BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Penggertian Sastra
Sastra hasil karya kreatif manusia yang menggunakan
bahasa sebagai media ekspresinya baik lisan maupun tulisan (Kajian Prosa Fiksi
dan Drama)
Sastra dalam bahasa Inggris disebut literatur,
karya lisan ataupun tulisan yang memiliki ciri berbagai keunggulan seperti keorisinalan, kreaifitasi, keindahan dalam
ini dan ungkapannya(Ensiklopedia Indonesia)
2.3
Bentuk-bentuk Sastra
1.
Puisi
a.
Bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan gaya cerita (Langkah Awal
Menuju Apresiasi Sastra Indonesia
b.
Mengepresikan pemikiran yang membakitkan perasaan yang merangsang
imajinasi pancaindra dalam susunan berirama (pengakajian dan Apresiasi Puisi
Indonesia, Yusida Gloriani, M.Pd)
c.
Puisi adalah karya sastra. Semua karya bersifat imajinatif. Bahasa
sastra bersifat konotif karena banyak digunakan makna kias dan makna lambang
(majas). Dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain, puisi lebih
bersifat konotif. Bahasanya lebih banyak memiliki kemungkinan makna. Hal itu
disebabkan terjadinya pengkontrensiasian atau pemadatan segenap kekuatan bahasa
di dalam puisi. Struktur fisik dan struktur batin juga padat. (Teori apresiasi puisi, Herman j. Waluyo)
d.
Poetry dari bahasa inggris berasal dari kata Yunani poet. Dalam bahasa
Yunani kata poet yang mempunyai arti orang yang tercipta melalui imajinasi. Ia
adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci sekaligus filsuf, guru,
orang yang menebak kebenaran yang tersembunyi.
Puisi adalah ragam sastra yang
pada awal perkembangan memperlihtakan ciri khusus, yaitu bahasa yang
dipergunakan sangat terikat oleh irama, rima serta menyusunnya yang sangat
terikat pada larik dan bait (Ensklopedia Sastra Indonesia)
2.
Prosa
a.
Karangan bebas, bentuk karangan yang tidak terikat oleh bait, banyak
baris dalam satu bait, banyak suku kata dalam satu baris, dan tidak terikat
oleh sajak (Ensklopedia Sastra Indonesia)
b.
Bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan gaya dendang (Langkah Awal
menuju sastra Indonesia)
c.
Tulisan yang sifatnya bebas meninggalkan kaidah puisi dan mungkin drama
(Kajian prosa fiksi dan drama)
3.
Drama
a.
Bentuk karya sastra yang di ungkapkan dengan gaya dialog (Langkah Awal
menuju sastra Indonesia)
b.
Kata drama berasal dari yunani ‘dromai’ yang berarti
‘berbuat’,’berlaku’, atau suatu perbuatan (Kajian Prosa Fiksi dan Drama)
c.
Komposisi syair atau prosa yang diharapkan
dapat menggambarkan kehidpan dan watak melalui tingkah laku (acting) atau
dialog yang dipentaskan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
d.
Dalam bahasa inggris disebut drama, dan dalam bahasa prancis disebut
piece de theatre. Kata drama berasal dari baahsa yunani dram yang maknanya adalah berbuat. Pengertian
drama adalah (1) karya tulis untuk teater; (2) setiap situasi yang mempunyai
konflik dan penyelesaian cerita (resolution);(3)jenis sastra berbentuk dialog
yang biasa untuk dipertunjukan diatas pentas. Berdasarkan hal tersebut di atas,
dapat disebutkan bahwa drama adalah suatu genre (jenis) sastra yang ditulis
dalam bentuk dialog dengan tujuan di pentaskan sebagai suatu seni pertunjukan.
2.3
Prosa Fiksi
2.4
Jenis-jenis Prosa Fiksi
1.
Prosa Fiksi atau cerita rekaan lama
a.
Dongeng: Mile, legenda. Sage, fabel, cerita jenaka
b.
Hikayat
c.
Cerita Sejarah
2.
Cerita Sejarah atau Cerkaan
a.
Novel atau Roman
b.
Novelet
c.
Cerpen
d.
Riwayat Hidup
e.
Kisah atau skema atau Lukisan
2.5
Novel
Novel berasala dari bahasa lain
‘novelis’ yang diturunkan dari kata ‘novies’ yang berarti ‘baru’ dikatakan baru
sebab novel muncul belakangan dibandingkan dengan bentuk puisi dan drama. Yus
Rusiana memunculkan pengertian novel sebagai cerita rekaan yang panjang dan
mengisahkan peristiwa yang rasional. Unsur-unsur cerita tokoh, alur dan latar
dipaparkan seolah-olah sesungguhnya terjadi.
(Kajian Prosa Fiksi dan Drama)
2.6
Unsur-unsur Novel
a.
Tema pokok persoalan atau ide pokok yang tertuang dalam cerita, tepat ma
dalam rekaan tidak ditemukan secara eksplisit (Kajian Prosa Fiksi dan Drama.
Aan Sugianto Mas)
b.
Alur Atau Plot
Peristiwa-peristiwa yang tersusun
menjadi cerita tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan terjalin dalam suatu
susunan yang sambung-menyambung
berdasarkan hukum sebab-akibat. (Kajian Prosa Fiksi dan Drama. Aan Sugianto
Mas)
c.
Tokoh dan Perwatakan manusia yang ada dalam cerita rekaan disebut
sebagai tokoh yang mengalami peristiwa atau berkelakuan dalam berbagai
peristiwa
(Kajian Prosa Fiksi dan Drama.
Aan Sugianto Mas)
d.
Latar atau Setting
Segala keterangan mengenai waktu,
ruang suasana dan lingkungan sosial
(Kajian Prosa Fiksi dan Drama.
Aan Sugianto Mas)
e.
Titik pengisahan atau Juru Cerita
Titik pengisahan disebut juga
sudut pandang atau juru cerita adalah kedudukan pengarang dalam bercerita.
(Kajian Prosa Fiksi dan Drama. Aan Sugianto Mas)
f.
Gaya
Gaya pengarang
Gaya pengarang dalam
mengungkapkan idenya menjadi susunan peristiwa yang disebut cerita adalah
cara-cara khas dari pengarang dalam menyusun bahasa, menggambar tema, menyusun
plot, mengambarkan karakter atau watak menentukan settingan atau waktu.
Gaya
Bahasa
Gaya Bahasa adalah cara pengarang
dalam mengungkapkan suatu pengertian dalam kata, kelompok kata atau kalimat.
g.
Amanat
Amanat dalam cerita rekaan dapat
dilihat dari keseluruhan cerita.
3.1.
Sekilas Tentang Pengarang
Taufiqurahman Al-Azizy, lahir pada 9 Desember 1975. Asli orang Indonesia,
tepatnya jawa tengah. Pernah nyantri di pesantren ilmu Al-Quran Hidayatul Quran
yang diasuh oleh KH. Drs. Ahsin Wijaya al-Hafizh, M.A. pernah pula kuliah di
institut ilmu al-Quran (IIQ) Jawa tengah.
Namanya melejit setelah meluncurkan
trilogi spritual Makrifat Cinta yang terdiri dari syahadat Cinta (DIVA
press, 2006), Musafir Cinta (DIVA press, 2007) Munajat Cinta (DIVA press, 2007).
Novelnya setelah trilogi tersebut adalah kitab Cinta Yusuf Zulaikha (DIVA
press, 2007), Munajat cinta (DIVA press, 2009) Jangan biarkan Surau ini Roboh
(DIVA press, 2009), dan Sahara Nainawa (DIVA pres 2009).
3.2.
Sinopsis Novel
Ada dua seorang Kiai yang saling
bersahabat, yaitu Kiai Masduqi dan Kiai Ahmad mereka dahulu berjanji suatu saat
bila mempunyai anak yang berbeda jenis kelamin maka akan di jodohkan, dan
teryata istri dari Kiai Masduqi mempunyai anak laki-laki yang diberi nama Zaki
sedangkan istri Kiai Ahmad mempunyai seorang anak perempuan yang di beri nama
Zulfa. Kiai Masduqi mempunyai pesantren sederhana, santriwan dan santriwati
disana ialah anak-anak yang putus sekolah, dana untuk membayar segala fasilitas
pesantren itu dari berkebun milik kiai Masduqi, sedangkan Kiai Ahmad mempunyai pesantren
nan mewah, santriwan dan santriwati disana merupakan anak pejabat dan orang
kaya.
Zaki dan Zulfa sudah diberi tahu sejak dahulu
bahwa mereka akan di Jodohkan oleh orang tua mereka, tetapi keduanya belum
pernah dipertemukan. Lalu seorang perempuan bernama Salma masuk ke keluarga
Kiai Masduqi, ia adalah mantan pelacur yang ingin tobat, keluarga Zaki pun
mengangkatnya sebagai anak angkat, Salma pun diajarkan ngaji dan Sholat. Zaki
benar-benar penasaran dengan sosok Zulfa, wanita yang dijodohkan kedua orang
tuanya, banyak yang mengatakan wajah Zulfa seperti Bidadari. Hari yang ditunggu
pun tiba, ini adalah waktu Zaki dan Zulfa akan dipertemukan, keluarga Zulfa
menunggu kedatangan keluarga Zaki, pejabat-pejabat pun diundang oleh Kiai Ahmad
untuk menyaksikan acara pertunangan Zaki dan Zulfa. Di perjalanan menuju rumah
Zulfa tiba-tiba warga datang mengadu ke Kiai Masduqi bahwa rumah-rumah mereka
akan digusur karena tanah yang selama mereka tempati merupakan tanah milik
pemerintah.
Zaki dan keluarganya akhirnya
berusaha menenangkan warga dan Basri dan Juned diperintahkan Kiai Masduqi untuk
memberi tahu kepada keluarga Zulfa bahwa ia tak jadi datang. Zaki merasa
was-was karena takut keluarga Zulfa akan kecewa. Keesokan harinya Zulfa
mengirimkan sepucuk surat untuk Zaki didalam surat itu tertulis bahwa dirinya
sangat kecewa karena Zaki tak jadi menemuinya. Keluarga Kiai Ahmad merasa malu
terhadap tamu undangan. Zulfa bahkan
mengatakan ia tak jadi ke jakarta untuk melakukan pemotretan dirinya. Zaki pun
berniat membalas surat yang dikirimkan Zulfa tetapi Salma memberi saran bahwa
lebih baik Zaki langsung datang saja menemui Kiai Ahmad untuk melakukan
permintaan maaf. Zaki kemudian pun pergi ke Pesantren Kiai Ahmad dan bertemu
dengan Kiai Ahmad sayangnya ia tak bisa bertemu Zulfa karena Zulfa sedang ke
Jakarta dan ditemani oleh Dimas. Saat bertemu dengan Kiai Ahmad Zaki banyak di
tes oleh Kiai Ahmad tentang pengetahuan agama Zaki, tetapi diakhir percakapan
Kiai Ahmad mulai ragu untuk menjodohkan Zaki dengan Zulfa karena masalah
kemarin. Di pesanten Kiai Ahmad Zaki bertemu dengan Mubarok, Zaki pun
bertanya-tanya tentang Zulfa dan sosok laki-laki yang bernama Dimas, mubarok
menceritakan bahwa Zulfa anak yang manja tetapi baik sedangkan Dimas ialah
laki-laki yang suka Zulfa.
Hati Zaki pun diliputi rasa
cemburu karena Zulfa sedang pergi bersama Dimas. ada agenda khusus yang dibuat
oleh kedua pesantren tersebut, Zaki dan anak-anak pesatren Kiai Masduqi pergi
ketempat ke pengajian dengan jalan kaki, sesampai disana acara sudah dimulai,
padahal acara tersebut seharusnya baru dimulai sehabis isya tetapi Dimas
senggaja memberi kesan anak-anak pesantren Kiai Masduqi tak bisa tepat waktu.
Semua
acara pun dilobi oleh anak-anak pesantren Kiai Ahmad.
Zulfa menitipkan pesan kepada
Salma bahwa ia ingin bertemu Zaki di jembatan pada sore nanti, Zaki pun menemui
Zulfa sore itu, tetapi Zulfa pergi menemuinya diantarkan oleh Dimas dan hal
tersebut benar-benar membuat Zaki cemburu olehnya. Zulfa pn seprtinya cemburu
dengan Salma ia terus saja menanyai kepada Zaki apa hubungannya dengan Salma.
Kiai Masduqi berusah keras agar rumah warga tak digusur tetapi apa daya ia pun
tak bisa karena tanah itu milik orang.dan belakangan ini Zaki tahu bahwa yang
menggusur warga ialah ayah Dimas, bahkan pak Handoko ingin membeli pesantren
milik Kiai Masduqi tetapi Kiai tolak. Warga tinggal di pesatren Kiai Masduqi
dan membangun rumah seadanya dibelakang pesantren Kiai Masduqi.
Zaki ditawarkan oleh Zulfa untuk
pergi ke Jakarta bersamanya, Bunda menasehati Zaki agar berhati-hati saat
disana, Zaki pun pergi bersama Zulfa, Dimas dan Ivone. Sesampai di Jakarta Zaki
ditempatkan kamar bersama supir, Dimas sepertinya sangat dendam terhadap Zaki.
Zaki ditinggal sendiri di hotel sedangakn Zulfa pergi ntah kemana bersama Zaki,
tiba-tiba pintu Zaki diketuk oleh teman Dimas ia memberi tahu bahwa Ivone di
kamarnya sedang sakit, lalu Zaki pun pergi menegok Ivone tetapi sesampai di kamar
Ivone dan tiba-tiba masuk Afgan teman Dimas membawa 2 bungkus nasi dan Zaki
memakannya setelah memakannya Zaki terasa mual dan pusing dan membuat Zaki tak
sadarkan diri. Saat terbangun Zaki terkejut karena ia dan Ivone tak mengenakan
sehelai benang pun, kemudian Zulfa datang dan melihat tersebut dan masalah
tersebut membuat Zaki dituduh memperkosa Ivone. Zaki tahu bahwa ini rencana
Dimas untuk menjebaknya. Pengacara Zaki gagal memerjuangkan kebebasan Zaki
karena kesulitan dengan bukti yang ada, semua bukti memberatkan Zaki. Kiai
Masduqi meninggal dunia dan Zaki diijinkan pulang untuk menegok alm Ayahnya,
Zaki pun tak bisa berhenti menangis, ia diberi saran agar menikah saja dengan
Salma ia pun melamar
Salma, tetapi proses hukum yang Zaki
jalanin terus berlanjut.
2.2.1.
Tema
Tema dalam
novel Kidung Shalawat Zaki dan Zulfa karya Taufiqurahman Al-Azizy adalah
tentang seseorang laki-laki yang difitnah karena cinta.
Hal ini
dapat dibuktikan di bawah ini:
“.. Terima saja nasibmu bung, aku
yang menang, engkau kalah.” Ucap Dimas kepada Zaki.
“ kemana keindahan Cinta Zulfa
yang pernah diungkapkan melalui senyuman di bibirnya dan kerlingan matanya
kepada mas Zaki hinnga dia tega bertunangan di saat mas Zaki mendekam di
penjara”
“mereka menari-nari bahagia
diatas tangisan air matamu. Cinta yang pernah tumbuh dihati Zulfa sekarang
benar-benar berubah menjadi kedengkian”
2.2.2.
Alur dan Plot
2.2.2.1.
Susunan Alur
Susunan alur/plot dalam novel “
Kidung Shalawat Zaki dan Zulfa karya Taufiqurahman Al-Azizy adalah sebagai
berikut:
1.
Pengarang mulai melukiskan keadaan
Bunda
sedang mengandung seorang bayi, seperti percakapan calon orang tua lainnya yang
membicarakan jenis kelamin apa yang mereka inginkan. Antara keinginan sang ayah
dan sang bunda pun berbeda, bunda ingin sekali dikaruniakan seorang anak
perempuan dan ayah menginginkan seorang anak laki- laki, bahkan bunda agak
kesal dengan ayah karena menginginkan bayi laki- laki bukannya bayi perempuan
seperti yang dia inginkan, tetapi hari- hari demi hari bunda mendapatkan
petunjuk lewat mimpinya bahwa ia akan melahirkan bayi laki-laki. Dan semenjak
itu bunda tak mengingkan lagi bayi perempuan bunda yakin bahwa bayi laki-laki
sudah menjadi takdir Allah.
Ayah
sudah mendapatkan nama untuk bayi laki-lakinya ia beri nama Zaki Ahmad Rayhan
nama tersebut ia dapat dari sahabatnya di pesantren dulu bernama Kiai Ahmad
Naqib, Ayah juga merupakan Kiai, ia bernama Kiai Masduqi. Kiai Ahmad yang
merupakan sahabat Ayah mempunyai pesantren besar, yang datang ke pesantren kiai
ahmad merupakan orang-orang besar dan kaya berbeda dengan ayah walaupun ia
sama-sama memiliki pesantren tetapi pesantren ayah hanya di datangi oleh orang-orang
miskin yang ingin menimba ilmu agama, Ayah tak meminta bayaran untuk masuk ke
pesatrennya. Ayah dan Kiai Ahmad sejak dahulu mempunyai rencana untuk
menjodohkan anaknya masing-masing. Kebetulan sekali teryata anak yang dikandung
oleh istri kiai Ahmad merupakan anak perempuan. Bayi perempuan itu diberi nama
Zulfa Khawra Zahra yang merupakan nama pemberian bunda Zaki. Sebenarnya nama
itu bunda siapkan untuk Zaki kalau Zaki itu terlahir sebagai anak perempuan.
Setelah Zaki dewasa ia
diberitahukan bahwa ia sudah di jodohkan dengan Zulfa, Zaki merupakan lelaki
yang tampan dan sholeh sedangkan Zulfa wanita canti dan katanya dia memiliki
hati seperti bidadari. Zaki benar-benar penasaran dengan sosok perempuan yang
akan dijodohkannya, ia ingin segera betemu dengan wanita piihan orang tuanya.
2.
Peristiwa yang bersangkutan mulai bergerak
Bisri
yang merupakan santri kiai masduqi sedang menghitung uang hasil ia memulung,
tetapi tak lama kemudian ia didatangi oleh seorang perempuan cantik yang
berpakain seksi. Ia menwarkan tubuhnya ke bisri asal bisri mau memberikan uang
untuk membantu adiknya yang sedang sakit. Perempuan itu bernama Salma, dia
merupakan pelacur. Dengan sombongnya dia menjelekan Bisri dan dengan Bisri
berusaha menasehati dan menolak pemberian tubuh salma ke Bisri. Bahkan Bisri
dengan ihklas memberikan uangnya untuk adik Salma yang sedang sakit padahal
adknya butuh untuk uang sekolah. Dengan uang sedikit Salma membelikan adiknya
obat, tapi ntah kenapa Adiknya sembuh dari penyakitnya padahal dulu Salma
memberikan obat yang mahal tetapi adiknya tak kunjung sembuh, Salma mulai sadar
teryata selama ini ia memberikan obat dari hasil melacur sehingga adiknya tak
kunjung sembuh. Salma pun mememui Bisri dan ia pun di ajak ke pesantren Kiai
Masduqi.
Di pesantren Salma dianggap Ayah
dan Bunda sebagai anaknya, Salma dipakaian baju gamis panjang dan dipakaikan
jilbab, Salama tak terlihat seperti perempuan yang menjual diri ia seperti
perempuan yang diberi cahaya iaman. Zaki mulai tak sabar ingin bertemu Zulfa,
akhirnya waktu yang ditunggu Zaki datang.
Malam itu Ayah, Bunda dan para santri- santri mengiringi Zaki ke
pesantren Kiai Ahmad untuk melamar Zulfa. Saat menuju rumah Zulfa diperjalanan
keluarga Zaki menemukan halangan. Para warga resah karena tanah yang mereka
tempati akan digusur, warga bingung dan melaporkan hal tersebut ke Kiai
Masduqi, karena hal tersebut Ayah Zaki membatalkan kedatangannya untuk melamar
Zulfa. Keluarga Zulfa benar- benar kecewa karena keluarga Zaki tak jadi
melamar.
Zaki menerima surat dari Zulfa, Zulfa menulis surat bagaimana dia kecewa
karena Zaki tak datang malam itu, dia mulai merasa tak peduli dengan
perjodohannnya dan Zaki masih bersabar untuk bertemu Zulfa, Zaki segera menulis
surat balasan untuk surat Zulfa tapi ia urungkan niatnya setelah mendengarkan
apa yang Salma katakan. Ia lebih memilih meminta maaf langsung ke keluarga Kiai
Ahmad,sesampai di pesantern ia dapat kabar kalau Zulfa lagi ke jakarta. saat
kedatangannya ia bertemu dengan Mubarok dia menjelaskan secara detail bagaimana
Zulfa itu. Hatinya mulai diliputi rasa cemburu, karena Zulfa dekat dengan Dimas
yang merupakan santri di pesantren Kiai Ahmad. Zaki menemui Kiai Ahmad ia
langsung mengutarakan maksud tujuannya ia datang menemui Kiai Ahmad dan Kiai
Ahmad mengutarakan kekecewaannya dan ia mulai tak peduli dengan alasan keluarga
Zaki tak datang malam itu, ia menyuruh Zaki untuk ikhlas bila Zulfa anaknya tak
mau dengan Zaki, Kiai Ahmad rasanya mulai ragu.
Ayah menasehati Zaki bahwa ia tak boleh menyinggung pearasaan Kiai Ahmad
karena Kiai Ahmad merupakan orang besar yang tak mau direndahkan oleh anak muda
seperti Zaki, Ayah juga menasehati Zaki agar ia tak terlena oleh perasaan cinta
terhadap Zulfa karena itu bisa menyebabkan ia melupakan Allah. Ayah menyuruh
Zaki membuat kegiatan dengan santri- santri Kiai Ahmad. Dan situlah akhirnya
Zaki akan bertemu Zulfa.
Para santi- santri Kiai Masduqi
datang ke acara yang diadakan di pesatren Kiai Ahmad, Zaki benar- benar
menunggu pertemuannya dengan Zulfa karena Mubarok mengatakan bahwa Zulfa akan
ikut menghadari acara tersebut, dan demekian dengan Dimas ia juga akan hadir
dalam acara tersebut, setelah memasuki masjid Zaki mencari sosok Zulfa karena
ia tak pernah melihat Zulfa sekalipun, seorang laki-laki tiba-tiba
memperkenalkan dirinya, laki-laki itu bernama Dimas, lelaki yang selama ini
diceritakan Mubarok. Dimas terlihat sekali tak suka dengan Zaki, ia mencoba menyindir
keterlambatan santri-santri Kiai Masduqi, saat Bisri sedang berbicara Dimas terus
saja memotong pembicaraan dan membuat Bisri dan Juned kesal. Juned tiba- tiba
membisikan Zaki, ia memberitahukan kalau gadis yang duduk disebelah Salma ialah
Zulfa. Teryata benar apa yang dikatakan orang tentang Zulfa, bahwa Zulfa
seperti bidadari kecantikannya, Zaki dan Zulfa saling berpandangan. Dimas
benar-benar tak rela Zaki menjadi pengisi acara dia lebih memilih Zulfa yang
mengisi acaranya karena Dimas merasa Pesantren Kiai Masduqi pesantren yang tak
mewah. Zaki seolah tak peduli apa yang dikatakan Dimas, hati dan pikirannya hanya
tertuju pada satu orang yaitu Zulfa. Dimas mencoba mendekati Zulfa dan membuat
hati Zaki dipenuhi rasa cemburu kepadanya.
3.
Keadaan Mulai memuncak
Salma
menyampaikan pesan dari Zulfa, bahwa Zulfa ingin bertemu dengan Zaki. Zaki
disuruh menemui Zulfa sehabis Ashar di Jembatan. Zaki akhirnya menemui Zulfa di
jembatan, Zulfa datang ditemani Dimas, dan itu membuat hati Zaki tak karuan.
Zulfa rupanya cemburu dengan Salma, ia bahkan tak percaya kalau Salma hanya
adik angkat Zaki. Dia mulai menayakan hal macam-macam, bayangan Zaki tentang kencan
Zaki dan Zulfa pun hancur karena kecemburuan keduanya.
Rumah
warga akan digusur, teryata teman Ayah tak bisa membantu karena tanah itu
merupakan tanah milik seorang pengusaha, warga sebagian akan tinggal
dipesantren Ayah dan yang lainya bisa membangun rumah seadanya dibelakan
pesantren dan sisanya membangun rumah di tanah milik teman Ayah yang di
hibahkan kepada warga. Seorang pengusaha ingin membeli juga tanah Ayah, tetapi
Ayah menolaknya. Warga terus dipengaruhi oleh Pak Handoko untuk meninggalkan
desa tersebut dan pindah ke kota, Pak Handoko menjanjikan warga akan
mendapatkan rumah dan biaya sekolah anak-anaknya. Pak Handoko yang merupakan
Ayah Dimas memang senggaja ingin menghancurkan pesantren Kiai Masduqi, janji-janji
ke warga belum tentu ia tepat, tapi warga begitu percaya dan pergi meninggalkan
pesantren kiai Masduqi
4.
Peristiwa mulai memucak
Zulfa ingin pergi ke Jakarta
bersama Dimas , Ivone dan Zulfa. Zulfa meminta Zaki untuk ikut menemaninya,
Zaki merasa risau karena ia tak pernah meninggalkan rumah, Zaki pun juga tak rela bila orang yang
djodohkannya harus pergi bersama Dimas. Ia pun sudah diperingatan oleh Ibunya
agar berhati-hati karena tak tahu banyak orang yang licik. Ia pun akhirnya pergi ke Jakarta saat sampai
di Jakarta Zaki ditinggal sendiri dikamar hotel dan Ivone dan tentunya berbeda
kamar. Hati Zaki tak karuan membayangkan Zulfa berdua dengan Dimas, apa yang
sedang mereka lakukan hingga Zaki tak diajak. Malam harinya pintu kamar Zaki
diketuk oleh Afgan yang mengatakan ia temannya Ivone, Ia mengatakan Ivone
sedang sakit, tetapi sesampainya Zaki di kamar Ivone, ia melihat Ivone sedang
tertidur lalu Zaki dekati dan Afgan kemudian datang membawa bungkus makanan,
kemudian Zaki memakan-makanan itu setelah makan nasi itu perut Zaki terasa mual
dan pusing lalu Zaki tak sadarkan diri,
saat ia terbangun ia melihat dirinya dan Ivone tak menggunakan shelai benang
pun, dan Zulfa pun menyaksikannya, ia pun marah.
Seketika itu juga Zulfa kaget dan menyangka
Zaki telah menghianatinya dan memperkosa Ivone temannya. Zaki pun akhirnya di
masukan ke Penjara. Rencana ini sudah dirancang Dimas agar Zaki tak jadi
menikah dengan Zulfa, Zaki sungguh kecewa dengan zulfa karena tak percaya olehnya.
Berhari-hari Zaki mendekam di penjara karena fitnah Dimas dan Ivone terhadap
dirinya
5.
Pengarang mulai memberikan pemecahan soal dan semua peristiwa
Pengacara
pun dikirimkan untuk membantu Zaki, tapi pengacara tersebut menyerah ditengah
jalan karena tak ada cukup bukti, malah pengacara tersebut malah menyarankan
Zaki untuk pura-pura mengakuinya dan hal itu membuat Zaki tersinggung ia tak
mau mengakaui hal yang tidak pernah ia lakuakan. Zaki merasa dirinya telah
difitnah abis-abisan oleh keluarga Dimas, kasus Zaki tersebut banyak terdengar
oleh pengacara-pengacara Islam, mereka bersedia membantu Zaki untuk memenangkan
kasus ini dan Zaki bisa terbebas dari penjara.
Di
penjara Zaki mendapatkan kabar bahwa Ayahnya meninggal dunia, Ayah menanggung
beban yang berat karena ia ditinggal para santrinya dan juga anaknya berada di
dalam penjara karena di fitnah oleh orang lain. Zaki diijinkan sementara keluar
dari penjara untuk menengok Ayahnya untuk terakhir kali, sampai dirumah air
matnaya tak bisa berhenti mengalir melihat Ayahnya meninggalkannya terlebih
dahulu, Zaki disuruh Bundanya untu melamar Salma sebagai calon istrinya, Salma
pun bersedia dilamar Zaki, tapi kasus hukum Zaki tetap masih berjalan.
3.2.2.2
Ketegangan atau suspence yang nampak dalam peristiwa-peristiwa cerita
novel Kidung shalawat Zaki dan Zulfa karya Taufiqurahman AL-Azizy
1.
Apakah Salma akan taubat menjadi pelacur setelah bertemu Bisri?
2.
Apakah Zulfa kecewa saat Zaki tak datang di hari pertama pertemuan
meraka?
3.
Apakah Kiai Ahmad mau memaafkan Zaki?
4.
Ada hubungan apa Zulfa dengan Dimas?
5.
Bagaimana nasib rumah warga yang digusur?
6.
Apa yang terjadi saat Zulfa melihat Zaki tidur berdua dengan Ivone tanpa
sehelai benang?
7.
Bagaimana nasib Zaki di penjara?
3.2.2.3
Pandahaan pembayangan yang nampak dalam cerita novel tersebut atau
foreshadowing yang nampak dalam perstiwa-peristiwa cerita novel
3.2.2.4
Gambaran susunan Alur/plot secara kualitatif
Secara kualitatif susunan alur/plot novel “kidung shlawat
Zaki dan Zulfa” karya taufiqurahman Al-Azizy mempunyai alur yang longgar, bila
pembaca melompati peristiwa-peristiwanya maka secara keseluruhan cerita masih
akan tergambar, karena cerita yang disugguhkan dalam novel tersebut hampir
persis dengan jalan cerita seperti di sinetron Indonesia, dua orang di jodohkan
lalu ada orang ketiga yang merebut wanita itu kemudian dengan cara licik si
tokoh utama di fitnah dan kemudian tokoh utama sengsara di penjara karena tokoh
ke tiga yang ingin merebut wanita tersebut.
3.2.2.5
Gambaran
Susunan Alur/plot secara Kuantitatif
Secara Kuantitatif susunan alur/plot “Kidung
Shalawat Zaki dan Zulfa” karya Taufiqurahman Al-Azizy mempunyai alur atau plot
tunggal , karena ceritanya tersusun secara utuh dan padu ceritanya pun hanya
menpunyai satu susunan secara sorot balik. Awal
cerita bagaimana kiai Masduqi dan Kiai Ahmad berteman dan berniat
menjodohkan Anak-anaknya lalu setelah dewasa mereka bertemu dan ada
permasalahan diantaranya, lalu Zaki difinah oleh Dimas karena Dimas ingin
memiliki Zulfa, kemudian Zulfa memutuskan tunangan Zaki lalu bertunangan dengan
Dimas, Zaki dipenjara karena fitnah Dimas, karena terlalu memikirkan Zaki, Ayah
Zaki meninggal dunia.
3.2.3
Tokoh dan
Perwatakan
3.2.3.1
Tokoh-tokoh cerita yang mendukung terjadinya cerita
novel Kidung
Shalawat Zaki dan Zulfa Karya
Taufiqurahman Al-Azizy yaitu:
1.
Zaki sebagai Tokoh utama karena dia merupakan objek
cerita, permasalahan dalam novel ini ada pada tokoh Zaki.
2.
Kiai Masduqi atau Ayah sebagai tokoh utama karena
dalam setiap cerita sosok Ayah selalu dicontohkan untuk berbuat kebaikan
3.
Zulfa sebagai sebagai tokoh utama karena ia merupakan
tokoh utama perempuan yang menjadi objek hubungan perjodohan Zaki dan Zulfa
4.
Ivone sebagai tokoh utama yang mendukung terjadinya
konflik besar dan membuat Zaki difitnah.
5.
Dimas sebagai tokoh utama yang mendukung mengganggunya
hubungan Zaki dan Zulfa
3.2.3.2
Penggambaran watak tokoh-tokoh yang mendukung cerita
novel Kidung
Shalawat Zaki dan Zulfa karya
Taufiqurahman Al-Azizy:
3.2.2 Tokoh dan perwatakan
Tokoh Kiai Masduqi (Ayah)
Ayah adalah sosok seorang Ayah
yang sangat mencintai keluarganya, ia dahulu pernah belajar di pesantren dan
setelah lulus Ayah mendidirikan pesantren sendiri, ia merupakan
pemimpin pondok pesantren yang bijaksana, ayah sangat baik hati dia suka
menolong orang- orang miskin bahkan ia membuat pondok pesantren diperuntukan
untuk orang- orang miskin yang ingin tetap belajar agama. Hatinya lembut dan
sopan santun, pendiriannya teguh ia tak pernah tegiur dengan segala hal duniawi
karena tujuan hidupnya untuk akhirat. Bahkan saat mendapatkan cobaan yang besar
Ayah tak pernah berburuk sangka kepada Allah.
1)
Cara tak langsung/Dramatik :
a)
Dengan menggambarkan jalan pikiran tokoh
“Jangan pernah menganggap sakit
adalah musibah, sedang sehat adalah anugerah, pandanglah keduanya itu sebagai
ujian dari Allah”
(berpikiran positif) (Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 : )
b)
Dengan mengambarkan perbuatan atau tingkah laku/
reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa
“Pesantren Ayah bukanlah
pesantren besar seperti milik Kiai Ahmad. Para santri disini adalah anak- anak
dari fakir miskin, serta anak- anak yatim dan kurang mampu…”
(Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:19)
“… dan melahirkan rasa syukur di
siang harinya, Ayah mengundang anak- anak yatim untuk diberi makan” (Taufiqurahmman
Al-Azizy:2010:19)
c)
Dengan mengambarkan dialog para tokoh :
Tokoh Ayah dengan tokoh Zaki
Rayhan
“ Jika kita memberi sedekah pada
mereka, aku khawatir mereka akan selalu mengharapkan untuk diberi sedekah apa
bila kita lewat dan bertemu mereka.”
“Ayah khawatir mendengar
perkataanmu seperti itu, Rayhan. Pengetahuanmu sudah luas, tetapi hatimu
sempit.” (Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:
Tokoh ayah dengan bunda
“bisahkan kita punya anak
kembar?”
“Marilah kita berdoa, entah Allah
akan kasih anak laki-laki ataupun perempuan, senangtiasa Allah menjaga
kandunganmu, memberkahi kita, dan menganugerahi kita anak yang sholeh”(orang
yang bersyukur dan bertaqwa)
(Taufiqurahman Al-Azizy:2010:15)
Tokoh Zaki dan Bunda
“Bunda sadar betul bahwa Ayah
adalah orang yang penyabar, santun, lembut hatinya, baik pada semua orang, tak
memiliki rasa dengki. Tetapi kukuh dalam mempertahankan prinsip kebenaran”(penyabar
dan santun) (Taufiqurahman Al-Azizy:2010:20)
Karakter
Zaki:
Zaki adalah anak Kiai Masduqi, tentu
karakternya tak jauh dari Ayahnya. Walupun ia tak seutuhnya seperti
Ayahnyaakarena umurnya yang masih muda, Zaki orang yang sopan dan ia amat bijak
menghadapi masalahnya walaupun jiwa muda dan idealisnya terkadang membuat ia
egois dan diliputi rasa iri hati, karena ia merasa memiliki Zulfa yang
merupakan wanita pilihan orang tuanya. Tetapi setelah mendapatkan ujian dari
Allah kesabaran Zaki diuji, dan membuat
Zaki jauh lebih baik.
- Cara tak langsung/Dramatik :
a.
Dengan menggambarkan jalan pikiran tokoh :
“cintaku kepada mawar itu adalah buah dari
ajaran cinta dari dia yang sering
bermunajat rindu. Dia bernama halimah halimatul sa’diyah yaitu Bundaku” (cinta
tumbuhan)
(Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:14)
b.
Dengan menggambarkan tempat atau lingkungan tokoh:
“Inilah tamanku, taman ini telah
ada sebelum aku lahir, dirangkai dengan tangan lembut Bunda. Ketika usia
kandungan Bunda tujuh bulan, Ayah membuatkan kolam ikan hias yang mengalirkan
air dari air terjun gunung”
(Kelembutan
hati) (Taufiqurahman Al-Azizy: 2010: 14)
c.
Dengan menggambarkan perbuatan tingkah laku/
perbuatan/ reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa :
“Sejenak aku terigat kata-kata mubarok dan membuat
dadaku bergetar, berguncang. Hawa
kecemburuan memenuhi rongga- rongga dadaku saat ini!”(mudah cemburu) ) (Taufiqurahman Al-Azizy: 2010:121)
“ Telah kupikirkan dan
kupertimbangkan masalah ini dalam-dalam, aku tak kuasa melawan takdir”(ikhlas) (Taufiqurahman
Al-Azizy:2010:128)
“Kiai Ahmad mengulurkan tangan,
dan aku terima uluran tangan beliau,aku cium punggung tangan beliau”(bersikap
sopan) (Taufiqurahman Al-Azizy:2010:121)
“Celakahlah
orang yang membolak-balikan kebenaran”
(Taufiqurahman Al-Azizy:2010:
b.
Dengan mengambarkan dialog para tokoh:
a)
Tokoh Zaki dengan Ayah :
1.
“Jadi kau menerima perjodohan ini sebab ia putri,
Kiai? “ Bukankah agama harus lebih dipertimbangkan, daripada selainnya, Ayah?”(berfikir
logis) (Taufiqurahman Al-Azizy:2010:73)
2.
“kenapa Ayah merasa harus bertanggung jawab atas ulah
pemerintah yang hendak menggusur warga?, “tanyakan itu kepada Allah” (Egois) (Taufiqurahman Al-Azizy:2010:
b)
Tokoh Zaki dengan Bisri
1.
“ Aku tidak tergila-gila menjadi terdepan disini,
entah siapapun yang memimpin, silakan.” (Bijak) (Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:
c)
Tokoh Zaki dan Salma :
1.
“ Api cinta telah membakarmu, Mas.” “ Biarlah aku
terbakar, bahkan hingga hangus menjadi debu”(dibutakan Cinta)
(Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:
d)
Tokoh Zaki dan Kiai Ahmad
1.
“Aku yakin Kiai bisa bersabar untuk tidak mengubah
perjodohanku dengan Zulfa”. (berkeyakinan)
(Taufiqurahman Al-Azizy:2010:129)
e)
Dialog Zaki dengan Kiai Ahmad
“Apa saja yang mas Masduqi
ajarkan padamu, Zaki?
“Ilmu ku masih terbatas, Aku
belum mengerti apa-apa”
(Rendah Hati) (Taufiqurahman
Al-Azizy. 2010 :122)
Karakter
Zulfa:
Zulfa adalah anak yang manja, egois
dan terkesan agak sombong karena ia didik oleh Ayahnya dengan kekayaan, dia
juga tak seutuhnya menjadi wanita seperti di pesantren malah gayanya cenderung
seperti orang kota. Hatinya seakan tertutup dengan kebenaran terebukti ia lebih
memilih Dimas dibandingkan Zaki, dan ia tega memfitnah Zaki.
1.
Cara tak langsung/Dramatik :
a)
Dengan menggambarkan jalan pikiran tokoh :
“Asal engkau tahu, seharusnya
malam itu aku berada di Jakarta, karena esok harinya ada sesi pemotretan.
Tetapi aku harus menerima kekecewan karena engkau tidak datang”(Egois) (Taufiqurahman Al-Azizy:2010:110)
b)
Dengan menggambarkan perbuatan tingkah laku/
perbuatan/ reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa :
“Neng Zulfa sudah tahu kedatangan
Mas Zaki, tetapi neng Zulfa seakan tak peduli” (Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:121)
c)
Dengan mengambarkan dialog para tokoh
Dialog Bunda dengan Zaki:
“Hatinya bagaikan hati bidadari,”
ucap Bunda
“Hati siapakah itu? Tanya Zaki
“Hati Zulfa” (Taufiqurahmman
Al-Azizy:2010:25)
Dialog Zaki dan Salma :
“
Bolehkah aku menyampaikan pendapatku tentang Zulfa, Mas?
“
Tentu saja”
“
Sepertinya dia gadis yang angkuh”
(Angkuh)
(Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:113)
Dailog Zaki dengan Mubarok
“ Zulfa itu periang, agak
cerewet, kalau sedang ngambek keliatan dari raut wajahnya. Neng Zulfa itu manja
karena putri satu-satunya pak Kiai”
(Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:134)
Dialog Zulfa dan Zaki
“Cepat datang!” Sifat kemanjaan
Zulfa mulai tampak dari caranya ia berbicara” (Manja) (Taufiqurahman Al-Azizy.
2010 :249)
Dialog Bisri Dan Mubarok
“... Seharusnya dia lebih
mempertimbangkan jati dirinya sebagai anak puteri seorang Kiai daripada menuruti sakit hatinya
(Mudah sakit Hati)
(Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:366)
Karakter
Salma :
Salma adalah mantan seorang pelacur,
kesombongan Salma terhadap bisri yang hanya pemulung dan ia seakan tak mau
mendengar apa yang Bisri ucapkan. Tetapi setelah adiknya sembuh karena uang
yang di kasih Bisri Salma akhirnya mau meminta maaf dan mengakui keslahannya,
dan ia akhirnya mau bertobat, Salma merupakan wanita yang mau terus belajar dan
berubah. Bahkan dia adalah wanita yang tegar, saat orang lain mencoba mengusik
kehidupannnya.
1.
Cara tak langsung/Dramatik :
a)
Dengan menggambarkan jalan pikiran tokoh :
“Wajahku cantik dan masih muda,
ini adalah karunia Tuhan dan aku berhak membelajakan karunia Tuhan ini dengan
caraku.” (Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:49)
“Tentunya aku malu menyeru-Mu,
Padahal aku selalu mengulangi- dosa- dosaku. Tetapi pada siapa aku menyereru,
padahal aku sudah tergelincir dengan dosa- dosa di setiap siang dan malamku” (Taufiqurahmman
Al-Azizy:2010:55)
b)
Dengan menggambarkan perbuatan tingkah laku/
perbuatan/ reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa
“Gemetar tubuhku mengingat- ingat
perkataan Bisri, dan didorong rasa ingin berterimakasih dan meminta maaf aku
pun mencarinya”. (Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:54)
“Salma melemparkan surat undangan
pertunangan yang dulu dibawa Zulfa untuk Kiai dan Nyai Masduqi di depan wajah
Zulfa” (tidak bisa mengendalikan emosi) (Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:397)
“Akiu meminta maaf kepada adikku,
bapak dan Ibu, kubuka selendang kejujuran dan ku bentangkan aibku di depa
mereka”. (Berkata jujur) (Taufiqurahman Al-Azizy:2010:56)
“Saat itu juga aku berjanji akan
selalu berkata jujur. Aku ingin kembali kepada Tuhan..” (Taufiqurahman:2010:57)
c)
Dengan mengambarkan dialog para tokoh :
Dialog Tokoh Zaki dan Salma
“… karena Mas lebih baik
menyampaikan permintaan maaf langsung, tanpa melalui surat”(Bijak) (Taufiqurahmman
Al-Azizy:2010:
Dialog Salma dan Bisri :
“ Jadi mbak ini Melacur?”
“Kenapa, Mas jangan Munalah. Beberapakali aku pake tukang rongsok seperti, Mas,
kalau aku terpaksa”.“Tidak perlulah menceramahiku, sebab aku sudah
kenyang dengan ceramah agama”.
(Sombong) (Taufiqurahmman
Al-Azizy:2010:46)
Karakter
Dimas :
Dimas merupakan santriwan di
pesantren Kiai Ahmad, sifatnya pemalas dan iri hati. Dia merupakan orang ketiga
yang membuat hancurnya hubungan Zulfa dan Zaki. Dia amat sombong saat tahu
pesantren Kiai Masduqi yang akan memimpin acara tersebut, dia juga orang yang
licik dan bermuka dua.
1)
Cara tak langsung/Dramatik :
a)
Dengan menggambarkan jalan pikiran tokoh :
“pesantren Kiai Ahmad dengan
pesantren Kiai Masduqi tak bisa dibandingkan, karena pesantren Kiai Ahmad
pesantren elit”(Sombong)
(Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:188)
c)
Dengan menggambarkan perbuatan tingkah laku/
perbuatan/ reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa
“ Dimas dan teman- teman datang
sesudah magrib dan meminta acara segera dimulai, padahal acara sehabis Ba’da
Isya. Ia sengaja membuat Zaki terkesan terlambat”(Licik) (Taufiqurahmman
Al-Azizy:2010:184)
c.
Dengan mengambarkan dialog para tokoh
Dialog Dimas ke Zaki :
“.. Terima saja nasibmu bung, aku
yang menang, engkau kalah.”
(Licik) (Taufiqurahmman
Al-Azizy:2010:
“Apa kabar Gus? Dimas bertanya
sangat ramah, Ramah sekali berbeda dengan sikapnya yang tadi malam”. (bermuka
Dua)
Dialog Zaki dan Mubarok : (Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :212)
“Bagaimana
sifat dimas, yang kamu ketahui?”
“Dia adalah santri pemalas diantara santri yang
malas-malas”
(pemalas) (Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:
“Dimas
menginginkan agar ia dan Zulfa agar cepat bertunangan dengan caranya yang sangat halus membujuk
Zulfa” (Licik)
(Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:365)
“aku khawatir apabila Mas Zaki
hanya diam dan merawat cinta, dimas akan menjadi rumput liar dalam ladang cinta
neng Zulfa”
3.2.4
Latar atau
Setting
1.
Latar Tempat
a.
Di taman belakang rumah
Hal tersebut dapat dilihat dari
bukti di bawah ini:
“ Setiap pagi Bunda menyiraminya,
disekelilingnya Bunda meletakan pot-pot bunga sebagi temannya, seakan ingin
menambahkan keindahan ayah membuat sebuah kolam ikann hias dan mengalirkan air
dari air terjun di pegunungan” (Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 : 14)
b.
Pesantren Kiai
Ahmad
Hal tersebut dapat dilihat dari
bukti:
“Para santriwan dan dan
santriwati pesantren Kiai Ahmad tampak saling mengintip dari jendela-jendela
kaca biliknya”.
(Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 : 29)
c.
Taman Kota
Hal tersebut dapat dibuktikan
dibawah ini:
“Ia tengah menghitung uang hasil
menjual rongsokan di taman kota”.
(Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :
44)
d.
Pesantren Kiai Masduqi
“ketika masuk, dia melihat laki-laki
sholeh tengah berdiri diatas mimbar, dan disekelilingnya terlihat orang
mendengarkan smbil menangis”. (Taufiqurahman Al-Azizy:2010:50)
“Kuikuti sampai di Pesantren.
Langkah kakiku tak sanggup memasuki pesantren”(Taufiqurahman Al-Azizy:2010:56)
“Entah siapa yang memulai, para
santriwan dan santriwati berbaris disepanjang halaman pesantren.
e.
Tempat Pemakaman
“Hari kamis lalu, aku tersentak
banyak orang yang datang ke kuburan”
(Taufiqurahman Al-Azizy:2010:56)
f.
Penjara
“Aku tak bisa menahan air mataku
saat Bisri, Juned dan Mubarok Membesukku” (Taufiqurahmman Al-Azizy:2010:332)
“..Kami yakin sebentar lagi kau
akan bebas dari tempat ini, engkau tidak sepantasnya di penjara”.
(Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :391)
g.
Jawa Timur
Kita teryata mendapat simati
juga, beberapa Kiai dari Jawa Timur datang datang kepada Kiai” (Taufiqurahman
Al-Azizy. 2010 : 390)
h.
Masjid
“ Tak kami kira, Masjid komplek
perumahan ini begitu besar dan begitu mewah”. (Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :
“Kenapa Ayah harus membaca
syair-syair itu diserambi mesjid ini”.
(Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :
“Bertapa terkejutnya aku melihat
Bisri tengah menyimak bacaan ayat suci, Aku terjatuh lunglai”. (Taufiqurahman
Al-Azizy. 2010 :
“Lalu benak mengajakku pulang dan
tidak perlu bertemu Zulfa, apalagi bertemu di Jembatan seperti ini?” (Taufiqurahman
Al-Azizy. 2010 :
“Di rumah Allah, Ayah
mengumpulkan para warga”
i.
Rumah Zaki
“Kutemukan diriku sendiri terus
melangkah dihadapan pesantrenku, menuju ke rumah. Kubuka pintu rumah dengan
perlahan” (Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :
“Maka aku pun masuk ke dalam
rumah, kulihat salma, bunda dan ayah”
(Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :198)
“Aku masuk ke dalam rumah, aku
duduk dihadapan Ayah yang tengah membaca surat dari Kiai Ahmad”. (Taufiqurahman
Al-Azizy. 2010 :254)
j.
Dapur
Dibantu beberapa Ibu dan
santriwati, Bunda dan Salma sibuk memasak nasi, membuat lauk pauk dan sayur.
2.
Latar Waktu
a.
Malam hari
Hal tersebut dapat dilihat dari
bukti dibawah ini:
“Malam hari Ayah dan Bunda
berjalan kaki ke tempat Kiai Ahmad, maklum kami tidak memiliki kendaraan.
(Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 : 26)
“Waktu terus berjalan. Selimut
malam semakin erat memeluk langit”.
(Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :93)
“.. Tetapi malam ini, seakan-akan
aku sedang menapaki jalan sepi”.
(Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :84)
“langit malam terbentang indah,
bintang-bintang bagaikan mata bidadari yang berkelip-kelip” (Taufiqurahman
Al-Azizy. 2010 :
“Selubung malam semakin kelam
karena wajah-wajah sendu dan kesedihan warga”. (Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :232)
“Terkadang, saat udara malam
menusuk tulang saat aku dan temn-teman asik berbincang serambi mesjid”
b.
Sore hari
Hal tersebut dapat dibuktikan
dibawah ini:
“Ketika sedang mensyukuri rezeki
itulah, seorang gadis mendekatiya. Keadaan taman sore itu begitu sepi”.
(Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 : 44)
c.
Magrib
“Aku segra menuju ke tempat wudhu
lalu bergabung bersama jamaah untuk menegrjakan sholat magrib” (Taufiqurahman
Al-Azizy. 2010 :220)
i.
Jam 4
Waktu telah menunjukan angka
empat lebih seperempat”
(Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :211)
3.
Latar Sosial
4.
Latar Suasana
a.
Menegangkan
Hal tersebut dapat dibuktikan
dibawah ini:
“Tidak perlulah kau
menceramahiku, sebab aku sudah kenyang dengan ceramah agama”.
“Hai perempuan! Syahwana lebih
baik daripada kau! Syahwana punya hati sedangkan hatimu sendiri kau cabut dari
tempatnya”. (Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 : 49)
“
Buldoser-buldoser itu sudah siap mencabik-cabik dinding-dinding rum-
ah warga ,
pemandangan selanjutnya membuat jantungku berdegup ken-
cang .Ibu-ibu
mulai menjerit, sedang anak mereka menangis ketakutan.
Para warga
melemparkan batu kecil, katu dan benda apa saja yang ada di dekat mereka kearah satpol dan dibalas dengan pentungan
satpol ke
Badan para
warga” (Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :226)
b.
Gelisah
“Adakah hati telah bergeser dari
cinta-Mu, ya Rabb-ku hingga aku gelisah seperti ini”. (Taufiqurahman Al-Azizy.
2010 :149)
“saat kami kembali ke pesantren,
meraka masih terus duduk-duduk dengan wajah yang cemas dan gelisah(Taufiqurahman
Al-Azizy. 2010 :101)
c.
Kesedihan
“Aku tak bisa menahan air mataku
saat Bisri, Juned dan Mubarok Membesukku. Jiwaku seakan lumpuh begitu mendengar
cerita mereka tentang keadaan Ayah dan Bunda” (Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :332)
“Selubung malam semakin kelam
karena wajah-wajah sendu dan kesedihan warga”. (Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :232)
j.
Kecewa
Haruskah kami kecewa dengan
pengaduan para warga? (Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :101)
“Tolong katakan pada mas Zaki, hari aku
sunguh kecewa”.
(Taufiqurahman Al-Azizy. 2010 :99)
3.2.6.
Titik Pengisahan
Dalam Novel Kidung Shalawat Zaki
dan Zulfa karya Taufiqurahman Al-Azizy titik pengisahan yang dipergunakan oleh
Taufiqurahman Al-Azizy adalah sebagai Tokoh yaitu dengan titik pengisahan
pengarang sebagai tokoh protogonis. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa
bukti di bawah ini:
1.
“Kisahku bukti betapa besar cinta kasih Ayah dan
Bunda”
2.
“Sejak bulan pertama Bunda mengandungku, Bunda dan
Ayah sering kali membicarakan kemungkinan jenis kelaminku”
3.
“Sumpah atas nama Pencipta langit dan bumi,
rasa-rasanya aku tak kuat melangkahkan kakiku
, rasa-rasanya lidahku kelu dan kata-kataku lenyap..”
4.
“Mendengarkan hal itu hatiku terbakar”
5.
“Dan mataku tertuju padanya dan matanya pun juga dan
mata kami saling bertabrakan”
3.2.5.
Gaya Pengarang
a.
Gaya pengarang dalam mengungkapkan seluruh cerita
Gaya pengarang dalam
mengungkapkan seluruh cerita adalah dengan menggunakan pendeskripsian melalui
kata-kata yang mendetail tentang suatu objek, pengambaran karakter tokoh utama
sangatlah islami karena latar tempat yang diceritakan betempat di pesantren,
nasehat-nasehat agama sangat ditonjolkan dari novel ini.
Hal tersebut dapat dilihat dari
bukti dibawah ini:
1.
“Taman ini telah ada sebelum aku ada. Dirangkai dengan tangan-tangan
lembut Bunda, lihatlah daun-daunnya merimbun dan batan-batangnya bercabang,
disekelilingnya bunda meletakan pot-pot bunga sebagai temnnya. Melati, lili,
pakis klul dan krokot merah tumbuh bersam-sama”.
2.
“Lebih baik kita bermohon kepada-Nya, agar mengaruniai keselamatan
kandunganmu”.
3.
“ Kurasa rumah ini tiba-tiba begitu indah atas karunia petunjuk yaang di
berikan oleh Allah pada gadis ini melalui Bisri, Cahaya Tuhan memancar dhati
Salma”
4.
Apa yang seseungguhnya yang dicari dalam diri wanita sebagai pendaping
hidup? Bukankah agama mengajarkan untuk mempertimabangakan terlebih dahulu
agamanaya.
b.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang banyak
dituangkan pengarang dalam memperkuat cerita novel Kidung Shalawat Zaki dan
Zulfa karya Taufiqurahman Al-Azizy adalah sebagai berikut:
1.
Gaya bahasa Personifikasi
“Bila tasbih sekuntum mawar
terdengar, ia akan memuji kebesaran-Nya”
“Benda-benda langit seakan riuh
bertasbih”
“Selimut malam semakin erat
memeluk langit”
2.
Gaya Bahasa Metafora
“Orang yang besar sering kali
didatangi pejabat-pejabat besar ya”
3.
Klimaks
“Kiai Ahmad sekarangsudah menjadi
Kiai yang besar, memiliki
pesantren yang besar dan ribuan
santri.
4.
Hiperbola
“Aku bersaksi bahwa persendianku
seakan lumpuh”
“Aku belum pernah bertemu
denganya, tetapi nama itu telah merobek-robek malamku dan mencabik-cabik siangku”
“Hampir saja air mataku tumpah
setelah mendengar kisah Salma”
“Hal yang membuat hatiku bergetar
hebat, jiwanya berguncang dasyat adalah peristiwa malam itu”.
“Angin ribut telah menguncang
Jiwaku”
“Perasaan cinta telah mengerus
hatiku segerus-gerusnya”.
“Dadaku telah berdetak kencang,
degup jangtungku seakan berlari kencang”.
“Hanya Dimas yang memadukan
cemburu dan iri yang memukul-mukul jantung hatiku”.
“Aku mual mendengar dimas dan
zulfa bercakap-cakap, seakan mereka senggaja untuk membakar jiwaku,
menghanguskan perasaan”
5.
Simile
“Bila ingin melihat jauhnya jarak langit dan
kedalaman sumur, maka
Liatlah perbedaan anatara pesantren Ayah
dan pesantren Kiai Ahmad”
“Warnanya seumpama pipi gadis
jelita yang merah merona dihadapan wajah sang kekasih”
“Kidung Shalawat yang sering
dilantunkan Ayah seumpama semilir Angin yang menyejukan”
“Hatinya bagikan hati bidadari”.
“Jiwaku seakan-akan terbang
melayang”
“kepada dia yang bibirnya
seumpama batu rubi”
6.
Paradoks
“Megah dan besarnya pesantren
ini, belum tentu semegah hati Kiai kita”.
3.2.7.
Amanat
a.
Amanat Umum
Amanat umum yang dapat diambil
dari novel Kidung Shalawat Zaki dan Zulfa karya Taufiqurahman Al-Azizy adalah
sebagai berikut:
a)
Jangan mudah percaya sama perkataan orang lain.
Zaki dijebak karena ia begitu
mudahnya percaya dengan temannya Dimas, bahwa Ivone sakit dan disanalah karena
kecerobohannya dia terjebak dan difitnah.
b)
Anak Kiai belum tentu sikapnya baik.
Tanpa pikir panjang Zulfa menuduh
Zaki memperkosa tanpa ada melihat bukti-bukti terlebih dahulu. Dan malah tega bertunangan
dengan laki-laki lain saat Zaki di penjara, bahkan ia tak sopan saat dengan
Bunda Zaki saat mengantarkan undangan pertunangannya dengan Dimas.
c)
Selalu bersangka baik terhadap Allah
Walaupun masalah yang bertubi-tubi
datang ke diri Zaki ia berusaha tetap sabar dan tetap percaya bahwa Allah akan
selalu membantunya.
b.
Amanat Khusus
Amanat Khusus yang dapat diambil
dari novel Kidung Shalawat Zaki dan Zulfa karya Taufiqurahman Al-Azizy adalah
sebagai berikut:
1.
Tentang Moral
Hal tersebut nampak dari bukti
kutipan dibawah ini
a)
“Ayah khawatir mendengar perkataanmu seperti itu, Rayhan. Pengetahuanmu
sudah luas, tetapi hatimu sempit.”
b)
“Zaki mencium punggung tangan Kiai Ahmad”
c)
“Seharusnya dia lebih mempertimbangkan jati dirinya sebagai puteri Kiai
daripada menuruti sakit hatinya”
d)
Jika hal yang sepele saja diremehkan, bagaimana dengan hal besar? Datang
saja terlambat. Bagaiaman akan mngurusiurusan-urusan umat?”
e)
Kecemburuanmu bukanlah kecemburuan yang suci jika engkau begitu,
sesungguhnya yang ada pada dirimu bukanlah perasaan cemburu melainkan iri hati
f)
Cemburu adalah ketika engakau menyaksikan seorang ahli yang berilmu
2.
Tentang Agama
a)
“ Tuhan yang tadi kau sertakan padaku dalam sumpahmu, pakailah uang itu
dan berjanjilah kamu tidak akan menjual diri dan jangan membawa Tuhan dalam
urusan maksiatmu”
b)
“Adikku sembuh dari uang yang kudapatkan bukan dari hasil menjual
diri..., ini kan keajaiban Tuhan?”
c)
“ Yakinlah bahwa Allah tidak akan
membiarkan hamba-hamba-Nya kehausan, kelaparan dan sakit tanpa aja jalan
keluar”.
d)
“Sesunnguhnya kata adalah Dosa dan setiap ucapan menjadi cermin bagi
jiwa yang berkata”
e)
“Kesedihan adalah obat bagi hati yang merindukan kebenaran”
f)
“Akannkah kita bersenang-senangnya dengan amanah ini, sementara api
Jahanam berkobar-kobar menanti amanah ini bila kita lengah”
g)
“Ayah berpesan agar kami semua bertakwa kepada Allah, Agar kami selalu
berusaha dekat dengan Allah”.
h)
“Ajaklah mereka mendekati Tuhan”
i)
“Hati-hatilah dengan kecantikan wajah, mubarok, sebab hatinya bisa
terjerat dan nafsu yang rendah bisa merusakmu”
j)
“Sakit adalah kesempatan yang diberikan sehat sebagai Anugerah Tuhan
untuk mengurasi dosa”
k)
“Hati-hatilah dengan tipu daya setan karena bisa jadi seta menampilkan
kebaikan-kebaikan di hadapan kita, menyuguhkan keindahan dihadapan kita,
walaupun itu tipu dayanya menghancurkan kita”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar