Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau
tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh [Alwi98]. Karena itu,
kalimat dapat dilihat sebagai satuan dasar dalam suatu wacana atau tulisan.
Suatu wacana dapat terbentuk jika ada minimal dua buah kalimat yang letaknya
berurutan dan sesuai dengan aturan-aturan wacana.
Unsur-Unsur Kalimat
Unsur-unsur kalimat terdiri dari:
1. Subjek
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di
samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih
terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-Ciri Subjek:
·
Jawaban atas Pertanyaan
Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas
pertanyaan apa atau siapayang
dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia,
biasanya digunakan kata tanya siapa.
·
Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan
kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang,
nama negara, instansi, atau nama diri lain dan juga pronomina, tidak disertai
kata itu.
·
Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya
adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak
kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atauialah.
·
Mempunyai Keterangan
Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan
lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
·
Tidak Didahului
Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada.
Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga
menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
·
Berupa Nomina atau Frasa
Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping
nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata
penunjuk itu.
2. Predikat
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping
subjek.
Ciri-Ciri Predikat:
·
Jawaban atas Pertanyaan
Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi
atas pertanyaanmengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apadapat digunakan untuk menentukan predikat yang
berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang
berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
·
Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur
yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
·
Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang
diwujudkan oleh kata tidak.
Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di
samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina
atau predikat kata merupakan.
·
Dapat Disertai Kata-kata
Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai
kata-kata aspek sepertitelah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat
yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata
yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
·
Unsur Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
1.
Kata, misalnya verba,
adjektiva, atau nomina.
2.
Frasa, misalnya frasa
verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).
3. Objek
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif
transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat,
dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang
memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek :
·
Langsung di Belakang
Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah
mendahului predikat.
·
Dapat Menjadi Subjek
Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek
dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan
unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang
disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
·
Tidak Didahului
Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak
didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat
disisipkan preposisi.
·
Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek
dalam kalimat transitif.
4. Pelengkap
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua
unsur kalimat ini :
1.
Bersifat wajib ada
karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
2.
Menempati posisi di
belakang predikat.
3.
Tidak didahului
preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi
subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat
aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Ciri-Ciri Pelengkap:
·
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di
belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu
objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului
predikat.
·
Tidak Didahului
Preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat
yang didahului preposisi disebut keterangan.
5. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih
lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat. misalnya, memberi informasi
tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa
kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh
preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada,terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai
dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.
Ciri-Ciri Keterangan:
·
Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan
merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan
tidak bersifat wajib.
·
Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki
kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat,
atau di antara subjek dan predikat.
·
Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
1. Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa,siang, dan malam.
Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan
waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat
ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, sepertisetelah, sesudah,
sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
2. Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang
ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
3. Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat
yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan
perulangan adjektiva. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara. Terakhir, keterangan cara yang berupa
anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
4. Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab
yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaran yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina.
Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
5. Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan
yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai
oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
6. Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek
atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (–),
atau tanda kurang.
7. Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun
objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat
menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat
menggantikan unsur yang diterangkan.
8. Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek,
predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat
ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan.
Pola Dasar Kalimat
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam
sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua
kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai
dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan,
yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Pola dasar kalimat bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek dan predikat.
Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata
sifat, atau kata bilangan.
contoh: Adik sedang bermain
2. Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, dan
objek. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, Predikat berupa verba
transitif, dan Objek berupa nomina atau frasa nominal.
Contoh: Mereka sedang menyusun karangan ilmiah.
3. Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, dan
pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, kata sifat dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva.
Contoh: Saya beternak ayam
4. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, objek,
dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, Predikat berupa
verba dwitransitif, Objek berupa nomina atau frasa nominal, dan Pelengkap
berupa nomina atau frasa nominal.
Contoh: Dia mengirimi saya surat
5. Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, dan harus
memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa
frasa berpreposisi.
Contoh: Saya berasal dari Jakarta.
6. Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, objek,
dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nomina, Predikat berupa verba
dwitransitif, Objek berupa nomina atau frasa nominal, dan Keterangan berupa
frasa berpreposisi.
Contoh: Saya memasukkan pakaian ke dalam lemari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar