Kamis, 09 Januari 2014

Fungsi dan Makna Prefiks (Awalan) Asli Bahasa Indonesia



a. Pengertian Fungsi dan Makna Imbuhan Asli/Indonesia

Kata makan termasuk golongan kata kerja. Setelah mendapat afiks –an menjadi makanan, kata tersebut termasuk golongan kata benda. Jelas bahwa perubahan kata tersebut disebabkan oleh afiks –an. Maka dapat dikatakan bahwa di sini afiks –an berfungsi mengubah kata kerja menjadi kata benda, atau dengan kata lain berfungsi sebagai pembentuk kata benda.
Kata cangkul termasuk golongan kata benda. Setelah mendapat afiks meN- menjadi mencangkul, kata itu termasuk golongan kata kerja. Maka dapat dikatakan bahwa afiks meN- di sini mempunyai fungsi sebagai pembentuk kata kerja.
Demikianlah, proses morfologis itu mempunyai fungsi gramatis, ialah fungsi yang berhubungan gramatika. Di samping itu, proses morfologis juga mempunyai fungsi sistematis. Misalnya kata sepeda. Kata ini telah memiliki arti leksis, seperti dijelaskan dalam kamus. Akibat melekatnya afiks ber- pada kata itu, berubahlah arti leksisnya, menjadi “mempunyai atau mempergunakan”. Fungsi gramatis disebut fungsi, sedangkan fungsi sistematis disebut makna.



b. Fungsi dan Makna Prefiks (Awalan) Asli Bahasa Indonesia

Prefiks adalah afiks yang diimbuhkan dimuka bentuk dasar (Chaer, 1994:178). Sedangkan menurut (Keraf, 1984:94) Prefiks adalah suatu unsur yang secara struktural diikatkan pada kata dasar dan bentuk dasar (kata dasar), prefiks juga disebut sebagai awalan. Pendapat lain menyatakan bahwa prefiks ialah afiks yang ditambahkan pada bagian depan pangkal (Kridalaksana, 2008:198). Prefiks terdiri dari meN-, ber-, di-, ter-, peN-, pe-, per-, se-, dan ke-.


2.1.1        Afiks meN-

Tabel 1
Bentuk dasar kata berafiks meN-

Bentuk dasar kata-kata berafiks meN-
pokok kata
kata sifat
kata benda
mengambil ßambil
melebar ß lebar
membatu ß batu

Dalam pembentukan kata, prefiks meN- mengalami perubahan bentuk sesuai dengan kondisi yang mengikutinya. N (kapital) pada prefiks meN- tidak bersifat bebas, tetapi akan mengalami perubahan bentuk sesuai dengan inisial morfem yang mengikutinya. Prefiks meN- dapat berubah menjadi me-, mem-, men-, meny-, meng- menge. Keenam bentuk perubahan prefiks meN- tersebut disebut alomorf dari prefiks meN-. Semua kata berafiks meN- termasuk golongan kata verbal. Karena itu, afiks hanya memiliki satu fungsi saja, ialah pembentuk kata verbal. Kata verbal meliputi golongan kata kerja dan golongan kata sifat. Sebagian besar kata bersifatmeN- termasuk golongan kata kerja yang aktif transitif, misalnya kata menulis, memegang, menggali, dan ada yang termasuk golongan kata kerja yang intransitif, misalnya kata-kata melebar, mendarat, yang termasuk golongan kata sifat, misalnya kata mengantuk.
       Makna afiks meN- sebagai pembentuk kata kerja intransitif:
1.         “Melakukan suatu tindakan yang aktif”. Misalnya:memukul.
2.         “Menghasilkan atau membuat sesuatu hal”. Misalnya: menyalak.
3.         Jika kata dasar menyatakan tempat, kata yang mengandung arti meN- memiliki arti “menuju ke arah”. Misalnya: menjauh.
4.         “berbuat seperti”, “berlaku seperti”. Misalnya:mendingin.
5.         Jika kata dasarnya menyatakan sifat atau bilangan, memiliki arti “menjadi”. Misalnya: memerah.
6.         meN- + bilangan adalah menyatakan “kesekian kalinya”. Misalnya: meniga hari.

Makna afiks meN- sebagai pembentuk kata kerja transitif:
1.      “Melakukan sesuatu perbuatan”. Misalnya:menggambar.
2.       “Memakai atau mempergunakan atau bekerja apa yang tersebut dalam kata dasar”. Misalnya: merokok : menghisap atau minum rokok
3.       “Membuat apa yang tersebut dalam kata dasar”. Misalnya: menggulai  : membuat gulai
       Intinya dapat dirangkum dalam satu makna ialah “melakukan tindakan yang berhubungan dengan apa yang tersebut pada bentuk dasar”. Afiks meN- menyatakan “dalam keadaan”, atau menyatakan makna “statif”. Misalnya: mengantuk memiliki makna “dalam keadaan mengantuk”.

2.1.2        Afiks ber-
Tabel 2
Bentuk dasar kata berafiks meN-

Bentuk dasar kata-kata berafiks ber-
pokok kata
kata sifat
kata benda
kata bilangan
Bertemu
        ßtemu
Bergembira
    ß gembira
bersepeda
     ß sepeda
berdua
       ß dua

Semua kata berafiks ber- termasuk golongan kata verbal. Karena itu, afiks hanya memiliki satu fungsi saja, ialah pembentuk kata verbal (kata kerja).
1.         Afiks ber- menyatakan “suatu tindakan aktif”.
è Misalnya terdapat pada kata: berjuang
2.         Afiks ber- menyatakan “dalam keadaan atau menyatakan makna “statif”.
è Misalnya terdapat pada kata: bergembira.
3.         Afiks ber- menyatakan “kumpulan yang terdiri atas jumlah yang tersebut pada bentuk dasar”, kecuali pada kata bersatu. Disini afiks ber-menyatakan “menjadi satu”.
è berdua : “kumpulan yang terdiri dari dua”.
4.         Afiks ber- menyatakan berbagai kemungkinan makna bila bentuk dasarnya berupa kata benda.
è makna memakai atau mempergunakan
             berkereta api           : “mempergunakan atau naik kereta api”
è makna mengendarai
             bersepeda               : “mengendarai sepeda”
è makna mengeluarkan
             bersuara                  : “mengeluarkan suara”
è makna mengadakan
           berpesta                   : “mengadakan pesta”
è makna mengusahakan
            berladang                : “mengusahakan ladang”
è makna membuat apa yang tersebut dalam kata dasar
             menggulai               : “membuat gulai”
Intinya dirangkum dalam satu makna ialah “melakukan perbuatan berhubung dengan apa yang tersebut pada bentuk dasar.
5.         Afiks ber- menyatakan makna yang tersebut pada nomor 4 diatas, afiks ber- mungkin juga menyatakan makna “mempunyai apa yang tersebut pada bentuk dasar”. Misalnya:
è berayah             : “mempunyai ayah”

2.1.3        Afiks di-

Prefiks "di-" berfungsi membentuk kata kerja dan menunjukkan tindakan pasif, di mana tindakan atau obyek tindakan adalah fokus utama dalam kalimat itu, dan bukan pelaku. Afiks di- hanya mempunyai satu fungsi yaitu membentuk kata pasif. Misalnya:
diambil                   ß        mengambil

sedangkan maknanya adalah menyatakan “suatu tindakan yang pasif”.

Tabel 3
Perbedaan prefiks di- dan me-

Kalimat Pasif (di-)
è  
Kalimat Aktif (meN-)
ditulis
menulis
diketik
mengetik
dijemput
menjemput
dikelola
mengelola
didengar
Mendengar


2.1.4        Afiks ter-

·           Afiks ter- mempunyai fungsi pembentuk kata pasif.
Misalnya pada contoh: bawa          à terbawa
·           Selain itu, ada beberapa fungsi ter- yang mempunyai fungsi pembentuk kata aktif.
Misalnya pada contoh: tidur           à tertidur
·           Pembentuk kata sifat.
Misalnya pada contoh: tinggi         à tertinggi

Dalam hal benfungsi sebagai pembentuk kata pasif, terdapat perbedaan-perbedaan antara afiks ter- dan afiks di-. Perbedaan-perbedaan itu dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1.         Pasif ter- sangat tidak mementingkan pelaku tindakan, berbeda dengan pasif di-, yang masih memperhatikan pelaku tindakannya.
ter- :  Dengan demikian, dua dunia terjembatani.
di- : Kaum pria yag menjatuhkan talak atau kawin lagi secara semena-mena dan sewenang-wenang, bisa dituntut ke pengadilan oleh isterinya.
2.         Pada umumnya, pasif ter- lebih mengemukakan hasil tindakan, atau lebih menggunakan aspek perfektif, berbeda dengan pasif di- yang lebih mengemukakan berlakunya tindakan.
ter-: Dalam operasi itu ikut terciduk beberapa anak perempuan.
di- : Dalam operasi itu ikut diciduk beberapa anak perempuan.
3.         Pasif ter- menyatakan ketidaksengajaan sedangkan, pasif di- menyatakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja.
ter- : Di kota seperti Jakarta itu kita akan terdorong untuk bekerja dengan kekuatan yang berlipat.
di-         : Di kota seperti Jakarta itu kita akan terdorong untuk bekerja  
dengan kekuatan yang berlipat.
4.         Pasif ter- menyatakan kemungkinan, sedangkan pasif di- tidak demikian.
ter- : tak terbaca
di-  : tak dibaca
      
Makna afiks ter- dapat digolongkan sebagai berikut:
1.         Menyatakan makna “aspek perfektif”
terbagi                         : “sudah dibagi”
2.         Menyatakan makna ketidak sengajaan.
tercoret                                    : “tidak sengaja telah mencoret”
3.         Menyatakan ketiba-tibaan.
Ia terbangun dari tidurnya      :”Ia tiba-tiba bangun dari tidurnya”
4.         Menyatakan suatu “kemungkinan. Pada umumnya didahului dengan kata negatif tidak atau tak.
tidak ternilai                            : “tidak dapat dinilai”
tak terpahami                           : “tidak dapat dipahami”
5.         Menyatakan makna “paling”
tercantik                                  : “paling cantik”

2.1.5        Afiks peN-

Kata berafiks peN- sebagian besar adalah kata benda, misalnya pembaca dan pencetus. Selain itu, ada yang termasuk golongan kata sifat, misalnya penakut, dan pemalas.
Kata pemalas termasuk kata benda, tetapi jika sedikit di ubah menjadi “Ia sangat pemalas”. Kata tersebut berubah menjadi kata sifat.

Makna afiks peN-:
1.      Menyatakan makna “orang yang (biasa) melakukan tindakan yang tersebut pada bentuk dasar”.
pembaca           : “orang yang (biasa) membaca”
2.      Menyatakan makna “alat yang dipakai untuk melakukan tindakan yang tersebut dalam bentuk dasar.
pemeotong        : “alat untuk memotong”
3.      Menyatakan makna “yang memiliki sifat tersebut pada bentuk dasarnya”.
pemalu              : “yang mempunyai sifat malu”
4.      Menyatakan makna “yang menyebabkan adanya sifat yang tersebut pada bentuk dasar”.
pengdingin       : “yang menyebabkan menjadi dingin”
5.      Menyatakan makna “yang memiliki sifat tersebut pada bentuk dasar dengan sangatnya”.
pemalu              : yang mempunyai sifat malu dengan sangatnya”
6.      Menyatakan makna “yang biasa melakukan tindakan berhubugan dengan benda yang tersebut pada bentuk dasarnya”. Terdapat kata berafikspeN- yang bentuk dasarnya kata benda.
penyair              : “yang biasa menciptakan syair”



2.1.6        Afiks pe-

Jika afiks peN- sejalan dengan afiks meN-. Maka afiks pe- sejalan dengan afiks ber-. Prefiks ini membentuk nomina yang menunjukkan orang atau agen yang melakukan perbuatan dalam kalimat. Kata dengan prefiks ini juga bisa memiliki makna alat yang dipakai untuk melakukan perbuatan yang tersebut pada kata dasarnya. Apabila kata dasarnya berupa kata sifat, maka kata yang dibentuk dengan prefiks ini memiliki sifat atau karakteristik kata dasarnya.
Afiks pe- hanya memiliki satu makna, ialah menyatakan “orang yang biasa/pekerjaannya/gemar melakukan tindakan yang tersebut dalam bentuk dasar.
è petani                : “orang yang biasa/pekerjaannya/gemar bertani”


2.1.7        Afiks per-

Afiks per- hanya mempunyai satu makna, ialah menyatakan “kausatif”.
1.      Apabila bentuk dasarnya berupa kata sifat, kausatif itu berarti “membuat jadi lebih . . .”
perluas              : “membuat jadi lebih luas”
2.      Apabila bentuk dasarnya berupa bilangan, kausatif itu berarti “membuat jadi . . .” atau “membagi jadi . . .”
pertiga              “membuat jadi tiga”
3.      Apabila bentuk dasarnya berupa kata benda, kausatif itu berarti “membuat jadi atau menganggap sebagai . . .”
pertuan             : “membuat jadi atau menganggap sebagai tuan”

2.1.8        Afiks se-

Fungsi afiks se- pada dasarnya melekat pada kata benda, misalnya pada kata serumah. Dapat juga melekat pada kata lain yang dapat membentuk kata penghubung, misalnya pada kata sebelum. Dapat juga berfungsi sebagai pengubung dalam fungsi sintaksis, misalnya pada kata setibanya berarti “setelah ia tiba”. Menambah afiks ini dapat menghasilkan beberapa jenis kata. Prefiks ini sering dianggap sebagai pengganti “satu” dalam situasi tertentu.
Afiks se- mempunyai makna sebagai berikut:
1.      Menyatakan makna “satu”
sebuah                           : “satu buah”
2.      Menyatakan makna “seluruh”
sedunia                         : “seluruh dunia”
3.      Menyatakan makna “sama seperti”
segunung                      : “seperti gunung”
seluas (tanahku)            : “sama dengan luasnya tanahku”
4.      Menyatakan makna “setelah”
Sekembalinya               : “setelah ia kembali”

2.1.9        Afiks ke-

Pada umumnya afiks ke- melekat pada bentuk dasar yang termasuk golongan kata bilangan, misalnya keempat, kelima dan seterusnya. Ada juga yang melekat dengan bentuk dasar bukan bilangan, tetapi jumlahnya sangat terbatas, misalnya kekasih dan ketua. Afiks ke- memiliki fungsi membentuk pokok kata, misalnya ketahu.
Afiks ke- mempunyai dua makna ialah:
1.      Menyatakan kumpulan yang terdiri dari jumlah yang tersebut pada bentuk dasar. Misalnya:
Kelima (orang)              : “kumpulan yang terdiri dari lima orang”
2.      Menyatakan urutan. Misalnya:
(pegawai) kedua
   
Selanjutnya: Fungsi dan Makna Sufiks (Akhiran) Asli Bahasa Indonesia

Daftar Pustaka:

Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian Morfologi Bentuk Derivasi dan Infleksional. Bandung: Refika Aditama
Ramlan, M. 1978. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: U.B. Karyanto
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar