Senin, 30 Juni 2014

PENINGKATAN KETERAMPILN MENULIS TEKS CERITA PENDEK DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VII SMPN 2GARAWANGI



I.      PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Kegiatan  belajar  mengajar  merupakan  hal  yang  paling  penting  darikeseluruhan  proses  pendidikan  di  sekolah.  Proses  belajar  mengajar  merupakan suatu  kegiatan  yang  di  dalamnya  terdapat  proses  interaksi  antara  pendidik  dan peserta didik.Pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai empat komponen yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat komponen tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh pada saat pengenalan  terhadap bahasa.  Hal  yang  pertama  dilakukan  adalah  proses mendengarkan,  kemudian  dari  proses  mendengarkan,  terwujudlah  sebuah  proses meniru  hasil  pendengaran  dengan  berbicara.
Keterampilan  menulis  merupakan  salah  satu  aspek  keterampilan  yang sangat  penting  dalam  kehidupan  manusia.Keseluruhan  kegiatanmenulis, terwujud dalam kegiatan menulis puisi, pantun, berita, dongeng, cerpen, dan lain-lain.Pemilihan  variabel  menulis  cerita pendek,  penyebab  utamanya  adalah  jarangnya  para  remaja menggunakan  cerita pendek  sebagai  media  dalam  pembentukan  moral  dan  pribadi yang  baik.Pada  hakikatnya,  cerita pendek (cerpen)  diperlukan  dalam  dunia pendidikan, karena cerita pendek memberikan keterampilan dalam menulis bagi anak-anak.Tontonan  televisi  membuat  rendahnya  pengetahuan  anak  tentang  cerita pendek.  Anak lebih  tertarik  dengan  tontonan  televisi  yang  menampilkan  cerita-cerita remaja  dari  tampilan  dan  alur  cerita  tanpa  mementingkan  pembentukan  moral pada anak tersebut.
Pembelajaranmenulis  dongeng  masih  kurang  optimal  di  kelas VII SMP N 2 GARAWANGI.Selama ini, penggunaan  media  pembelajaran  jarang  dilakukan  dalampembelajaran  menulis cerita pendek  di  sekolah  ini.  Hal  tersebut  dikarenakan keterbatasan alternatif media di sekolah ini untuk pembelajaran menulis  cerita pendek.Perkembangan  teknologi  yang  semakin  maju  membuat  banyaknya  media pembelajaran  yang  dapat  diterapkan  dalam  pembelajaran  menulis.  Salah satu media  yang  dapat  digunakan  adalah  mediaaudio  visual.
Berdasarkan  permasalahandi  atas, maka  penelitian  ditujukan  untuk meningkatkan  keterampilan  menulis  cerita pendek pada  siswa  kelas  VII SMP N 2GARAWANGI  dengan  memanfaatkan  media audio visual.  Kelas  VII  dipilih  sebagai  subjekpenelitian, karena berdasarkan kompetensi dasar yang terdapat dalam Kurikulum 2013, pembelajaran menulis teks cerita pendek di Sekolah Menengah Pertama  (SMP)  terdapat  di  kelas  VII  semester  1.
B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah  yang telah dikemukakan, selanjutnyadiidentifikasikan permasalahan yang munculsebagai berikut:
1.      Menulis  merupakan  salah  satu  kemampuan  berbahasa  yang  penting,  salahsatunya menulis cerita pendek;
2.      kurangnya media yang digunakan dalam proses pembelajaran menulis cerita pendekpada siswa kelas VII SMP N 2garawangi;
3.      Guru  Bahasa  Indonesia  di  sekolah  tersebutbelum  pernah  menggunakan  mediayang dapat meningkatkanketerampilan menulis cerita pendek;
4.      Kurangnya minat  siswa  kelas  VII  SMP N 2garawangi  terhadappembelajaran menulis cerita pendek, sehingga perlu ditingkatkan;
5.      Keterampilan siswa kelas VII SMP N 2 garawangidalammenulis cerita pendek kurangoptimal.
C.    Pembatasan Masalah
Berdasarkanlatar  belakang  dan  identifikasi  masalah  di  atas,  selanjutnyadapat  diketahui  bahwa  kekurangberhasilan  pengajaran  menulis  cerita pendek karenakurangnya  media  yang  digunakan  dalam  proses  pembelajaran. Berdasarkanbeberapa permasalahan  yang dikemukakan di atas,maka penelitian dibatasi pada pemanfaatan  media audio visual untuk  meningkatkan  keterampilan    menuliscerita pendek.
D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan  identifikasi  masalah  di  atas,  rumusan  masalah  yang  akan menjadifokus penelitian adalahsebagai berikut:
a.       Bagaimanakah upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek padasiswa  kelas VII SMP N 2 garawangi dengan menggunakan media audio visual?
b.      Bagaimanakah  peningkatan  keterampilan  menulis  cerita pendek  pada  siswa  kelasVII SMP N 2 garawangi dengan menggunakan media audio visual?

E.     Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan  keterampilan  menulis cerita pendek  pada  siswa  kelas  VII SMP N  1 Maleber denganmenggunakanmedia audio visual
F.     Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat membantu siswa untuk meningkatkanpembelajaranmenulis cerita pendek melalui media audio visual.
b.      Bagi  guru,  hasil  penelitian  ini,  dapat  memberikan  informasi  kepada  guru dalam menyajikan materi cerita pendek dengan media audio visual.
c.       Bagi  sekolah,  sekolah  mempunyaioutput siswa  yang  lebih  berkualitas,khususnyadalam kegiatan menulis cerita pendek.
d.      Bagi  pengembangan  ilmu  pengetahuan,  dapat  dijadikan  sebagai  referensidalam  melaksanakan  penelitian  yang  berkaitan  dengan  pembelajaranmenulis dongeng.

II.               PENELITIAN
A.    Teori Kajian
1.      Pengertian Keterampilan Menulis Cerita Pendek
a.      Keterampilan Menulis
1)      Hakikat Keterampilan
Menurut  Rosidi  (2009:  2),  keterampilan  dalam  linguistik  berartikesanggupan  seorang  pemakai  bahasa  untuk  mempergunakan  bahasanyadengan baik.Keterampilan linguistik tersebut adalah keterampilan menyimak,berbicara,  membaca  dan  menulis. Pengertian  keterampilan berbeda dengankemampuan.  Kemampuan (competence) adalah  sesuatu  yang  masih  ada  didalam batin, sedangkan keterampilan merupakan perwujudan apa yangada didalam batin seseorang.
Berdasarkan  pendapat  di  atas,  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwaketerampilan yaitu kompetensi yang dimiliki seseorang dalam bidang apapun,karena  adanya  motivasi  serta  hasil  dari  proses  membiasakan  diri  dan  berlatihsecara terus menerus.
2)      Hakikat Menulis
Menurut  Tarigan  (1994:  21),  menulis  adalah  menurunkan  ataumelukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yangdipahami  seseorang,  sehingga  orang  lain  dapat  memahami  bahasa  danlambang  grafik  tersebut.  Artinya,  bahwa  menulis  adalah  suatu  kegiatan  yangtidak sekedar menggambarkan simbol-simbol grafis secara konkret, tetapi jugamenuangkan buah pikiran, ide atau gagasan ke dalam bahasa tulis yang beruparingkasan kalimat yang utuh dan dapat dikomunikasikan kepada orang lain.Menulis  selalu berkaitandengan  pengetahuan  dan  perasaan,  karena  seseorang  akan  menulis jika mengalami gejolak perasaan tertentu dan gejolak pikiran itu timbul karena kita  mengetahui  sesuatu.  Proses keterampilan  menulis, diperlukan adanya suatu  keterlibatan  perasaan,  pengetahuan, dan  kemampuan  seseorang  secara total.
Berdasarkan  beberapa  pendapat  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwamenulis  adalah  suatu  kegiatan  yang  dilakukan  seseorang  dalammengungkapkan ide, gagasan , perasaan, dan pikirannya ke dalam bahasa tulissecara  jelas  dan  runtut  untuk  dapat  dipahami  dan  dikomunikasikan  kepadaorang lain.
a)      Fungsi Menulis
Menulis  sangat  penting  bagi  pendidikan,  karena  memudahkan  parapelajar berpikir, juga dapat menolong kita berpikir secara kritis, memudahkankita  merasakan  dan  menikmati  hubungan-hubungan,  memperdalam  dayatanggap  atau  persepsi  kita,  memecahkan  masalah-masalah  yang  kita  hadapi,dan menyusun urutan bagi pengalaman (Tarigan, 1994: 23).
Berdasarkan  pendapat  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwafungsi  kegiatan  menulis  adalah  kita  dapat  mengekspresikan  ide  dan  gagasanyang  ada  pada  diri  kita  serta  dapat  memberikan  solusi  pada  permasalahan-permasalahan yang kita temui.
b)     Tujuan Menulis
Menurut Tarigan (1994: 24), menulis dapat digunakan untuk berbagaikeperluan,  antara  lain:  (1)  memberitahukan  atau  mengajar;  (2)  meyakinkanatau  mengajak;  (3)  menghibur  atau  menyenangkan,  mengandung  tujuanestetis; (4) mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat.
Tujuan  menulis  lebih  spesifik  dibandingkan  dengan  pendapat  di  atasadalah  pendapat  Hugo  Hartig  yang  dikutip  Tarigan  (1994:  25),  menurutnyaada tujuh tujuan menulis:
1)      Assigment  Purpose (tujuan  penugasan),  dalam  arti  penulis  menulissesuatu karena ditugaskan tidak atas kemauan sendiri.
2)      Altuistic  Purpose (tujuan  altruistik)  berarti  penulis  bertujuanmenyenangkan  para  pembaca,  menghindarkan  kedukaan  para  pembaca,ingin  menolong  para  pembaca  memahami,  menghargai  perasaan  danpenalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebihmenyenangkan dengan karyanya itu.
3)      Persuasive  Purpose(tujuan  persuasif),  yaitu  bertujuan  meyakinkan  parapembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
4)      Informasional  Purpose (tujuan  informasional)  yaitu  tulisan  yangbertujuan  memberikan  informasi,  keterangan  atau  penerangan  kepadapara pembaca.
5)      Self-Expressive  Purpose (tujuan  pernyataan  diri),  yaitu  tulisan  yangbertujuan  memperkenalkan  atau  menyatakan  diri  sang  penulis  terhadappembacanya.
6)      Kreative Purpose(tujuan kreatif), yaitu tujuan yang berhubungan denganpernyataan  diri  terutama  dalam  keinginannya  untuk  mencapai  normaartistik, atau seni yang ideal.
7)      Problem-Solving Purpose(tujuan pemecahan masalah) dalam arti penulismelakukan kegiatan menulis untuk memecahkan masalah.
Berdasarkan pendapat-pendapat  di  atas,  jelas  bahwa  seseorangmelakukan  kegiatan  menulis  karena  ada  tujuan-tujuan  yang  ingin  dicapai.Tujuan  tersebut  dapat  berupa  tujuan  penugasan,  meyakinkan  pembaca,menyenangkan,  memberikan  informasi,  memperkenalkan  diri,  atau  mungkiningin memecahkan masalah.
c)      Manfaat Menulis
Ada  beberapa  manfaat  dari  kegiatanmenulis,  antara  lain:  (1)  dapat  mengenali  kemampuan  dan  potensi  diri,  (2)mengembangkan  beberapa  gagasan,  (3)  memperluas  wawasan,  (4)mengorganisasikan  gagasan  secara  sistematik  dan  mengungkapkannya  secara tersurat, (5) dapat meninjau dan menilai gagasan sendiri secara lebih objektif,(6) lebih mudah memecahkan masalah, (7) mendorong diri belajar secara lebihaktif, (8) membiasakan diri berpikir serta berbahasa secara tertib.
Berdasarkan  pendapat  di  atas,  dapat  dikatakan  bahwa  dalam  kegiatanmenulis  terdapat  beberapa  manfaat.  Seseorang  yang  menulis,  akan  merasabeban yang menghimpit benak dan perasaannya tersalurkan.
d)     Ciri-ciri Tulisan yang Baik
(Tarigan,  1994:  7)  menyebutkan  ciri-ciritulisan  yang  baik  adalah:  (1)  mampu  mencerminkan  kemampuan  penulisdalam  menyusun  bahan-bahan  yang  tersedia  menjadi  suatu  keseluruhan  yangutuh;  (2)  mampu  menyampaikan  makna  yang  jelas  dan  tidak  samar-samar,memanfaatkan  struktur  kalimat  bahasa  serta  contoh-contoh  yang  jelas; (3)mampu  meyakinkan  serta  menarik  minat  pembaca  terhadap  pokokpembicaraan  serta  mendemonstrasikan  suatu  pengertian  yang  masuk  akal,cermat,  dan  teliti;  (4)  mampu  mencerminkan  kemampuan  penulis  untukmengkritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya; (5) mampumencerminkan  kebanggaan  sang  penulis  dalam  naskah  atau  manuskripkesediaan  mempergunakan  ejaan  dan  tanda-tanda  baca  secara  seksama, memeriksa  makna  kata  dan  hubungan  ketatabahasaan  dalam  kalimat-kalimatsebelum menyajikannya kepada pembaca.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwaketerampilan menulisadalah kemampuan  yang dimiliki seseorang karena proses membiasakan  diri danberlatih  secara  terus  menerus,  sehingga  menjadi  tenaga  yang  potensial  dalamkegiatan menulis.
b.      Cerita Pendek
1)      Hakikat Cerita Pendek
Cerita pendek atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan short story, merupakan satu karya sastra yang sering kita jumpai di berbagai media massa. Cerita pendek disingkat cerpen bentuk karya sastra yang sekaligus di sebut fiksi atau teks naratif (nurgiyanto, 2005; 9) perbedaan utama cerpen dapat di lihat dari segi formalitas atau bentuj dan panjang cerita.Sesuai  dengan namanya, cerpen merupakan cerita pendek. Namun, beberapa ukuran pendeknya tidak ada aturan yang menemukan, tidak ada kesepakatan dari pengarang dan para ahli.Bahwa cerita pendek itu di ukur dengan jumlah paragrab atau kalimat atau kata.
      Edgar allan poe dalam jassin (nurgiyantoro, 2005; 10) sastrawan dari ameria mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kita-kira berkisar anatara setengah sampai dua jam. Sedangkan definisi yang ada dalam KBBI, cerita pendek adalah kisah pendek (kurang dari 10.000) yang memberikan kesan yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi.
      Definisi-definisi yang telah diuraikan sebelumnya, menjelaskan bahwa cerita pendek meripakan cerita yang dibatasi oleh beberapa ketentuan agar sesuai dengan namanya yaitu cerita pendek.Pemusatan dari pada satu tokoh dalam satu situasi seperti definisi dalam KBBI menjadi salah satu ciri cerpen.Pemusatan pada satu tooh tersebut menyebabkan konflik dan alur yang ada dalam cerpen menjadi sederhana. Selain itu, biasanya penulis hanya menampilkan dua atau tiga tokoh lan saja selain took utama dalam cerpen.
Cerita pendek atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan short story, merupakan satu karya sastra yang sering kita jumpai di berbagai media massa. Namun demikian apa sebenarnya dan bagaimana ciri-ciri cerita pendek itu, banyak yang masih memahaminya.
padat.
Dengan demikian, dapat didefinissikan bahwa cerpen adalah cerita yang hanya menceritakan satu konflik yang dialami oleh tokoh utamadengan alur yang sederhana sehingga dapat selesai dibaca dalam waktu singkat (setengah sampai dua jam).
2)      Unsur-unsur pendukung cerita pendek
Cerpen  dibangun  oleh  unsur-unsur  cerita  yaitu  unsur  ekstrinsik  dan intrinsik.   Unsur-unsur  tersebut  diceritakan  dalam  penceritaan  yang  ringkas. Karena bentuknya yang pendek, cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai  pada detil-detil  khusus yang  “kurang penting”  yang  lebih bersifat memperpanjang cerita (Nurgiyantoro, 2005: 11).

Berikut adalah unsur pembangun cerpen.

a) Tema

Tema merupakan ide atau gagasan yang mendasari sebuah cerita. Dengan tema,  seorang penulis ingin  menyampaikan sesuatu kepada  pembacanya,  bukan sekadar bercerita tanpa ada tujuan. Suatu cerita yang tidak mempunyai tema tentu tidak ada gunanya dan artinya (Tarigan, 1984: 125).Maka tema merupakan suatu hal yang paling penting dalam seluruh cerita.

Ada  beberapa hal  yang  dapat  dijadikan sebagai  tema.  Biasanya,  hal-hal tersebut  berkaitan  dengan  kehidupan  manusia.  Untuk  sebuah  cerpen,  beberapa penulis   sering   mengangkat   tema   dari   hal-hal   yang   berkaitan   dengan kehidupannya.  Selain  cenderung  dialami  pula  oleh  orang  lain,  peristiwa  yang pernah dialami penulis akan membantunya untuk lebih menjiwai cerita yang akan terlihat dari penguasaannya  menceritakan peran tokoh,  menggambarkan tempat, waktu, alur, dan sebagainya.


Dengan  demikian,  penulis  bukan  menyampaikan  ide  atau  tema  cerpen dengan  membuat  kesimpulan,  melainkan  menyamarkan   tema  tersebut  pada seluruh elemen cerpen.  Melalui dialog-dialog, perasaan,  dan jalan pikiran tokoh-tokohnya,  kejadian-kejadian,   setting  cerita,   penulis   mempertegas  isi  cerita.Dengan cara ini,  seluruh unsur  cerita  akan memiliki satu  tujuan saja, dan  yang mempersatukannya adalah tema.

b) Alur

Sebab akibat antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya dalam sebuah cerita  akan  digambarkan  melalui  alur.  Dengan  demikian,  alur  juga bagian  dari cerita yang sangat penting.  Peristiwa yang tidak menimbulkan sebab akibat tidak dapat dikatakan sebagai alur, karena dalam cerita suatu peristiwa akan terjadi jika disebabkan oleh pristiwa sebelumnya.

Susunan peristiwa merupakan salah satu alur secara garis besar (Sumardjo, 1988).Berikut adalah beberapa alur yang sering digunakan dalam karya sastra.
a)  Alur   maju,   yaitu   alur   yang   biasanya   digunakan   oleh   penulis   untuk menceritakan kisah hidup atau perjalanan tokohnya dimulai dari awal hingga akhir.

b)  Alur  mundur,  yaitu  alur   yang  biasanya  digunakan  oleh  penulis  untuk menceritakan  kisah  hidup  atau  perjalanan  tokohnya  dari  akhir  kembali  ke awal. Biasanya cerita tersebut adalah perenungan dari tokohnya.

c)  Alur  campuran,  yaitu  alur  yang  biasanya  digunakan  oleh  penulis  untuk menceritakan kisah hidup atau perjalanan tokohnya dari akhir kembali ke awal dan kembali lagi ke akhir, atau sebaliknya.

c) Latar (setting),Cerpen  tidak   memerlukan   detil-detil  khusus   tentang  keadaan   latar, misalnya yang menyangkut keadaan tempat dan sosial. Cerpen hanya memerlukanpelukisan  secara  garis  besar saja,  atau  bahkan  hanya  secara  implisit,  asal telahmampu memberikan suasana tertentu yang dimaksudkan.

d) Perwatakan (penokohan), Perwatakan  atau  penokohan  merupakan  salah  satu  penentu  keberhasilan

sebuah cerpen. Ketepatan penulis dalam menggambarkan watak para tokoh dalamcerpen  akan  menjadikan  cerpen  tersebut  bernyawa  dan  menarik.  Keberhasilanpenulis dalam menggambarkan watak  para  tokoh juga akan mewakili sifat-sifatmanusia yang ingin disampaikan berdasarkan tema yang telah dipilih. Akan tetapi,ada satu hal  yang harus  diingat  bahwa jumlah maupun data-data jati diri tokohdalam  cerpen  sangat  terbatas,  khususnya  yang  berkaitan  dengan  perwatakansehingga  pembaca  harus  merekonstruksi  sendiri  gambaran  yang  lebih  lengkaptentang tokoh itu.

Ada dua cara yang dilakukan oleh penulis untuk menjelaskan watak tokoh dalam cerpen, yaitu dengan cara langsung dan tidak langsung.

1)  Dengan cara langsung

Penulis  menyebutkan  secara  langsung  bagaimana  sifat  dan  perangai  tokoh.Penulis  juga berusaha  memberikan  analisis  yang  jelas tentang  tampang danperangai  para  tokoh  secara  langsung.  Oleh  karena  itu,  cara  ini  juga  seringdisebut dengan cara analitik.

2)  Dengan cara tidak langsung

Penulis memberikan gambaran tentang sifat,  keadaan tubuh, atau melukiskanlingkungan gerak-geriknya.  Biasanya penulis juga menggambarkan perangaitokohnya melalui percakapan atau dialog.Cara ini disebut dramatik.

e) Sudut Pandang (point of view), Sudut  pandang  merupakan  tinjauan  cerita  oleh  penulis  melalui  tokoh-tokohnya.  Menurut  Jacob  Sumardjo,  ada  empat  sudut  pandang  yang  biasa

digunakan oleh penulis, yaitu:

1)  Omniscient pointof view(sudut penglihatan yang kuasa)
Pada sudut pandang ini, penulis bertindak sebagai orang yang tahu segalanya.Ia dapat menceritakan apapun untuk meyempurnakan apa yang ingin ia tulissampai menimbulkan dampak yang inginkan. Bahkan ia dapat keluar masukjalan pikiran para tokohnya ataupun mengomentari  kelakuan para pelakunya.

Satu  hal  lagi  yang  dapat  dilakukan  oleh  penulis  dalam  sudut  pandang  iniadalah  bahwa  penulis  dapat  berbicara  langsung  kepada  pembaca.  Sudutpandang seperti ini biasanya digunakan dalam cerita yang bersifat sejarah.

2)  Objektivepoint ofview

Dalam   sudut   pandang   ini,   penulis   menceritakan   sesuatu   berdasarkanpandangannya.Akan  tetapi  penulis  tidak  memberikan  komentar  terhadapperilaku para tokohnya seperti pada sudut pandang omniscient.Penulis  jugatidak mau masuk ke dalam pikiran para pelakunya. Melalui sudut pandang inipenulis  membiarkan  pembaca  melihat  dan  menilai  sendiri  tentang  perilakutokoh-tokoh yang ia ceritakan. 

3)  Point ofview orang pertama

Sudut pandang orang  pertama menggunakan sudut pandang  “Aku”.  Dengansudut pandang ini,  penulis  seolah-olah menceritakan pengalamannya sendiri.Dengan cara ini pula penulis mengajak pembaca agar berada ke pusat kejadian sehingga seperti melihat, mendengar, dan merasakan secara langsung apa yangdiceritakan.  Namun  pembaca  harus  dapat  membedakan  pandangan  pribadipenulis dengan pandangan tokoh “Aku” dalam cerita.



4)  Point ofview peninjau

Pada  sudut   pandang  ini,   penulis  menggunakan   seorang  tokoh  sebagaipembawa cerita yang akan mengalami kejadian-kejadian dalam seluruh cerita.Tokoh ini akan menceritakan perasaan dan pendapat-pendapat dirinya sendiri.Akan tetapi, terhadap tokoh lain ia hanya dapat menceritakannya berdasarkanapa yang ia ketahui saja. Jadi, sudut pandang ini berupa penuturan pengalamanseseorang.

f)  Amanat, Sebuah  cerita,  dibuat  dengan  maksud  sebagai  penyampai  pesan  daripenulis kepada pembaca. Pesan atau yang lebih akrab disebut dengan amanat inimerupakan pemikiran-pemikiran dari penulis terhadap sebuah permasalahan, yangia ungkapkan lewat bahasa-bahasa yang ia gunakan dalam cerita tersebut.



Cerpen  merupakan  salah  satu  jenis  karya  sastra  (karangan).  Dengandemikian,  ada  hal-hal  yang  harus  diperhatikan  dalam  membuat  sebuah  ceritapendek  agar  memiliki  mutu  tinggi.  Karangan  yang  bermutu  selalu  berpangkaltolak pada pemikiran yang matang dan jelas. Hal  ini akan tercermin antara laindalam pemilihan kata, dalam tata susunan kalimat, dan dalam kerangka karanganyang gamblang tentang seluruh karangan itu (Heuken, 2008: 10)

2.      Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
a.      Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran  diartikan  sebagai  proses  belajar  (KBBI,  1994:  14)  yangmemiliki  aspek  penting  yaitu  bagaimana  siswa  dapat  aktif  mempelajari  materipelajaran  yang  disajikan,  sehingga  dapat  dikuasainya  dengan  baik.  Untukmencapai  tujuan  pembelajaran  yang  optimal,  seorang  guru  harus  memahami  danmengetahui prinsip dan karakteristik peserta didikdalam proses belajar.Jadi,  pembelajaran  memiliki  pengertian  yang  di  dalamnya  mencakupsemua  proses  mengajar  yang  berisi  serangkaian  perbuatan  guru  untukmenciptakan  suatu  kelas  untuk  keberhasilan  perubahan  pada  diri  siswa  sebagaiakibat dari kegiatan belajar-mengajar.

b.      Komponen-komponen dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
Pengajaran  merupakan  suatu  pendekatan  mengajar  yang  menekankanhubungan  sistemik  antara  berbagai  komponen  dalam  pengajaran.  Lebih  lanjutdikatakan  bahwa  pengajaran  mempunyai  beberapa  komponen,  yaitu  tujuanpengajaran, bahan pengajaran, metode pengajaran,media dan evaluasi pengajaran.
Dalam pembelajaran menulis sebagai bagian dasar pengajaran Bahasa danSastra Indonesia, pada dasarnya juga memiliki komponen utama seperti yang telahdisebutkan di atas, antara lain meliputi tujuan, bahan, metode, media dan evaluasi.

1)      Tujuan Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
Tujuan  pengajaran  merupakan  salah  satu  aspek  yang  tidak  bolehdiabaikan.  Tujuan  ini  akan  menentukan  isi  dan  strategi  pengajaran,  serta  bentukevaluasi yang akan dijalankan.Adapun tujuan pengajaran menulis secara detail adalah: (1) siswa mampumenyusun  buah  pikiran,  perasaan  dan  pengalaman  ke  dalam  suasana  ataukomposisi yang baik; (2) merangsang imajinasi dan daya pikir/ intelek siswa; (3)siswa mampu menggunakan kaidah kebahasaan dalam menulis; (4) siswa mampumenyusun  karangan;  (5)  mengembangkan  kebiasaan  menulis  yang  akurat,  jelas,singkat, dan menarik.

2)      Bahan/ Materi
Materi  pengajaran  adalah  uraian/pokok  bahasan  yakni  penjelasan  lebih  lanjut  makna  dari  setiap  konsep  yang  adadalam  pokok  bahasan.  Pemilihan materi pelajaran berkaitan dengan tujuan dan fungsi pengajaranitu  sendiri.  Materi  yang  diberikan  dalam  pembelajaran  menulis  cerita pendek  siswa  kelasVII  SMP  N  2 garawangi  mengacu  pada  proses  penciptaan  kembali  cerpen  sesuaidengan  Kompetensi Dasar yang  telah  ditetapkan  yaitu  :  “4.2 menyusun teks hasil observasi,tanggapan desriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek  sesuai dengan karakteristik teks yang akan di buat baik secara lisan maupun tulisan”.

3)      Metode Pengajaran
Metode  adalah  cara  yang  digunakan  oleh  guru/peserta  didik  dalammengolah  informasi  yang  berupa  fakta,  data,  dan  konsep  pada  prosespembelajaran  yang  mungkin  terjadi  dalam  suatu  strategi,dapat  diartikan  sebagaicara  yang  digunakan  untuk  mengimplementasikan  rencana  yang  sudah  disusundalam  bentuk  kegiatan  nyata  dan  praktis  untuk  mencapai  tujuan  pembelajaran.Terdapat  beberapa  metode  pembelajaran  yang  dapat  digunakan  untukmengimplementasikan  strategi  pembelajaran,  diantaranya:  (1)  ceramah;  (2)demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan;(7)brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya (Kesuma, 2007: 23).Metode  yang  digunakan  dalam  pembelajaran  menulis  dongeng  ini  adalahceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

4)      Media
Media  merupakan  salah  satu  komponen  komunikasi,  yaitu  sebagaipembawa  pesan  dari  komunikator  menuju  komunikan.  Tujuan  digunakan  media audio visual dalam  pembelajaran  menuliscerita pendek  adalah  untuk  dapat  merangsang  pikiran,  perasaan,  perhatian  dan  minatsiswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan efektif danefisien.

5)      Evaluasi
Penilaian  atau  evaluasi  adalahproses  memberikan  atau  menentukan  nilaikepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu(Nurgiyantoro, 2010: 89).Evaluasi mencakup sejumlah teknik  yang tidak  bisa diabaikan oleh seorang  gurumaupun dosen. Evaluasi bukanlah sekumpulan teknik semata-mata, tetapi evaluasimerupakan suatu proses yang berkelanjutan yang mendasari keseluruhan kegiatanpembelajaran  yang  baik.  Evaluasi  pembelajaran  bertujuan  untuk  mengetahuisampai  sejauh  mana  efisiensi  proses  pembelajaran  yang  dilaksanakan  danefektivitas  pencapaian  tujuan  pembelajaran  yang  telah  ditetapkan.  Dalam  rangkakegiatan  pembelajaran,  evaluasi  dapat  didefinisikan  sebagai  suatu  prosessistematik dalam menentukan tingkat pencapaian  tujuan pembelajaran  yang telahditetapkan.Penilaian  dalam  menulis cerita pendek mencakup  beberapa  kriteria.

3.      Hakikat dan Jenis Media
Media adalahberbagai  jenis  komponen  dalam  lingkungan  siswa  yang  dapat  merangsangnyauntuk belajar. Maka  dapat  disimpulkan  bahwa  mediapembelajaranadalah  alat  atau  perantara    yang  digunakan  dalam  proses  belajarmengajar  dan  dapat  berguna  untuk  membantu  memperjelas  makna  yangdisampaikan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.Ada  tiga  ciri  media,antara lain:
a.       Ciri fiksatif (fixativeproperty)
b.         Ciri Manipulatif (manipulative property)
c.          Ciri Distributif (distributive property)
Beban  guru  untuk  penjelasan  yang  berulang-ulang  mengenai  isi  pelajarandapat  dikurangi  bahkan  dihilangkan.  Berdasarkan  pendapat  di  atas,  maka  dapat disimpulkan  bahwa  manfaatmediaadalah  untuk  membantu  guru  dalam  proses  pembelajaran,  sehinggapembelajaran akan menjadi berkualitas dan menimbulkan reaksi positif dari siswa.Media  digunakan  dan  disesuaikan  dengan  tujuan  pembelajaran  untukmempermudah  proses  belajar,  sehingga  peserta  didik  dapat  memahami  materiyang  disampaikan.  Menurut  Sadiman  (1986:  28),  terdapat  beberapa  jenis  mediayang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain:

a.       Media grafis
Media  grafis  termasuk  dalam  media  visual.  Media  grafis  berfungsi  untukmenyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikandituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Media grafis adalah mediayang  sederhana  dan  mudah  dalam  pembuatannya.  Media  grafis  terbagi  menjadibeberapa  jenis,  antara  lain:  (1)  gambar/  foto,  (2)  sketsa,  (3)  diagram,  (4)  bagan/chart,  (5)  grafik (graphs),  (6)  kartun,  (7)  poster,  (8)  peta  dan  globe,  (9)  papanflannel/Flannel Board, (10) papan buletin (Bulletin Board).
b.      Media audio
Media  audio  berkaitan  dengan  indera  pendengaran.  Pesan  yang  akandisampaikan  dituangkan  ke  dalam  lambang-lambang  auditif,  baik  verbal  (kedalam  kata-kata)  maupun  non  verbal.  Ada  beberapa  jenis  media  yangdikelompokkan  sebagai  media  audio,  antara  lain:  (1)  radio,  (2)  alat  perekam  pitamagnetik, (3) piringan hitam, dan (4) laboratorium bahasa.
c.       Media proyeksi diam
Media  proyeksi  diam(Still  Proyected  Medium) adalah  media  yangmembutuhkan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran. Pesan yang disampaikankepada siswa dapat berupavisualmaupun disertai dengan suara(audio). Beberapajenis media proyeksi diam adalah film bingkai, film rangkai, overhead proyektor,proyektor  opaque, tachitoscope, microprojectiondengan  microfilm,  film,  filmgelang, televisi, permainan dan simulasi.

d.      Media audio visual
Audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar” (Rohani, 1997: 97-98).Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Berbicara mengenai bentuk media, disini media memiliki bentuk yang bervariasi sebagaiman dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman belajar siswa, dan daya jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya.Dalam pembahasan ini akan dipaparkan sebagian dari bentuk media audio visual yang dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelas yaitu:
1.      Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.
2.      Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.
3.      Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board.
4.      Media visual gerak contoh, film bisuMedia visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan sebagainya
5.      Media seni gerak
6.      Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya
7.      Media cetak contoh, televisi
Hal tersebut di atas adalah merupakan gambaran media sebagai sumber belajar, memberikan suatu alternatif dalam memilih dan mengguanakan media pengajar sesuai dengan karakteristik siswa. Media sebagai alat bantu mengajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual dan audio visual. Ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan rumusan tujuan instruksional dan tentu saja dengan guru itu sendiri.

1.      Strategi Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
a.      Pendekatan Tradisional
Dalam pendekatan tradisional, peranseorang  guru  hanya  sebagai  pemberi  tugas  dan  pengoreksi  saja.  Sementara  itu,siswa dilepas begitu saja dalam mengerjakan tugas menulis mereka. Hasil tulisansiswa  akan  dikumpulkan  setelah  waktu  habis,  dan  selanjutnya  tugas  guru  adalahmengoreksi dan memberikan nilai.Kegiatan  pembelajaran  menulis  menggunakan  pendekatan  tradisional  inidirasa  membosankan  bagi  siswa,  kegiatan  yang  monoton  membuat  para  siswatidak  termotivasi  dalam  mengikuti  pembelajaran  menulis  dongeng.  Di  sampingitu, siswa kurang menyadari arti pentingnya membuat tulisan yang baik, dan tidakmemahami  kesalahan  yang  dilakukan  dalam  melakukan  penulisan.  Oleh  karenaitu,  siswa  beranggapan  bahwa  pembelajaran  menulis  cerita pendek  itu  sulit  danmembosankan.



b.      Pendekatan Proses
Pengajaran  menulis cerita pendek di  sekolah  dipandang  sebagai  upaya  untukmenumbuhkan  semangat  produktivitas  penciptaan  kembali  sebuah  cerita pendek (cerpen).Melalui  pendekatan  proses  ini,  diharapkan:  (1)  tidak  menyebabkan  subyek  didikmenjadi  takut  menulis;  (2)  subyek  didik  akan  gemar,  terdorong,  dan  produktifdalam menciptakan sebuah tulisan (Endraswara, 2002:84).Selama  ini,  ketidakberhasilan  pembelajaran  menulis  cerita pendek  sangatdipengaruhi  oleh  pendekatan  pembelajaran  yang  dilakukan.  Pembelajaran  yanglebih  berorientasi  pada  hasil  dan  bukan  pada  proses  menyebabkan  siswa  engganmelakukan proses menulis. Pendekatan prosesini dianggap sebagai inovasi dalampembelajaran menulis.

B.        Kerangka Pikir
Pada  saat  ini,pembelajaran  menulis  kurang  disukai  oleh  siswa.  Kegiatanmenulis  cerita pendek  merupakan  kegiatan  yang  dijauhi  oleh  siswa  dalam  prosespembelajaran.  Penggunaan  media  yang  jarang  dilakukan  oleh  guru,  membuatsiswa kurang menyukai pelajaran menulis cerita pendek. Hal tersebut juga terjadi padasiswa  kelas  VII  SMP N  2 garawangi,  yang  menganggap  bahwa  pembelajaranmenulis  cerita pendek  adalah  pembelajaran  yang  kurang  mereka  sukai,  sehinggamereka  sering  mengabaikan  pelajaran  dengan  melakukan  kegiatan  sendiri  tanpamenghiraukan  guru  yang  berada  di  dalam  kelas.  Oleh  karena  itu,  perlu  adanyasuatu  media  yang  tepat  dimiliki  oleh  guru  untuk  mengajarkan kegiatanmenuliscerita pendek di sekolah. Media yang tepat tersebut adalah media  yang dapat menariksiswa agar tidak mengalami kebosanan dalam proses pembelajaran. Penggunaan  media audio visual dalam  upaya  meningkatkan  keterampilanmenulis  cerita pendek  pada  siswa  kelas  VII SMP N  2 garawangi.

C.       Hipotesis Tindakan
hipotesis tindakan dalam penelitian iniadalah  apabila  dalam  proses  pembelajaran  menulis  cerita pendek  dilakukan  melaluimedia audio visual, maka keterampilan siswa dalam menulis cerita pendek meningkat.

III.  METODE PENELITIAN

A.       Jenis Penelitian
Penelitian  ini  termasuk  dalam  Penelitian  Tindakan  Kelas  (PTK)/Classroom  Action  Research.  Penelitia tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi social (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri.terdapat dua esensi penelitian tindakan, yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area, yaitu: (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesioanal dalam arti meningkatkan pemahaman/kemampuan para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya; (3) untuk memeperbaiki keadaan atau situasi dimana praktik tersebut dilaksanakan (Triyanto, 2009: 205).  Pada  hakekatnyamodel penelitian tindakan kelas berupa  perangkat-perangkat  dengan  satuperangkat terdiri dari empat komponen, yaitu:perencanaan, tindakan, pengamatan(observasi) dan  refleksi.  Keempat  komponen  tersebutdipandang sebagai satu siklus. Didalam menetapkan rencana tindakan yang akan dilakkan pada siklus berikutnya, guru harus berdasar pada informasi hasil analisis dan refleksi agar program tindakan tepat sasaran. Atas dasar informasi tersebut guru harus dapat memirkan secara matang sutu tindakan pembelajaran yang dapat membuat siswa tumbuh keberaniannya sehingga mereka dapat berkreativitas dalam proses belajar. Perlu menjadi perhatian bahwa dalam merancang dan menetapkan tindakan ulang pada siklus berikut guru tidak berarti harus mengubah model mengajar secara keseluruhan, melainkan hanya mengubah teknik-teknik mengajar yang dianggap tepat. Secara lebih konkret langkah-langkah yang dapat dilalui dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebagai berikut:






Siklus 1
                 Analisis dan refleksi                            perencana tindakan

Deskripsi Hasil Tindakan
                
                 Pelaksanaan tindakan
                

Siklus 2
Analisis dan refleksi                            rencana tidakan ulang
Deskripsi hasil tindakan

                 Pelaksanaan tindakan



B.        Setting Penelitian
Setting penelitian  adalah  lokasi  penelitian  dilakukan. Setting yangditetapkan  dalam  penelitian  ini  adalah  SMP  N 2 garawangi.  Berdasarkan  hasil survei,  diketahui  bahwa  sebenarnya  siswa-siswi  disekolah  ini  memiliki  bakat  dan  potensi  yang cukup  untuk  menghasilkan  karyatulis.  Namun,  dalam  pembelajaran  menulis  cerita pendek  belum  dilaksanakan  secaraoptimal, sehingga keterampilan siswa dalam menulis cerita pendekpun belum optimal. Berdasarkan hasil  survei  yang  dilakukan,  dapat  diketahui  bahwapenggunaan  media  dalam  pembelajaran  menulis  jarang  dilakukan.  Selama  ini,Media audio visual belum pernah digunakan dalam pembelajaran menulis dongengdi  sekolah  ini. 
Berdasarkan  kondisi  tersebut,  maka  sekolah  ini  dipilih  sebagaisettingpenelitian.  Penelitian  tentang  upaya  peningkatan  keterampilan  menulis  melaluimedia audio visual diharapkan  dapat  menjadi  inovasi  baru  dalam  pembelajaranmenulis  cerita pendek,  agar  tidak  membosankan  bagi  siswa.
C.       Subjek dan Objek Penelitian
SubjekPenelitian  Tindakan  Kelas  ini  adalah  siswa  kelas  VII   SMP N 2 garawangi  dengan  permasalahan  yang  akan  diteliti  yaitu  keterampilan  menuliscerita pendek.  Penentuan  subjek  penelitian  ini  dikarenakan  kurangnya  minat  siswadalam  kegiatan  menulis  cerita pendek  sehingga  mengakibatkan  rendahnyaketerampilan siswa dalam menulis cerita pendek di kelas VII SMP N 2 garawangi. Selainitu,  alasan  pemilihan  subjek  adalah  untuk  menghidupkan  kembali  pembelajaranyang  tidak  disukai  oleh  siswa  dengan  menggunakan  mediayangtepat  dan  dapatmenarik siswa.Objekpenelitian  ini  adalah  peningkatan  keterampilan  menulis  cerita pendekdengan menggunakan media audio visual.

D.       Rancangan Penelitian
Dalam  penelitian  ini,peneliti  menentukan  permasalahan  dan  penyebabrendahnya keterampilan  menulis  cerita pendek  pada  siswa,  selanjutnya mahasiswapeneliti  melakukan pengamatan yang selanjutnya  diidentifikasi  dan  menyusun  perencanaan  penelitian.  Dariperencanaan  penelitian  tersebut  selanjutnya  peneliti  menentukan  siklus.  Setelahmenentukan  siklus,  peneliti  melakukan  pemberian  tindakan danpengamatan selama  tindakan  berlangsung.  Setelah  melakukanpengamatan,  lalu  peneliti  melakukan  refleksi  untuk  melihat  ketercapaian  suatutindakan.Tindakan  yang  dilakukan  dalam  beberapa  siklus  adalah  penerapan  mediaAudio visual dalam  meningkatkan  keterampilan  menulis  dongeng  pada  siswa  kelasVII SMP N 2 garawangi.

E.        Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilaksanakan dalambentuk  siklus.  Penelitian  ini  akan  dilakukan  sebanyak  dua  siklus.  Berikut  iniadalah gambaran umum penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel berikutini:
Siklus
Tindakan
Instrumen
Siklus 1
Subsiklus 1


Subsiklus 2

Pemutaran media audio visual dan bimbingan mengerjakan tugas menulis cerita pendek
Penilaian

Angket dan lembar pengamatan

Lembar penilaian
Siklus 2
Subsiklus 1


Subsiklus 2

Pemutaran media audio visual dan bimbingan menulis cerita pendek
Revisi dongeng dan penilaian

Lembar pengamatan


Lembar penilaian dan angket

Siklus 1
1.         Perencanaan
Rencana  penelitian  tindakan  merupakan  tindakan  yang  tersusun  harusmengarah  pada  tindakan  bahwa  rencana  harus  memandang  ke  depan.  Rencanatindakan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a)   Mahasiswabersama  guru  bahasa  Indonesia berdiskusi  untuk  mengidentifikasi  permasalahan  yang  munculberkaitan dengan pembelajaran menulis cerita pendek.
b)   Menentukan  pelaksanaan  jalanke luar  masalah  dalam  pembelajaran  denganmenggunakan dan memilih media yang tepat.
c)   Mengadakan  tes  untuk  mengetahui  keterampilan  awal  siswa  dalam  menuliscerita pendek.  Caranya  adalah  dengan  memberikan  tugas  kepada  siswa  untukmenuliskan certa pendek yang pernah di baca.
d)  Menyiapkan scenario pelaksanaan tindakan dan penyediaan sarana atau mediayang diperlukan dalam proses pembelajaran menulis cerita pendek, seperti silabus ,laptop, infocus, sound  system dan  bahan  serta  peralatan  lain  yangdiperlukan.
e)   Menyiapkan  instrumen  yang  berupa  angket,lembar  pengamatan,  dan lembar penilaian.
2.         Implementasi Tindakan
Tindakan  yang  dilakukan  harus  mengandung inovasi,Tahapan yang dilakukan padasiklus pertama ini adalah sebagai berikut:
a)   Pada  pertemuan  pertama,  siswa  penelitian diberi  angket  untuk  memperoleh informasi  awal  tentang  pembelajaran  menulis  cerita pendek di kelas. 
b)   Siswa  diajak  berkonsentrasi  untuk  menyimak  pemutaran cerita pendek dengan menggunakan audio visual. 
c)   Siswa diberikan tugas untuk menceritakan kembalicerita pendek yang diperlihatkandengan pemikiran siswa itu sendiri dalam bentuk bercerita.
d)  evaluasi penulisan  cerita pendek  dilakukan  oleh  guru  untuk  memperoleh  hasiloptimal.

3.         Pengamatan/ Observasi
Kegiatan  yang  dilakukan  dalam  tahap  pengamatan  ini  yakni  mengamatihasil  tindakan  yang  dilakukan  bersama  pengajar  terhadap  siswa.  Pengamatanpeneliti  meliputi  (a)  proses  tindakan;  (b)  pengaruh  tindakan;  (c)  keadaan  dankendala tindakan; (d) bagaimana keadaan dan kendala tersebut menghambat ataumempermudah  tindakan  yang  telah  direncanakan  dan  pengaruhnya;  dan  (e)persoalan lain yang muncul selama dilakukan tindakan.

4.         Refleksi
Kegiatan  yang  dilakukan  pada  tahap  ini  adalah  mengkaji  ulang,mempertimbangkan  hasil  dari  berbagai  kriteria  atau  indikator  keberhasilan.Refleksi  dilakukan  dengan  guru  bahasa  Indonesia  untuk  menentukan  danmenetapkan tindakan selanjutnya pada sikluskedua.


Siklus 2
1.         Perencanaan
Perencanaan  dalam  hal  iniadalah pengajaran menulis cerita pendek yang observasi masih kurang bagisiswa dan dilanjutkan dengan pemutaran cerita pendek selanjutnya.selanjutnya  dipersiapkancerita pendek audio visual dan instrumen berupa lembar pengamatan.

2.         Implementasi Tindakan
Pada  siklus  II  ini,  lebih  banyak  diberikan  cara  mengatasipersoalan  yang  dihadapi  siswa  dalam  melakukan  penulisan  cerita pendek,  misalnyadengan membangun karakter tokoh, menciptakan latar dan penyusunan alur ceritasehingga  lebih  menarik  dibaca dan  penggunaan  gaya  bahasa  yangmasih  kurang  ditampilkan  oleh  siswa  dalam  hasil  tulisan  cerita pendek  mereka.
3.         Pengamatan/ Observasi
Pengamatan  dilakukan  pada  setiap  kegiatan  yang  dilakukan.  Padainstrumen tersebut disebutkan kegiatan-kegiatan yang merupakan implementasi dipengajaran  yang  memanfaatkan  media audio visual. Kriteria  keberhasilan  padasiklusini sama seperti pada pengajaran siklus I.
4.         Refleksi
Refleksi  dilakukan  berdasarkan  data  yang  masuk,Berdasarkan hasil  penilaian  dapat  diketahui  apakah  siswa  telah  mampumenghadapi hambatan-hambatan yang dihadapi sebelumnya. Apabila tujuan akhiryakni  meningkatnya  kemampuan  menulis  cerita pendek  siswa  tercapai,  makapenelitian ini berhasil. Namun, jika masih ada nilai siswa yang jauh dari harapanmaka perlu dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan.


F.        Teknik Pengumpulan Data
1.         Pengamatan
Pengamatan  adalah  pengambilan  data  untuk  melihat  seberapa  jauhpengaruh dari tindakan yang telah diterapkan. Tujuan pengamatan yang dilakukanguru bahasa Indonesia dalam kelas ini yaitu untuk merekam aktivitas dan perilakusiswa selama proses KBM (kegiatan belajar mengajar) dengan menggunakan strategi yang direncanakan.
2.         Wawancara
Wawancarayaitu  mengungkapkan  data  secara  lisan  melalui  guru,maupun  siswa  mengenai  proses  pembelajaran  yang  sedangberlangsung dengan  menggunakan  strategi  yang  telah  direncanakan.  Wawancaradigunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencaridata tentang latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikapterhadap sesuatu.
3.         Angket
Angket  adalah  sejumlah  pertanyaan  tertulis  yang  digunakan  untukmemperoleh  informasi  dari  siswa,dalam  arti  laporan  pribadi  siswa  atau  hal-halyang diketahui siswa.
4.         Dokumentasi
Dokumentasi  yaitu  data  mengenai  hal-hal  atau  variabel  yang  berupacatatan, notulen, legger, agenda,dan sebagainya.

PENINGKATAN KETERAMPILN MENULIS TEKS CERITA PENDEK DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VII SMPN 2GARAWANGI
Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian
Dosen Pengampu: Prof. Drs. H. Didi Ahyadi, Drs, M.Si
Asep Jejen Jaelani, M.Pd
Oleh :
Dyan Teza Anggara
2011011025
III- A

PENDIDIDKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2014
Daftar Pustak
Tarigan, HG. 1994.Menulis: Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa . Bandung:Angkasa
Trianto.2010. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Syaodih, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
Nurgiyantoro,  Burhan.  2010.Penilaian  Pembelajaran  Bahasa.  Yogyakarta:  BEFEYogyakarta
Semi, Antar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa

Depdiknas. 1994.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka