena beralasan uci berhak menerimanya karena sebelumnya juga pak suryadi telah menyekolahkan dan memasukkan uci kursus di luar negeri, sehingga dia layak untuk mengelola perusahaan sepatu tersebut.
14
Pada saat uci sudah mulai bekerja di perusahaan tersebut, sebelumnya pak suryadi juga sudah mempunyai orang kepercayaan di perusahaannya, karena di samping usia pak suryadi sudah lanjut usia, kini ia berikan perusahaannya itu kepada uci dan bramanto. Tidak terasa antara bramanto dan uci timbul perasaan saling suka, ingin memiliki satu sama lain, karena mereka sudah sangat dewasa untuk menjalin hubungan ke arah masa depan mereka, namun ada di satu pihak yakni berbeda dengan uci malah tetap pada pendiriannya, uci hanya menganggap bramanto sebatas rekan kerja, tapi seiring waktu berjalan uci pun akhirnya luluh dan dapat menjalin hubungan dengan bramanto, sampai ke tahap pertunangan, hubungan mereka sangat serasi atau cocok, karena uci mempunyai penampilan yang cantik, anggun, menarik, dan bersikap dewasa, bijak, dan tegas dalam bekerja sehingga bramanto merasa sangat pantas jika ia akan menjadikan uci sebagai isterinya kelak, sesuai dengan yang di inginkan oleh ibu uci sebelum ibu uci meninggal dunia, ia ingin melihat puterinya yaitu uci hidup bahagia bersama bramanto, seorang lelaki yang tampan, mapan, penyayang, dan bertanggung jawab. Namun satu tahun sudah pertunangan uci dan bramanto terjalin, namun tiba-tiba ada sesosok lelaki lain yang muncul yang sebelumnya sudah di ceritakan bahwa lelaki itu adalah anak kandung pak suryadi, ganang rindarko namanya. Lalu uci pun merasa sangat kaget, ia tidak menyangka bahwa ayah tirinya mempunyai anak kandung laki-laki dan setelah itu posisi uci sebagai pengurus perusahaan pak suryadi kini merasa terancam karena hadirnya ganang sebagai anak kandung pak suryadi, lalu ketika mereka berdua uci dan ganang satu kantor, dari sikap ganang mulai menimbulkan ketidaksukaan sikap atau kebijakan yang uci terapkan di perusahaan sepatu tersebut, lalu kemudian uci tiba-tiba keluar dari perusahaan sepatu tersebut dan mencoba untuk menenangkan dirinya dengan cara berlibur ke bali, dan sebelum uci pergi ke bali uci pun dalam pertunangannya dengan bramanto kini telah kandas, karena uci dari awal hanya menganggap bramanto hanya sebatas rekan kerja saja atau lebih kepada sebatas antara kakak dan adik saja. Hari demi hari telah terlewati, ganang akhirnya menyesal dan segera menyusul uci ke bali, antara uci dan ganang juga tanpa di sadari timbul adanya perasaan cinta, serta berniat juga untuk meminta maaf kepada uci atas sikap ketidaksukaannya tersebut sehingga membuat uci pergi, ganang kemudian memberikan sebuah liontin yang berbandul atau yang berbentuk sepatu dan terbuat dari emas yang di berikan kepada uci, dan akhirnya mereka menyatu, karena dari sikap atau rasa benci ketidaksukaan tersebut maka suatu saat bisa berubah menjadi suka atau cinta.
14

3.3 Tema
                        Tema dalam novel Sepatu Emas Untukmu karya Maria A Sardjono adalah Percintaan.
Karena pada cerita tersebut menceritakan tentang seorang perempuan yang bernama Uci di akhir cerita menjalin hubungan percintaan dengan seorang lelaki yang bernama Ganang.
Pernyataan tersebut dapat di buktikan dengan kutipan :
Kalau cinta sudah berbicara, rasanya tidaklah mengherankan lagi apabila segala persoalan yang tertinggal di Jakarta akan terselesaikan dengan baik. Benar, bukan ?
3.4 Alur/Plot
                  Susunan Alur/Plot dalam novel Sepatu Emas Untukmu karya Maria A Sardjono, sebagai berikut :
1)      Pengarang mulai melukiskan keadaan
Awalnya perempuan yang bernama Uci menjalin hubungan dengan seorang lelaki yang bernama Bramanto, mereka berdua adalah selain sepasang kekasih tapi mereka berdua juga merupakan rekan dalam satu pekerjaan yakni di sebuah perusahaan sepatu di kawasan kota Jakarta, mereka berdua mengelola perusahaan milik Pak Suryadi, Beliau adalah ayah tiri Uci, dan Pak Suryadi telah memberikan kepercayaan kepada mereka berdua untuk mengelola perusahaan sepatu tersebut, dan di suatu hari kemudian hadir sesosok lelaki yang bernama Ganang, ternyata Ganang adalah anak kandung dari Pak Suryadi yang pada saat itu juga Beliau menjadi ayah tiri  Uci, sampai-sampai Uci tidak menyangka atas pengakuan Ganang yang menjadi Anak Kandung Pak Suryadi, dan itu berarti posisi Uci yang sebagai anak tiri Pak Suryadi menjadi terancam di perusahannya tersebut karena sekarang sudah ada Ganang anak kandung Pak Suryadi. Hari demi hari terlewati sikap Ganang mulai muncul dengan tidak menyukai kebijakan yang uci terapkan di perusahaan sepatu itu, dan kemudian Uci pun sudah tidak tahan atas sikap atau hadirnya Ganang pada saat itu pun Uci keluar dari perusahaan sepatu tersebut, dan akibatnya setelah keluar dari perusahaan hubungan antara Uci dan Bramanto pun menjadi putus di tengah jalan.
15
Dan akhirnya Uci pergi ke Bali untuk menenangkan diri, kemudian setelah kejadian itu Ganang pun akhirnya menyesal atas sikap yang ia tunjukkan kepada Uci, sehingga Ganang pun berniat meminta maaf dan segera menyusul Uci ke Bali, disanalah awal Uci dan Ganang menjalin hubungan sama-sama suka, serta selain itu pun atas minta maafnya dari Ganang memberikan sebuah liontin yang berbandul sepatu emas yang dia berikan untuk Uci, sesosok perempuan yang Ganang cintai.
2)      Peristiwa yang bersangkut paut mulai bergerak
Dalam cerita ini uci mempunyai perasaan curiga terhadap ganang, dalam mengurusi sebuah perusahaan sepatu, dimana ganang yang mulai seperti ingin mengambil alih perusahaan tersebut, bisa seperti itu karena ganang selain sudah menjadi anak kandung pak suryadi yang punya perusahaan tersebut, dengan hadirnya ganang merasa dari sikap uci sepeerti terganggu dalam hubungannnya dengan bramanto juga, hal itu semua awal dimana permasalahan antara uci dan ganang terjadi di perusahaan sepatu tersebut.
3)      Keadaan atau peristiwa mulai memuncak
Adanya kehadiran ganang yang membuat uci merasa terganggu baik dalam mengurusi sebuah perusahaan di kantornya dan dalam hubungannya bersama bramanto, dan ketika pada saat di kantornya sedang di adakan rapat dengan pegawai yang lainnya, tiba-tiba ganang menunjukan sikap ketidaksukaan atas kebijakan yang uci terapkan di perusahaannya tersebut ganang yang mungkin dari awal memang sudah tidak bisa mempunyai satu tujuan dengan uci untuk memajukan perusahaan itu, uci juga yang mungkin sudah habis kesabarannya ia memutuskan untuk keluar dari perusahaan sepatu tersebut, karena ia tidak tahan atas sikap dari ganang yang tidak menyukai suatu kebijakkan yang uci terapkan, selain itu juga hubungan dengan bramanto pun kandas/putus, karena dari awal uci hanya menganggap bramanto sebagai rekan kerja dan sekarang menganggap bramanto sebagai kakak saja.
4)      Klimaks
Setelah uci keluar dari perusahaan sepatu tersebut, dan putus hubungan dengan bramanto, uci memutuskan untuk berencana untuk menenangkan diri dengan cara berlibur ke bali dengan di temani oleh seorang pembantu yang dari rumah pak suryadi, di temaninya uci oleh pembantu tersebut atas keinginan pak suryadi yang
16
selaku ayah tiri uci meskipun hanya sebagai ayah tiri, pak suryadi tetap merasa khawatir jika ia pergi hanya seorang diri untuk itu uci di temani oleh pembantu yang bernama mbok minah, ayah tiri uci akan tetap merasa sayang kepada uci selayaknya seorang anak kandung.
5)      Deneumeunt ( Pengarang menyelesaikan cerita )
Akhirnya dari cerita ini, dimana pada akhirnya ganang setelah kepergian uci ke bali, ganangpun merasa menyesal atas sikapnya yang menunjukkan ketidaksukaan atas kebijakan yang uci terapkan di perusahaan sepatu tersebut, sehingga menimbulkan uci keluar dari pekerjaannya, dan kini uci berada di bali demi menenangkan diri dari masalah bersama ganang, setelah kejadian itu ganang menyusul uci ke bali, di sanalah ganang selain datang ke bali untuk meminta maaf kepada uci, ganang juga akhirnya menjelaskan sejujur-jujurnya sikap ketidaksukaannya itu karena mempunyai alasan, dimana selain sikap itu ternyata ganangpun yang pada akhirnya mengungkapkan perasaan yang selama ini uci tidak menyangka bahwa ganang ternyata menyukai uci, ganang ingin uci kembali mengurus perusahaan sepatu tersebut bersama dia, karena ganang yakin di tangan uci perusahaan itu bisa maju atas kebijakan yang uci terapkan, serta selain itu tidak di duga-duga uci pun merespon ganang dengan cara yang sama uci pun menyukai ganang, serta ganangpun memberi uci sebuah liontin yang berbandul berbentuk sepatu emas, dan uci pun memakainya. Di bali lah uci dan ganang menjalin hubungan dalam ikatan cinta, karena mereka berawal dari rasa tidak suka bisa menjadi suka. 
Jadi berdasarkan uraian di atas, susunan alur/plot novel Sepatu Emas Untukmu karya Maria A Sardjono, dapat di katakan sebagai plot konvensional, namun pada cerita ini juga terdapat Degresi.
3.4.1 Ketegangan atau suspence yang nampak dalam peristiwa-peristiwa cerita novel Sepatu Emas Untukmu karya Maria A Sardjono
1. “Astaga, aku mencurigaimu mas” Alis di dahi uci yang bentuknya indah seperti bulan sabit itu terangkat naik. “ mengapa aku harus mencurigaimu? waah…wah, daya khayalmu bukan main hebatnya sampai-sampai bisa melontarkan dugaan sejauh itu terhadapku!” ku rasa, wajar kalau aku menduga seperti itu dari sikapmu.
16
Aku melihat suatu tekad untuk tidak membolehkan aku ikut mengurusi perusahaan ini. “terserah apa pun hal-hal yang mungkin dan tak mungkin di kepalamu itu, mas” uci memotong bicara ganang dengan geraham. Ah, ternyata emosinya masih bisa kacau hanya oleh beberapa kalimat yang yang keluar dari mulut ganang.
Uraian penjelasannya :
2.                  Ganang menunjukkan sikap yang membuat uci menjadi emosi, hanya karena ganang menuduh uci bahwa dia tidak ingin ganang ikut campur dalam mengurusi perusahaannya, bahkan uci pun seakan tidak percaya pada kebolehan atau kemampuan ganang untuk mengurusi perusahaan tersebut, hingga akhirnya ganang menuduh uci dengan cara melontarkan pernyataan bahwa ganang mencurigai uci, uci yang seperti tidak ingin di ikut campurkan dalam mengurusi perusahaan yang saat ini uci kelola.
3.4.2  Padahan pembayangan yang nampak dalam cerita novel tersebut atau foreshadowing yang tampak dalam peristiwa-peristiwa cerita novel Sepatu Emas Untukmu karya Maria A Sardjono
1. “Mas, jujurlah. Aku yakin, kedatanganmu kemari bukan khusus karena suatu niat tulus untuk melihat-lihat manajemen di perusahaan ini,” uci menukas dengan terang-terangan.
Ganang mengetatkan gerahamnya. Memang tidak mudah menghadapi uci tanpa persiapan yang matang. Gadis itu bukan termasuk orang yang begitu saja mau menyerah.
Uraian penjelasannya :
2.    Dengan kedatangan ganang, uci merasa saat ia mengurusi perusahaan sepatu tersebut, uci mempunyai perasaan bahwa ganang akan merebut dari tangan uci untuk supaya bisa agar ganang menjadi pengelola di perusahaan tersebut.
3.     Uci selain mempunyai perasaan bahwa ganang akan merebut perusahaan sepatu tersebut dari tangan uci, uci juga mencurigai jika nanti memang benar ganang yang akan mengurusi perusahaan sepatu itu, di tangan gananglah maka perusahaan itu akan menjadi bangkrut atau tidak maju, tidak seperti ketika di kelola oleh uci perusahaan itu malah semakin kesini semakin maju.

17
3.4.3 Gambaran susunan Alur/Plot secara kuantitatif
         Secara kuantitatif susunan alur/plot novel Sepatu Emas Untukmu karya Maria A Sardjono, adalah alur/plot ganda, karena pada novel ini menceritakan ada dua cerita dimana salah satu ceritanya datangnya dari kisah dari tokoh uci yang dalam cerita tersebut dengan hadirnya ganang ke dalam kehidupan uci, uci merasa terusik atau terganggu, bahkan dalam pekerjaan di perusahaan sepatu pun uci merasa ganang akan merebut perusahaan itu dari tangan uci, karena ganang bisa seperti itu mempunyai sikap ketidaksukaan atas kebijakan yang uci terapkan di perusahaan sepatu tersebut, yang pada akhirnya uci keluar, serta setalah keluar dari perusahaan ganangpun menyesal atas sikapnya dulu terhadap uci, dan ganang meminta maaf dengan memberinya uci sebuah liontin yang berbandul sepatu emas, uci pun menerimanya dan mereka terjalin dalam hubungan percintaan.
Dalam cerita pada novel ini juga terdapat degresinya, yaitu
Masa kecil Uci sangat pahit, dimana ia tidak pernah kenal siapa ayah kandungnya, ibunya Uci di anggap anak hilang oleh keluarganya, karena pada waktu itu ibunya uci menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang pada saat itu masih kuliah di IKIP, dan menurut keluarga Uci laki-laki itu atau ayah kandung uci tidak mempunyai masa depan yang cerah hanya karena masih kuliah, sehingga hubungan antara ibu uci dan ayah uci yang pada saat itu putus di tengah jalan, namun dari hubungan yang tidak mendapat restu tersebut akhirnya ibu uci mengandung uci/suci melati dari laki-laki yang sudah pergi meninggalkan ibu uci entah kemana, namun setelah kejadian itu, awal dimana hidup dari ibu uci yang seperti tidak mempunyai tujuan dan semangat hidup, dan pada akhirnya ibu meninggal dunia, dan pada saat itu ibu uci sudah menikah dengan seorang laki-laki, dia adalah seorang pengusaha yang mempunyai perusahaan sepatu di kawasan kota Jakarta.
3.5      Tokoh dan Perwatakan
3.5.1  Tokoh-tokoh cerita yang mendukung terjalinnya cerita novel Sepatu Emas Untukmu  karya Maria A Sardjono, yaitu:
1)         Suci Melati, biasa di panggil Uci sebagai tokoh utama karena Uci tersebut merupakan tokoh terpenting dalam cerita pada novel tersebut, dan tokoh tersebut selalu ada dalam setiap peristiwa.
18
2)         Bramanto, sebagai tokoh utama karena tokoh tersebut mendampingi tokoh uci, tetapi pada tokoh bramanto tersebut tidak selalu hadir di setiap peristiwa, namun di peristiwa yang lainnya di butuhkan.
3)         Ganang Rindarko, sebagai tokoh utama karena tokoh tersebut di bagian tengah cerita kehadirannya bisa mendukung tokoh uci dalam setiap peristiwanya, dan adanya tokoh ganang tersebut dimana awal adanya konflik antara uci dan ganang,
4)         Pak Suryadi, sebagai tokoh utama karena kehadiran tokoh pak suryadi tersebut, berperan sebagai ayah tirinya uci, dan pak suryadi lah yang atas kehadirannya dalam cerita tersebut bisa mendampingi uci dalam kehidupannya yang ketika uci mendapat masalah, karena selama ini uci tinggal di rumah pak suryadi.
5)         Ibu Kandung Uci, sebagai tokoh bawahan, karena pada tokoh ibu uci tersebut kehadiran dalam cerita ini hanya sebentar, itupun ibu uci hanya ada pada degresi atau cerita masa kecil uci yang di masa lalunya itu ibu uci merasakan kehidupan yang teramat pilu di karenakan hubungan antara penuda pilihan ibu uci yang kini menjadi ayah kandung uci tidakdi restui oleh keluarga uci.
6)         Ayah Kandung Uci, sebagai tokoh bawahan karena kehadiranya dalam cerita ini hanya ada di saat masa lalu ketika masih berhubungan dengan ibu kandung uci, dan setalah itu hubungan ayah kandung dan ibu kandung uci tidak di restui oleh keluarga uci, hanya karena pada saat itu, ayah kandung uci di saat menjalani hubungan dengan ibu kandung uci masih kuliah di IKIP yang menurut keluarga uci laki-laki atau ayah kandung uci tersebut tidak akan mempunyai masa depan yang cerah, sehingga setelah kejadian itu ayah uci pergi meninggalkan ibu uci, dan meninggalkan ibu ucu dan uci yang sebagai anak kandung dari pemuda kuliah di IKIP tersebut.
7)         Lisa, sebagai tokoh bawahan karena pada tokoh lisa ini hanya hadir pada saat uci sedang berada di kantor atau perusahaan sepatu, dan lisa juga merupakan sekretaris bramanto di perusahaan yang dia bekerja di satu perusahaan dengan uci.
8)         Mbok Minah, sebagai tokoh bawahan karena kehadiran mbok minah hanya ada ketika uci sedang berada di rumah pak suryadi, mbok minah sendiri merupakan seorang pembantu di rumah pak suryadi.
19
9)         Pak Suhadiman, Pak Broto, Pak Hamid, Pak Mahfud, mereka semua sebagai tokoh bawahan karena mereka itu sebagai rekan satu kantor di perusahaan sepatu yang uci kelola, dan kehadiran mereka pun hanya ada pada saat uci sedang berada di perusahaan atau di kantornya.
10)       Seorang lelaki yang bekerja sebagai Pengusaha, sebagai tokoh bawahan karena seseorang tersebut hadir karena di cerita sebelumnya ibu uci telah menikah dengan pengusaha itu, lalu kemudian ibu uci dan pengusaha itu tidak lama dalam berumah tangga, dan akhirnya ibu uci bertemu dengan Pak Suryadi, kemudian ibu uci dan pak suryadi menikah, pak suryadi tersebut dia adalah yang kini menjadi ayah tiri uci.
3.5.2    Penggambaran watak tokoh-tokoh yang mendukung cerita novel Sepatu Emas Untukmu karya Maria A Sardjono
1)         Tokoh Uci
            Tokoh Uci mempunyai watak yang tegas, bersikap dewasa, mandiri, namun soal yang berhubungan dengan seorang laki-laki atau terhadap lawan jenis, tokoh uci tersebut bersikap dingin, atau bisa lebih di katakan acuh tak acuh, meskipun saat ini usia uci tersebut sudah bisa di bilang dewasa untuk memikirkan masalah masa depannya bersama laki-laki lain, namun hal itu semua tidak sesuai dengan kenyataan yang ada pada diri uci, tokoh uci tersebut bisa seperti itu karena dalam pikirannya masih teringat tentang masa lalu ibu uci yang berakhir dengan tidak di restui oleh keluarganya, sehingga kehidupan percintaan ibu uci bisa di katakan teramat pilu, untuk itu meskipun saat ini uci belum terlalu memikirkan ke arah untuk berumah tangga, uci sesekali berpikir agar pada dirinya supaya tidak mengalami persoalan yang sama seperti ibunya, sehingga saat ini uci pun lebih pokus terhadap pekerjaan di perusahaan yang uci terima dari ayah tirinya itu.
Pernyataan di atas dapat di buktikan dengan adanya kutipan dari si pengarang yang kemudian lebih di jelaskan kepada tokoh lain, yaitu melalui perkataan dari tokoh bramanto yang tak lain bramanto sebagai rekan kerja uci di perusahaan sepatu yang mereka kelola bersama.
1.      Uci bukan saja cantik tetapi juga memiliki kepribadian yang baik, matang, dan terpecaya karena tanggung jawabnya yang luar biasa.
( Maria A Sardjono, 1999:45 )
20
2.      Melalui dialog : “ gadis secantik dirimu belum pernah didekati pria?” bramanto bertanya dengan suara heran yang nyata terdengar.
“ kalau hanya didekati… yaah, cukup sering juga sih, Mas. Tetapi mereka tak berani melangkah lebih jauh begitu melihat sikapku yang medadak berubah menjadi dingin dan mengambil jarak!”
( Maria A Sardjono, 1999:41)
3.      Melalui dialog : Dik Uci, Bramanto bertanya dengan penuh rasa ingin tahu yang kental. “ sedangkan kau sudah bisa di katakan mandiri. Studimu selesai dan kau mempunyai penghasilan yang lumayan. Dan usiamu pun cukup pula untuk mulai memikirkan ke arah masa depanmu bersama seseorang”.
( Maria A Sardjono, 1999:42)
2)         Tokoh Bramanto
            Tokoh Bramanto mempunyai watak yang dalam bersikap bramanto menunjukkan sikap yang pekerja keras, tanggung jawab, ada dua sikap tersebut selalu bramanto tunjukkan ketika bramanto sedang berada di tempat kerja atau di perusahaan sepatu yang ia kelola bersama uci, namun sebelumnya bramanto juga telah menjadi tangan kanan atau orang kepercayaannya pak suryadi, yang saat ini bramanto bekerja di perusahaan sepatu tersebut bramanto juga yang bertugas untuk mendampingi uci dalam mengelola perusahaan sepatu tersebut.
Pernyataan di atas dapat di buktikan dengan adanya kutipan dari si pengarang yang kemudian lebih di jelaskan kepada tokoh lain, yaitu melalui perkataan dari tokoh pak suryadi  yang tak lain pak suryadi adalah sebagai pemilik perusahaan sepatu yang saat ini telah pak suryadi berikan kepada uci, uci yang sebagai anak tiri pak suryadi. Dan bramanto yang tak lain bekerja satu perusahaan dengan uci.
Melalui dialog : “ justru karena itulah Bapak lalu memutuskan mundur sedikit demi sedikit dari perusahaa. Lebih-lebih setelah Nak Bramanto, yang semula duduk sebgai wakilku, ikut aktif secara total demi melihat kiprahmu. Kalian berdua merupakan pasangan pekerja yang menakjubkan, memang. Tenaga muda yang berbakat dan terampil”.
( Maria A Sardjono, 1999:119 ).
   21
1.      Melalui pernyataan si pengarang : ayah tirinya meletakkan jabatannya sebagai pemimpin, dan menyerahkan seluruh pengelolaan perusahaan sepatu itu kepada uci dan kepada bramanto yang selama ini menjadi tangan kanannya.
( Maria A Sardjono, 1999:27 )
3)         Tokoh Ganang
            Tokoh Ganang mempunyai watak yang sama seperti pada tokoh uci, yaitu sama-sama mempunyai watak yang tegas, baik itu dalam hal pekerjaan, ataupun ketika sedang berdialog dengan tokoh uci, ganang bisa seperti itu karena mungkin awal kehadirannya bagi uci telah membuat seorang gadis itu tau uci tepatnya merasa terganggu, terutama ketika saat di tempat kerja atau di perusahaan sepatu tersebut, uci merasa setelah adanya atau hadirnya ganang dalam hidup uci, uci merasa ganang akan merebut perusahaan sepatu yang uci terima dari ayah tirinya itu, selain juga uci merasa dalam kebijakan di kantornya itu oleh ganang seperti tidak menyukai kinerja uci tersebut, ganang juga tidak menyukai sikap yang selama ini uci tunjukkan saat uci bekerja di kantor ataupun ketika uci berada satu rumah dengan ganang. Serta selain itu juga dari diri ganang telihat pula orangnya yang seperti sombong atau angkuh, meskipun begitu namun ganang berpenampilan rapi, dan mempunyai wajah yang tampan.
Pernyataan di atas dapat di buktikan dengan adanya kutipan yang langsung di jelaskan oleh si pengarang terhadap tokoh ganang tersebut.
Melalui pernyataan oleh si pengarang : Orang itu memang masih muda, itu betul. Tetapi keseluruhan penampilannya mengesankan sesuatu yang sungguh di luar dugaan. Orangnya tampak angker, sombong, berpakaian rapi yang terbuat dari bahan-bahan pilihan dengan berselera tinggi. Sudah begitu orangnya tinggi, gagah, dan berwajah lumayan, nyarsis sempurna.
( Maria A Sardjono, 1999:83 )
4)         Tokoh Pak Suryadi
            Tokoh Pak Suryadi mempunyai watak ramah, sangat sayang terhadap seseorang yang ada di dekatnya, hal itu terjadi di kehidupan pak suryadi yang kini satu rumah bersama uci yang tak lain uci merupakan anak tirinya, pak suryadi begitu sangat menyayangi uci selayaknya anak kandung, sebelum ibu meninggalpun perasaan sayang terhadap uci pun sama
22
bahkan pak suryadi rela menyekolahkan uci ke luar negeri, supaya anak tirinya itu bisa mendapatkan ilmu guna untuk masa depannya nanti, selain itu juga pak suryadi memasukkan uci ke sekolah keterampilan, dan menyekolahkan ke luar negerinya itu uci di suruh oleh pak suryadi mengambil jurusan managemen, sehingga saat ini setelah uci di tinggalkan oleh ibunya yang telah meninggal itu, uci tinggal bersama pak suryadi ayah tirinya itu, serta setelah lulus sekolah atau kuliah di luar negeri ucipun di beri amanat oleh pak suryadi guna untuk mengelola perusahaan sepatu. Pak Suryadi merupakan sesosok ayah yang baik dan sesosok ayah yang periang dimata uci.
Pernyataan tersebut dapat di buktikan dengan di jelaskannya secara langsung oleh si pengarang melalui pemikiran tokoh lain, yaitu tokoh uci dan ibu kandung uci.
Melalui pernyataan dari si pengarang yang di hadirkan kedalam pemikiran tokoh uci dan ibu kandung uci : Pak Suryadi merupakan tokoh idola seorang ayah yang selalu hidup dalam angan-angannya sejak ia masih seorang bocah. Ramah, hangat, pemurah, dan bersifat kebapakan. Kalau bicara, matanya selalu berseri, maka tanpa ragu-ragu lagi, Uci langsung menyetujui pilihan hati ibunya. Dan enam tahun lebih yang lalu resmilah ibunya menjadi Nyonya Suryadi. Sejak saat itu pulalah kehidupan mereka menjadi jauh lebih baik. Dalam segala hal. Bahkan boleh di katakan mereka semua hidup dalam limpahan kebahagiaan.
( Maria A Sardjono, 1999:26 )
Melalui dialog antara Pak Suryadi dengan Uci :
“ Uci tidak terpikirkankah olehmu bahwa bagi Bapak, kau adalah satu-satunya peninggalan ibumu?” suara Pak Suryadi yang terdengar kembali ke telinga Uci merenggut kembali ingatan gadis itu dari masa lalunya bersama sang ibu yang kini telah almarhumah itu.
“ iya Pak…,” sahutnya tergesa, menyeret kembali dirinya dari lamunan.
“ Uci, seandainya kau tidak ada, entah apa yang masih bisa menghibur duka hati Bapak ini…” suara Pak Suryadi yang terdengar lagi itu mulai serak. “ Bapak merasa amat kehilangan sesudah tahun-tahun yang penuh dengan kebahagiaan bersama ibumu.”
Mendengar kata-kata yang disuarakan dengan penuh perasaan itu, hati uci tergetar. Ia merasa amat terharu.
23
“ Pak, Bapak juga jangan terlalu bersedih….,” sahutnya dengan suara melembut. “ Nanti Bapak sakit dan kalau Bapak sakit, yang susah uci lokh Pak… ”
Mendengar ucapan seperti itu, Pak Suryadi mencoba tersenyum.
( Maria A Sardjono, 1999:28)
5)         Tokoh Ibu Kandung Uci 
            Tokoh Ibu Kandung Uci mempunyai watak setia, terbukti ketika ibu uci mencintai seorang pria, meskipun dalam hubungannya itu tidak direstui, namun ibu uci tetap setia tetap mempertahankan hubungan dengan pria itu yang masih menjadi seorang mahasiswa IKIP, selain itu ada watak lain yang terdapat pada ibu uci yakni jika dalam bertutur kata selalu sopan dan halus terhadap siapapun itu, ibu uci merupakan sesosok perempuan yang lembut, baik hati, dan bagi uci ibu kandungnya itu adalah sandaran hatinya, ibu uci yang teramat menyayangi anak gadisnya itu, membuat uci semakin merasakan kenyamanan atas ketulusan, dan banyak kasih sayang yang di berikan oleh ibu kandungnya itu, karena mungkin mereka merupakan dua perempuan yang kontak bathinnya sudah tidak bisa di pisahkan lagi antara ibu kandung dan anak kandungnya yaitu uci atau lebih jelasnya Suci Melati. Selain itu juga di kehidupannya dulu ketika ibu uci masih ada, ibu uci mempunyai sifat penyabar dalam melewati masalah, seperti misalnya ketika berhubungan dengan ayah uci yang tidak di restui oleh keluarganya, ibu uci lebih memilih sabar, dan tetap pada pendiriannya, dan setalh kejadian itu, mungkin buah hasil kesabaran ibu uci pun akhirnya bertemu dengan seorang pengusaha sepatu yang baik pula hatinyam yang mana dia adalah pak suryadi, atau saat ini telah menjadi ayah tiri uci. Meskipun setelah itu ibu uci akhirnya pada waktunya meninggal dunia, separuh hidup uci terasa hilang terbawa kepergiannya ibu uci, namun di sisi lain uci masih beruntung karena uci masih mempunyai ayah tiri yang begitu saying kepada uci, dimana yang tak lain ayah tiri uci itu atau pak suryadi merupakan lelaki yang di pilih oleh ibu kandung uci.
Pernyataan di atas dapat di buktikan dengan di jelaskan oleh si pengarang melalui ingatan tokoh lain yaitu tokoh uci, dimana tokoh uci ini adalah anak kandungnya ibu uci.
Melalui ingatan dari tokoh uci: ibunya adalah seorang perempuan yang teramat lembut dan baik. Terhadap orang, ia selalu bertutur kata dengan sopan dan halus. Siapapun orangnya.
24
Dan terhadap uci, ibunya selalu penuh kasih sayang dan sabar meskipun kehidupan mereka berdua teramat berat sebelum bertemu dengan Pak Suryadi yang kini menjadi ayah tirinya. 
( Maria A Sardjono, 1999:6 )
Berikut ini ada bukti kesetiaan ibu uci dalam menjalin hubungannya bersama pria yang di cintai oleh ibu uci dan alasan tidak di restuinya hubungan ibu uci bersama ayah kandung uci itu atau pria yang masih mahasiswa di IKIP, yaitu di jelaskan langsung oleh si pengarang sendiri.
Melalui pernyataan dari si pengarang : Ibu Uci memiliki watak yang setia itu hanya mencintai seorang lelaki saja, yaitu ayah uci. Sayangnya, percintaan mereka tidak mendapat restu dari orang tuanya ibu uci. Pemuda yang masih mahasiswa IKIP itu dinilai oleh mereka sebagai lelaki bermasa depan tak cerah. Apalagi jika di bandingkan dengan lelaki pengusaha besar yang juga mengincar ibu uci. Lelaki kaya itu ingin menjadikan ibu uci sebagai isterinya. Orang tua ibu uci sangat senang mengetahui hal itu. Pertama, lelaki itu kaya raya. Kedua, lelaki itu adalah pemilik perusahaan tempat kakek uci bekerja. Dan ketiga, sepanjang pengenalan orangtua ibu uci, lelaki itu seorang lelaki yang baik. Namun apapun saran dan pandangan yang diberikan oleh orangtuanya mengenai kelebihan-kelebihan pengusaha itu, hati ibu uci tak pernah tergerak sedikitpun. Seluruh cinta dan hidupnya telah di serahkannya kepada mahasiswa IKIP itu. Dan dia bersikeras untuk berbuat apa pun demi mempertahankan hubungan percintaannya dengan pemuda itu.  
( Maria A Sardjono, 1999:17 )
6)            Tokoh Ayah Kandung Uci
Tokoh Ayah Kandung Uci mempunyai watak yang bisa di katakan seperti seorang pengecut, karena ayah kandung pergi meninggalkan ibu kandung uci di saat masih menjalin hubungan bersama ibu uci, akibatnya setelah ayah kandung uci pergi begitu saja entah kemana dan tanpa di sadari ibu ucipun mengandung uci dari hubungannya bersama ayah kandung uci itu, sebelum pergi bahkan ayah kandung uci memberikan secarik kertas yang mana isinya seolah-olah bahwa laki-laki itu yang ibu uci cintai telah tiada, dan takan memasuki kehidupan ibu uci lagi. Kenyataan itu semua tak terduga oleh ibu uci, dimana seorang laki-laki itu yang tak lain adalah ayah kandung uci, ternyata bisa melakukan hal seperti itu, sungguh teramat menyakitkan bagi hati ibu kandung uci.
 25
Pernyataan tersebut dapat di buktikan dengan adanya penjelasan oleh si pengarang yang melalui tokoh ayah kandung uci tersebut, hal ini juga bisa di katakan sebagai bukti bahwa sebelum pergi ayah kandung uci memberi secarik kertas untuk ibu kandung uci
yaitu : Anggaplah aku telah tiada di dunia ini, sebab aku akan pergi jauh dan tak akan lagi memasuki kehidupan pribadimu. Terimalah lamaran pengusaha itu demi masa depanmu, demi keselamatan semua pihak, termasuk diriku dan keluargaku. Dari jauh aku akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu. Dan patut kau ukir dalam hatimu, bahwa percayalah, apa pun yang terjadi, aku akan selalu dan selalu mencintaimu!
( Maria A Sardjono, 1999:18 )

7)               Tokoh Lisa
Tokoh Lisa mempunyai watak yang dalam berpikirnya cerdas. Selain itu lisa juga ternyata seorang sekretaris bramanto di perusahaan sepatu tersebut. Lisa yang mempunyai wajah yang cantik, manis, cekatan pula dalam bersikap, orangnya tidak banyak menimbulkan masalah, sehingga dia di percaya oleh pak suryadi untuk menjadi sekretarisnya bramanto. Karena itu semua bisa terjadi karena lisa yang telah menunjukkan baik dalam sikap yang tidak banyak suka menimbulkan masalah dan mempunyai sifat yang baik di mata orang dimana lisa bekerja saat ini.
Pernyataan tersebut dapat di buktikan dengan adanya kutipan yang melalui dialog dari tokoh lain, yaitu dari tokoh uci dan tokoh bramanto.
Melalui dialog dari tokoh lain :
kalau hanya karena itu alasannya, bukankah masih ada Dik Lisa yang telah banyak membantumu, Mas?” Bramanto tersenyum.
“ ia seorang sekretaris yang cekatan, cerdas, dan tak banyak menimbulkan masalah, kelakuannya sangat manis. Tetapi untuk meningkatkan hubungan manis ke arah yang bersifat pribadi nanti dulu.”
“kenapa? Bukankah ia cantik dan menarik?”
“ Aduh, Dik Uci, kalau aku tidak kenal dirimu pasti aku akan menyangka bahwa kau sedang cemburu dan mengajuk perasaanku untuk mengetahui seberapa jauh gadis itu menempati
26
hatiku” seringai Bramanto. ( Maria A Sardjono, 1999:61 )
Melalui dialog antara Lisa dan Uci :
“ Selamat pagi, Mbak Uci!” kata gadis itu dengan suaranya yang lembut.
“ Oh selamat pagi, Dik Lisa….,” sahut uci. “wah, pagi hari yang cerah ini kalah oleh kecantikanmu lho, Dik. Gaun baru yang kau pakai itu.”
“Ah, gaun lama kok, Mbak. Tetapi baru kali ini ku pakai kekantor…” uci melihat gadis itu agak tersipu. Pipinya merah oleh pujiannya.
( Maria A Sardjono, 1999:205 )
8)                  Tokoh Mbok Minah
Tokoh Mbok Minah ini mempunyai watak yang dalam bersikap sangat sopan dan santun, sikap itu selalu mbok minah tunjukkan terhadap pak suryadi dan uci, karena mbok minah adalah merupakan seorang pembantu di rumah pak suryadi. Mbok minah yang sudah sangat paham dengan sikap dan sifat majikannya itu baik dari tokoh pak suryadi atau tokoh uci, sehingga mbok minah di rumah pak suryadi itu telah merasa suatu kenyamanan, karena mbok minah juga mendapat perlakuan yang baik dari pak suryadi dan uci. Mbok Minah juga biasa di panggil Mbok Mi oleh majikannya itu.
Pernyataan tersebut dapat di buktikan dengan adanya kutipan atau di jelaskan secara langsung oleh pengarang yang melalui perkataan dari tokoh ibu uci :
Perempuan itu sudah terlanjur menebar benang-benang kasih kepada ibu dan anak itu. Ia tidak mempunyai keluarga dan suaminya telah menikah lagi sejak mbok mi tidak bisa mempunyai anak. Sementara itu sejak bekerja di rumah pengusaha kaya yang jadi suami ibu uci itu, ia di perlakukan dengan sangat baik oleh nyonya rumah. Ketika datang dulu mbok mi hanya mempunyai beberapa lembar pakaian saja, sesudah menjadi pembantu rumah tangga ibu uci, ia mempunyai sekopor penuh pakaian.
( Maria A Sardjono, 1999:21 )
9)                  Pak Suhadiman, Pak Broto, Pak Hamid, Pak Mahfud, mereka berempat adalah orang-orang yang bekerja di perusahaan sepatu yang kini di kelola oleh uci.
27
Mereka masing-masing mempunyai watak yang dalam bersikap sama-sama sangat taat, patuh, bersikap sopan, dan sangat menghargai kinerja dari seorang uci yang saat ini menjadi pimpinan di perusahaan sepatu, dimana tempat itu tempat mereka bekerja.
10)              Tokoh Pengusaha atau sebagai suami ibu uci sebelu bertemu dengan pak suryadi.
Tokoh pengusaha tersebut mempunyai watak kejam, dan bersikap seenaknya saja, terlebih sikap itu pernah ia tunjukkan kepada ibu uci saat dulu pernah hidup secara bersama walaupun pada akhirnya ibu uci memutuskan untuk berpisah dengan pengusaha itu karena ibu uci menilai bahwa seorang pengusaha itu seperti tidak mempunyai kasih sayang baik terhadap dirinya dan terhadap anaknya uci.
Pernyataan tersebut dapat di buktikan dengan adanya kutipan langsung di jelaskan oleh si pengarang.
Melalui pernyataan dari si pengarang :
Tidak seperti dulu, kini pengusaha itu benar-benar menginginkan supaya uci di serahkan kepada kedua orangtua ibu uci atau kepada keluarga lainnya. Asal tidak di dalam rumahnya. Pengusaha itu tidak peduli uci mau di bawa kemana. Bahkan di masukkan ke rumah yatim-piatu sekali pun ia tak ambil pusing.
( Maria A Sardjono, 1999:20 )
3.6              Latar atau Setting
1.                  Latar Tempat
Hal tersebut dapat dilihat dari bukti di bawah ini :
a.                   Di Indonesia, tepatnya di daerah kota Jakarta.
-             Tempat yang waktu itu selalu mengingatkannya akan salah satu sudut kota Jakarta dengan deretan warung yang tampak sederhana namun masakan lautnya tak kalah lezatnya dengan rumah makan besar.
( Maria A Sardjono, 1999:34 )
-             Uci berniat pergi dari rumah selama seharian, agar jangan sampai berjumpa dengan ganang. Entah ke mana nanti, ia belum memastikannya. Mungkin jalan-jalan sendirian di seluruh pelosok kota Jakarta.
( Maria A Sardjono, 1999:197 )
                                          28
b.                  Di Rumah Pak Suryadi
-             Uci tertawa perlahan meski matanya masih basah. Dan lalu di angkatnya tas kantor untuk kemudian berdiri dan masuk ke rumah.
( Maria A Sardjono, 1999: 121)
-             Sejak ganang pindah ke rumah pak suryadi, uci merasakan bahwa kehidupan di rumah itu terasa sangat berbeda.
-             Rumah pak suryadi termasuk rumah yang sangat besar dengan beberapa kamar tidur yang antara satu dengan yang lainnya terletak di tempat yang berjauhan.
( Maria A Sardjono, 1999:133 )
c.                   Di kantor atau di perusahaan sepatu
-          Terdengar suara ketukan di pintu ruang kerja uci. Gadis itu menarik napas panjang. Ia sedang membaca laporan keuangan dan tidak ingin di ganggu, sebenarnya.
( Maria A Sardjono, 1999:66 )
-          Kalau begitu, Pak, maaf, tidak ada lowongan di sini. Sejak saya ikut menangani perusahaan ini, saya hapuskan sisitem kekeluargaan dalam hal penempatan tenaga kerja di sini.
( Maria A Sardjono, 1999:74 )
d.                  Di Bali atau lebih tepatnya di sanur
-          Pada hari kesembilan uci tinggal di Bali, ayah tirinya menanyakan kapan uci pulang ketika ia meneleponnya.
-          “Kau ini dimana, Nduk?”
“di Sanur lagi, Pak.”
“besok?”
“mungkin masih di sini.” (maria;1999:279)
2.                  Latar Waktu
a.       Malam
Hal tersebut dapat di lihat dari bukti di bawah ini :

29
1.      Memang, secara keseluruhan, perjalanan mereka sejak pagi hingga malam ini singgah di singapura terasa menyenangkan.
2.      Semalam, ketika dengan terpaksa Uci makan malam bersama Ganang dan Paka Suryadi, gadis itu tidak mengucapkan sepatah kata pun, sehingga Pak Suryadi merasa heran  menanyainya.
3.      Dan para penjaga perusahaan sudah terbiasa melihat lelaki itu datang ke kantor malam-malam untuk mengerjakan sesuatu yang membutuhkan ketenangan.
b.      Pagi
Hal tersebut dapat di lihat dari bukti di bawah ini :
1.      “Selamat pagi, Pak.”
Pak suryadi menyingkirkan Koran yang terkembang di hadapannya itu, menatap uci sebentar, kemudian tersenyum .
“Selamat pagi” sahutnya
c.       Siang
1.      Seolah seperti sudah ada yang mengatur, menjelang jam istirahat makan siang, Pak Suryadi datang ke kantor.
2.      Siang harinya menjelang jam istirahat, keresahan yang membuat Uci tak bisa berkonsenterasi penuh pada pekerjaan terhibur oleh suara Bramanto lewat telepon di mejanya.
3.      “ Nah, apa rencanamu untuk mengisi istirahat siang ini nanti?”
3.                  Latar Lingkungan Sosial
a.       Lingkungan Sosial Pendidikan Tinggi
Hal tersebut dari cerita novel ini dimana tokoh utama mempunyai lingkungan social yang rata-rata atau sama mempunyai berpendidikan tinggi
Dapat di buktikan dengan adanya kutipan, yaitu sebagai berikut :
Tokoh Uci :
-          ketika kuliahnya selesai, perhatian Uci semakin terpikat pada perusahaan itu. Sehingga atas dorongan Pak Suryadi, ia pergi ke Singapura untuk memperdalam studi mengenai marketing dan manajemen.
( Maria A Sardjono, 1999:27)
-          “ mungkin saja. Tetapi sungguh baikjuga kau mencari pengalaman sekolah di luar negeri, berkenal dengan orang dari negeri lain”.
30
“ Ya Assosiation Woman Bussines & Life itu memang banyak memberikan pengalaman batin pada diri uci, yang uci pakai sebagai bekal untuk lebih jauh dan berani menangani perusahaan kita. Tetapi sebenarnya yang paling pokok sehingga perusahaan ini menjadi berkembang seperti sekarang adalah karena kepercayaan bapak yang di berikan kepada uci secara sungguh-sungguh. Tanpa itu, saya tidak yakin apakah perusahaan sepatu kita bisa semaju sekarang.”
( Maria A Sardjono, 1999:119-120 )
Tokoh Bramanto :
-          Bramanto memang lelaki yang baik dan memiliki masa depan yang cerah pula. Ia seorang sarjana teknik industri yang lulus dengan pujian.
( Maria A Sardjono. 1999: 11-12 )
Tokoh Ganang :
-          “ aku tahu. Keahlian sebagaimana yang kau miliki dan gelar MBA yang kau sandang menjadi incaran perusahaan-perusahaan yang berani mengontrak pakar-pakar sepertimu dengan imbalan jasa yang menakjubkan….” Suara uci yang menyela kata-kata ganang, terhenti.
( Maria A Sardjono, 1999: 170 )
4.                  Latar Suasana
a.       Suasana mencekam
Hal tersebut nampak pada cerita di bawah ini yang di buktikan dengan kutipan :
-          “ Mas di sini pun kau akan berhadapan denganku. Sebab seperti dirimu, aku juga tak mau di setir orang. Maka bagiku kau hendak menerapkan suatu kebijaksanaan baru yang tidak ku setujui, akulah orang pertama yang akan menentangmu!” ganang tertegun beberapa saat lamanya. Kemudian tiba-tiba ia mengembangkan senyumnya dan menatap mata uci dengan tatapan tajam, mengandung suatu tantangan. “ akan kita lihat nanti….,” gumamnya.
( Maria A Sardjono, 1999: 177 )
-          “ tetapi siapa yang tidak merasa jengkel kepadamu, kalau sejak awal mula perjumpaan kita dan sejak awal pembicaraan kita, selalu penuh debat sengit yang landasannya hanya karena kau tak suka melihat seorang perempuan yang sukses dan membawahi sekian ratus anak buah, dan mempunyai pula wewenang untuk memutuskan suatu perkara!” (Maria A Sardjono, 1999: 191)   
31
-          Memang, uci sadar bahwa untuk memancing ikan besar diperlukan umpan yang besar pula. Tetapi saat untuk itu, sekarang ini belum waktunya. Sayangnya, ganang begitu nafsu untuk segera terjun dan membuktikan keberhasilannya. Bahkan tak segan-segan pula ia ingin membeli separuh milik uci demi melaksanakan sistem kerja yang sama sekali baru. Harga diri uci terluka karenanya. Dua kali ganang mengatakan hal yang sama, seolah memberi kesan bahwa uci bisa dibeli. Atau setidaknya, ia mau menunjukkan diri sebagai anak tunggal pak suryadi, sang pemilik perusahaan.
-          Berpikir seperti itu, uci menepuk meja di depannya, sesudah beberapa lamanya berkutat dengan pikirannya.
 “ baik kau boleh membelinya.” Katanya dengan suara lantang. Hanya bramanto yang tahu bahwa di balik kata-katanya yang lantang dan air mukanya yang memerah karena marah itu, terdapat tangis dan luka hati. “ tetapi saat ini, perusahaan ini sepenuhnya masih milik bapak. Jadi, kau boleh membayarnya kelak kalau perusahaan ini sesudah sepenuhnya di berikan kepada kita sebagai pemilik yang sah. Maka dengan ini, saya menyatakan diri untuk keluar dari perusahaan ini. Surat pengunduran diri akan saya buat hari ini juga. Dan kau boleh melaksanakan semua aturan-aturan atau sistem kerja baru sesuai dengan kemauanmu, silakan!”
( Maria A Sardjono, 1999: 262-263 )
b.      Suasana Menyedihkan
-          Uci harus mengumpulkan seluruh keberanian dan kemampuannya, agar jangan sampai air matanya ikut runtuh apabila ia melaporkan semua itu kepada ayah tirinya. Dan lebih-lebih, ia harus memperlihatkan sikap yang mantap apabila nanti ia juga harus menyampaikan berita putusnya pertunangannya dengan Bramanto. Semua itu tidak mudah baginya. Darah masih menggenang di dadanya. Selama dua mala mini, bantalnya selalu basah. Kepedihan dan rasa kehilangan masih teramat berat mengimpit jiwanya.
( Maria A Sardjono, 1999:271 )
3.7              Gaya Pengarang
a.       Gaya Pengarang dalam mengungkapkan seluruh cerita
Gaya Pengarang dalam mengungkapkan seluruh cerita adalah gaya spontan. Baik itu dalam menentukan tema, atau unsur-unsur intrinsik yang lainnya.
                                                      32
Hal tersebut dapat dilihat dari bukti di bawah ini :
1.      Dalam menentukan tema : kalau cinta sudah berbicara, rasanya tidaklah mengherankan lagi apabila segala persoalan yang tertinggal di Jakarta akan terselesaikan dengan baik. Benar, bukan?
2.      Dalam menentukan alur/plot : pada cerita ini menceritakan dari awal cerita sampai akhir cerita. Meskipun pada cerita ini juga terdapat degresinya, namun dari kata-katanya yang spontan itu dan sangat jelas sehingga menjadi mudah untuk mengetahui alur tersebut.
3.      Dalam menentukan watak tokoh : dimana nampak jelas dengan menggunakan gaya spontan, sehingga watak dari setiap tokoh mudah untuk di ketahui.
4.      Dalam menentukan setting : pengarang juga menggunakan gaya yang spontan, sehingga pembaca mudah untuk mengetahui keberadaan tempat dari si tokoh tersebut.
5.      Dalam menentukan Amanat : pengarangpun menggunakan gaya yang spontan, sehingga setelah membaca cerita dari novel tersebut, amanat yang tersampaikannya pun nampak jelas.
b.      Gaya Bahasa
Gaya Bahasa yang banyak di tuangkan pengarang dalam memperkuat cerita novel Sepatu Emas Untukmu karya Maria A Sardjono adalah sebagai berikut :
                  Hiperbola
Hiperbola adalah semacam gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang  berlebihan, dengan membesar-besarekan sesuatu hal. Hasil analisis dalam novel Sepatu Emas Untukmu terdapat gaya bahasa hiperbola, yaitu sebagai berikut.
1.      Ia mengintai ke atas langit dengan mata yang berlapis duka itu.
2.      Seorang musafir kehausan di padang pasir bertemu oase yang sangat subur dan berlimpah airnya.
3.      Melihat itu, Pak Suryadi, ayah tirinya, mengulurkan tangannya, dan telapak tangannya terbuka lebar ke arahnya.
4.      Hati uci seperti di sayat-sayat.
5.      Iklaskan agar lapang jalannya, tanpa bebas yang masih ada sangkutanya dengan dunia. 

33
3.8              Titik Pengisahan
Dalam novel Sepatu Emas Untukmu karya Maria A Sardjono titik pengisahan yang di pergunakan oleh pengarang ( Maria A Sardjono ) adalah sebagai pengamat, yaitu dengan cara titik pengisahan peninjau, dimana pengarang hanya memilih satu tokoh dan menjelaskan secara detail mengenai tindakannya dan perasaannya tokoh tersebut, tokoh yang di maksud yaitu terdapat pada tokoh uci.
Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa bukti di bawah ini :
1.      Uci bahkan menyadari bahwa menjalin hubungan cinta dengan seorang lelaki bukanlah hanya sekedar diisi dengan nonton film, jalan-jalan, dan saling mengirim surat berisi puisi cinta, tetapi ada banyak hal lain. Membicarakan masa depan, misalnya. Membangkitkan semangat berjuang melayari kehidupan.
2.      Uci harus mengumpulkan seluruh keberanian dan kemampuannya, agar jangan sampai air matanya ikut runtuh apabila ia melaporkan semua itu kepada ayah tirinya. Dan lebih-lebih, ia harus memperlihatkan sikap yang mantap apabila nanti ia juga harus menyampaikan berita putusnya pertunangannya dengan Bramanto. Semua itu tidak mudah baginya. Darah masih menggenang di dadanya. Selama dua mala mini, bantalnya selalu basah. Kepedihan dan rasa kehilangan masih teramat berat mengimpit jiwanya.
3.      Tak seorang pu di antara rombongan, yang sedang mengayunkan langkah, menanggapi gumamnya. Tidak juga uci, gadis cantik bergaun hitam itu. Namun demikian, diam-diam melalui kerimbunan rambutnya, ia mengintai ke atas langit dengan mata yang berlapis duka itu. Seluruh pikiran dan perasaannya tertuju kepada ibunya. Dalam batinnya ia bertanya-tanya sendiri, apakah arwah ibunya ada di atas awan-awan yang berarak-arak itu, dan dengan penuh kasih menatap ke bawah, kepada anak kandung satu-satunya ini.
3.9              Amanat
a.       Amanat umum
Amanat umum yang di ambil dari novel Sepatu Emas Untukmu karya Maria A Sardjono adalah sebagai berikut :
1.      Berhati-hatilah dalam bersikap karena, satu sikap saja yang kita tunjukkan kepada orang lain baik itu kepada lawan jenis atau sesama jenis, misalnya adanya sikap ketidaksukaan atau bisa di katakan benci, maka suatu saat ini entah itu kapan waktunya, maka lama kelamaan rasa ketidaksukaan atau rasa
34

benci itu bisa berubah menjadi sebaliknya atau bisa menyukai.
Pernyataan di atas terbukti dalam cerita ini yang datangnya dari tokoh uci dan    tokoh ganang.
2.      Jika kita akan bertindak dalam menghadapi suatu permasalahan maka harus berani atau menerimanya dengan lapang dada dan bertanggung jawab, maka itu semua berarti kita telah berbuat suatu keberanian atas diri kita sendiri.
3.      Jika kita mempunyai suatu keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan  atau harapkan maka keinginan itu di usahakan bukan karena untuk orang lain, melainkan harus dari diri kita sendiri.
b.      Amanat Khusus
Amanat Khusus yang tersebar dalam novel Sepatu Emas Untukmu karya Maria A Sardjono, sebagai berikut :
1.      Tentang Moral
Hal tersebut nampak dari bukti kutipan di bawah ini :
a.       Yang kata orang berpendapat bahwa seorang lelaki lebih banyak memakai rasio, saat itu lebih banyak memakai emosi.
b.      Aku ingin sekali menundukkan kekerasanmu. Kekalahan membuatku lupa segalanya.
c.       Seruluh keangkuhan ganang punah. Pelan-pelan ia duduk di bagian kaki Uci. Wajahnya tampak lembut, sesuatu yang belum pernah di lihat Uci sebelumnya.
d.      Ganang tidak menyukai seorang wanita yang memiliki otoritas, dan mampu mendominasi suatu pekerjaan besar.




35
BAB IV
SIMPULAN

4.1 Kesimpulan
                  Pada Analisis novel ini dapat di simpulkan bahwa Tema yang terdapat pada Novel yang berjudul Sepatu Emas Untukmu karya Maria A Sardjono, nampak jelas menceritakan tentang percintaan, dimana pada cerita ini ada tiga tokoh, tokoh utama yaitu perempuan yang bernama Suci Melati atau biasa di panggil Uci, dan tokoh laki-laki yang bernama Bramanto, serta ada satu tokoh lain laki-laki yang bernama Ganang dalam tokoh utama namun sebagai tokoh penentang antara tokoh Uci dan Bramanto. Mereka bertiga terlibat untuk mendapatkan hati Uci, di awal cerita Uci menjalin hubungan cinta bersama Bramanto, namun tiba-tiba di tengah jalan hubungan mereka kandas karena hadirnya sesosok Ganang yang di akhir cerita ini Ganang menjalin hubungan dan mendapatkan cinta dari Uci dengan memberinya pula Liontin yang berbandul atau yang bentuknya seperti sepatu emas. Alur yang terdapat pada cerita ini yaitu alur/plot konvensional, karena cerita ini menceritakan dari awal sampai akhir cerita, namun pada cerita ini juga terdapat degresinya, yaitu tentang kehidupan ibu uci di masa lalu yang teramat pilu karena sewaktu hubungan bersama lelaki atau tidak lain lelaki itu sebagai ayah kandung uci, namun hubungannya itu tidak di restui oleh keluarga uci, dan akhirnya pun lelaki itu atau ayah kandung uci pergi entah kemana. Latar setting atau tempat pada cerita ini terjadi di daerah kota Jakarta. Dan amanat yang yang terkandung pada cerita nocel yang berjudul Sepatu Emas Untukmu karya Maria A Sardjono yaitu mempunyai amanat bahwa dimana kita harus lebih berhati-hati pada ucapan baik itu yang baik atau buruk maka suatu hari nanti dari ucapan itu akan menimpa pada kita, karena ucapan bisa termasuk doa, sehingga di kemudian hari akan menimpa pada diri kita, ya di sebabkan dari suatu ucapan tersebut.






36
DAFTAR PUSTAKA

Sardjono Maria A. (1999). Sepatu Emas Untukmu. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Sugianto Mas Aan. (2012). Kajian Prosa Fiksi dan Drama. Kuningan : Program Studi Bahasa dan Sastra Universitas Kuningan.

Sugianto Mas Aan. (2011). Langkah Awal Menuju Apresiasi Sastra Indonesia. Kuningan: Program Studi Bahasa dan Sastra Universitas Kuningan.

Sugianto Mas Aan. (2010). Langkah Awal Menuju Apresiasi Sastra Indonesia. Kuningan: Program Studi Bahasa dan Sastra Universitas Kuningan.

Sugianto Mas Aan. (1998). Kajian Prosa Fiksi. Kuningan : Program Studi Bahasa dan Sastra Universitas Kuningan.


Marjihanto Bambang. (1999). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa kini. Surabaya. Terbit Terang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar