1. Pengertian Kalimat
Sekurang-kurangnya
kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek
(S) dan predikat (P). kalau tidak memiliki unsure subjek dan unsure predikat
penyataan itu bukanlah kalimat. Deretan kata yang seperti itu hanya dapat
disebut sebagai frasa. Inilah yang
membedakan kalimat dengan frasa.
Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan
suara naik turun, dank eras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi
akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf capital
dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda Tanya (?), dan tanda seru (!). kalau
dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua
macam, yaitu :
a. Kalimat-kalimat
yang berpredikat kata kerja dan
b. Kalimat-kalimat
yang berpredikat bukan kata kerja
Akan
tetapi, dalam pemakaian sehari-hari kalimat yang berpredikat kata kerja lebih
besar jumlahnya daripada kalimat yang berpredikat bukan kata kerja. Oleh sebab
itu, kalau ada kata kerja dalam suatu untaian kalimat, kata kerja itu
dicadangkan sebagai predikat dalam kalimat itu.
Contoh:
Tugas itu dikerjakan oleh para
mahasiswa.
Kata kerja dalam kalimat ini ialah dikerjakan. Kata dikerjakan adalah
predikat dalam kalimat ini.
Setelah ditemukan predikat dalam kalimat itu,
subjek dapat ditemukan dengan cara bertanya menggunakan predikat, sebagai
berikut.
Apa
yang dikerjakan oleh para mahasiswa?
Jawaban pertanyaan itu ialah tugas itu. Kata tugas itu merupakan
subjek kalimat. Kalau tidak ada kata yang dapat dijadikan jawaban pertanyaan
itu, hal itu berarti bahwa subjek tidak ada. Dengan demikian, pernyataan dalam
bentuk deretan kata-kata itu bukanlah kalimat.
Kalau dalam suatu pernyataan tidak terdapat
kata kerja, kata yang dapat kita cadangkan sebagai predikat ialah kata sifat.
Di samping itu, kata bilangan dan kata benda pun dapat dijadikan sebagai
predikat. Predikat itu dapat pula berupa frasa depan.
Tadi sudah dikatakan bahwa mencari subjek
sebuah kalimat adalah dengan cara bertanya melalui predikat dengan pertanyaan
Siapa
yang atau apa yang + . . . predikat.
Bagaimana halnya dengan objek? Unsur objek
dalam kalimat hanya ditemukan dalam kalimat yang berpredikat kata kerja. Namun,
tidak semua kalimat yang berpredikat kata kerja harus mempunyai objek. Objek
itu hanya muncul pada kalimat yang berpredikat kata kerja transitif. Objek
tidak dapat mendahului predikat karena predikat dan objek merupakan suatu
kesatuan.
Dengan demikian, objek itu adalah kata benda
yang terletak di belakang predikat yang berawalan meng- dan kata benda itu dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Jika dilihat dari segi makna kalimat, objek merupakan unsure yang harus hadir
setelah predikat yang berupa verba transitif.
Ekspor
nonmigas mendatangkan.
Frasa ekspor nonmigas merupakan subjek
kalimat, sedangkan kata mendatangkan adalah unsure predikat yang berupa verba
transitif. Kalimat ini belum memberikan informasi yang lengkap sebab belum ada
kejelasan tentang mendatangkan itu. Oleh sebab itu, agar kalimat itu dapat
memberikan informasi yang jelas, predikatnya harus dilengkapi dengan objek
kalimatt di bawah ini.
Ekspor
nonmigas mendatangkan keuntungan.
S P O
Andaikata suatu kalimat sudah mengandung
kelengkapan makna dengan hanya memiliki subjek dan predikat yang berupa verba
intransitive, objek tidak diperlukan lagi. Kalimat di bawah ini tidak
memerlukan objek.
Penanaman
modal asing berkembang
S P
Kalimat itu sudah lengkap dan jelas. Jadi,
unsure subjeknya adalah penanaman modal asing dan unsure predikatnya adalah
berkembang. Kalimat itu telah memberikan informasi yang jelas. Kalimat itu
tidak perlu dilengkapi lagi. Andaikata di belakang unsur berkembang ditambah
dengan sebuah kata atau beberapa kata, unsure tambahan itu bukan objek,
melainkan keterangan. Misalnya:
Penanaman
modal asing berkembang saat ini
S P K
2. Pola
Kalimat Dasar
Berdasarkan
penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut.
1) KB
+ KK : Mahasiswa
berdiskusi.
2) KB
+ KS : Dosen itu
ramah.
3) KB
+ KBil :
Harga buku itu tiga puluh ribu rupiah.
4) KB1
+ KK + KB2 :
Mereka menonton film.
5) KB1
+ KK + KB2 + KB3 : Paman
mencarikan saya pekerjaan.
6) KB1
+ KB2 : Rustam peneliti.
Keenam
pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat
pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan
kompleks.
3.
Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikalnya
Menurut
strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dapat pula
berupa kalimat majemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara (oordinatif),
tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordinatif-subordinatif).
Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang
bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk.
a.
Kalimat
Tunggal
Kalimat tunggal terdiri
atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau dilihat dari
unsure-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa Indonesia
dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana. Kalimat-kalimat
tunggal yang sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
Sehubungan dengan itu, kalimat-kalimat yang panjang itu dapat pula ditelusuri
pola-pola pembentukannya. Pola-pola itulah yang dimaksud dengan pola kalimat
dasar.
1) mahasiswa
berdiskusi
S:KB +
P:KK
2) dosen
itu ramah
S:KB +
P:KS
3) harga
buku itu tiga puluh ribu rupiah
S:KB + P:KBil
4) mereka
menonton filem
S:KB +
P:KK + O:KB
5) paman
mencarikan saya pekerjaan
S:KB + P:KK + O:KB + Pel KB
6) Rustam
peneliti
S:KB + P:KB
Pola 1 adalah pola yang
mengandung subjek (s) kata benda (mahasiswa) dan predikat (p) kata kerja
(berdiskusi). Kalimat itu menjadi
Mahasiswa berdiskusi
S P
Pola 2 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (dosen
itu) dan berpredikat kata sifat (ramah). Kalimat itu menjadi
Dosen itu ramah
S P
Pola 3 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (harga
buku itu) dan berpredikat kata bilangan (tiga puluh ribu rupiah). Kalimat
selengkapnya ialah
Harga buku itu tiga puluh ribu rupiah
S P
Pola 4 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda
(mereka) berpredikat kata kerja (menonton) dan berobjek kata benda (filem).
Kalimat itu menjadi
Mereka menonton filem
S P O
Kalimat pola 4 atau SPO
merupakan kalimat yang dapat dibenuk menjadi kalimat pasif. Kalimat pasif
tersebut dibentuk dengan menempatkan objek menjadi subjek dan predikat diubah
menjadi awal di.
Mereka menonton filem
(aktif)
Filem itu ditonton oleh
mereka (pasif)
Dengan berubahnya
kalimat aktif menjadi pasif, pelau dalam kalimat aktif itu menjadi keterangan
(oleh mereka).
Filem itu = subjek
Ditonton = predikat
Oleh mereka = keterangan
Pola 5 adalah pola kalimat yang terdiri atas subjek kata
benda (paman), predikat kata kerja (mencarikan), objek (o) kata benda (saya),
dan pelengkap (Pel) kata benda (pekerjaan). Selengkapnya kalimat itu menjadi
Paman mencarikan saya pekerjaan
S P O pel.
Pola 6 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda
(rustam) dan berpredikat kata benda (peneliti). Baik subjek maupun predikat,
keduanya kata benda. Jadi, kalimat itu selengkapnya menjadi.
Rustam penelitian
S P
b.
Kalimat
Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara
terjadi dari dua kalimat tunggal atau leih. Kalmiat majemuk setara dikelompokan
menjadi empat jenis, sebagai berikut.
Dua kalimat tunggal
atau lebih dapat di hubungan oleh kata dan satu setara jika kedua kalimat
tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasil disebut kalimat majemuk setara
perjumlahan.
Contoh :
Kami membaca
Mereka menulis
Kami membaca dan mereka menulis
Tanda koma dapat
digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih dari dua kalimat tunggal.
Contoh :
Direktur tenang.
Karyawan duduk teratur.
Para nasabah antri.
Direktuur tenang, karyawanya duduk teratur, dan para
nasabah antri.
Kalimat
majemuk setara rapatan
Dalam kalimat majemuk setara, ada yang berbentuk kalimat
rapatan, yaitu suatu bentuk yang merapatkan dua atau lebih kalimat tunggal.
Yang dirapatkan ialah unsur subjek atau unsur objek yang sama. Dalam hal
seperti ini, unsure yang sama cukup disebutkan satu kali.
Contoh :
Kami berlatih
Kami bertanding
Kami berhasil menang
Kami berlatih, kami bertanding, dan kami berhasil menang
Kami berlatih, bertanding, dan berhasil menang.
c.
Kalimat
majemuk tidak setara
Kalimat majemuk tidak
setara terdiri atas atau suku kalimat yang bebas (klausa bebas) dan satu suku
kalimat atau lebih yang tidak bebas (klausa terikat). Jalinan kalimat ini
menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsure gagasan yang
majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaniannya
dari sudut pandang waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan
aspek gagasan yang lain digunakan dalam anak kalimat.
Contoh:
1) a.
komputer itu dilengkapi dengan alat-alat moder (tunggal)
b. mereka masih dapat
mengacaukan data-data komputer (tunggal)
c. walaupun komputer
itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih dapat mengacaukan
data-data komputer itu.
d.
Kalimat
majemuk teksetara dan berunsur sama
Kalimat majemuk tak setara dapat disapatkan
andaikan unsure-unsur subjek sama.
Contoh:
Kami sudah lelah
Kami ingin pulang
Karena sudah lelah kami ingin pulang
Pada anak kalimat terdapat kami sebagai subjek anak
kalimat, dan pada induk kalimat terdapat pula kata kami sebagai subjek induk
kalimat. Dalam hal seperti ini, subjek itu ditekankan pada induk kalimat
sehingga subjek pada anak kalimat boleh di hilangkan, dan bukan sebaliknya.
e.
ghilangan
kata penghubung
pada kalimat majemuk
tak setara rapatan yang mencoba mengadakan penghematan dengan menghilangkan
penanda anak kalimat sehingga kalimat itu menjadi salah.
Contoh:
Membaca surat itu saya sangat terkejut
Anak kalimat:
Membaca surat itu.
Induk kalimat:
Saya sangat terkejut.
Subjek anak kalimat itu persis sama dengan subjek pada
induk kalimat, yaitu saya
Kalau tidak ada penanda
pada anak kalimat,kalimat majemuk itu
tidak benar (tidak baku). Penanda yang dapat dipakai ialah setelah sehingga
kalimat akan menjadi
Setelah (saya) membaca surat itu, saa sangat terkejut.
Saya membaca surat itu, saya sangat terkejut.
f.
Kalimat
majemuk campuran
Kalimat pertama ini
terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kaimat majemuk setara,
atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara
(bertingkat). Contoh:
1) Karena
hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang. (bertingkat + setara)
2) Kami
pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai. (setara +
bertingkat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar