KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Puji syukur kita selalu panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas
segala nikmat yang telah diberikan kepada kita semua sehingga penyusunan
makalah dengan judul “Hakikat Belajar dan pembelajaran” dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam selalu kita kirimkan kepada panutan dan tauladan
hidup kita, yakni nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa hidup kita ini dari
zaman kegelapan ke zaman terang-benderang.
Dalam penyusunan makalah ini.
Penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini tanpa adanya bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih kepada
Dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dan teman-teman yang telah mendukung
pembuatan makalah ini.
Sungguh merupakan suatu kebanggaan
dari penulis apabila makalah ini dapat terpakai sesuai fungsinya, dan
pembacanya dapat mengerti dengan jelas apa yang dibahas didalamnya. Tidak lupa
juga penulis menerima kritikan dan saran yang membangun, yang sangat diharapkan
demi memperbaiki pembuatan makalah di kemudian hari.
Kendari,
Oktober 2011
|
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang……………………………………………………………………. 1
1.2. Rumusan
Masalah………………………………………………………………… 3
1.3.
Tujuan………………………………………………………………………………… 3
1.4. Manfaat………………………………………………………………………………
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Hakekat Belajar Dan
Pembelajaran…………………………………………. 5
2.2.Tujuan Belajar Dan
Pembelajaran……………………………………………. 12
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan…………………………………………………………………………..
14
3.2.Saran……………………………………………………………………………………
14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-undang
No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Revolusi di bidang teknologi komunikasi dan informasi ternyata
telah mempengaruhi hampir seluruh sendi-sendi kehidupan manusia modern,
termasuk dalam dunia pendidikan dengan munculnya istilah-istilah seperti e-learning,
e-book sampai e-education.
Revolusi ini juga berpengaruh pada paradigma pendidikan akan “tempat” belajar,
dimana gedung sekolah yang berdiri tegak dengan atap dan dinding akan semakin
tak populer karena manusia bisa belajar di mana saja dengan bantuan teknologi.
Di sini yang terpenting adalah interaksi manusia itu dengan materi pelajaran dan
proses terusannya, pemahaman dan penguasaan ilmu. Di mana (sekolah?) atau kapan
(pagi atau siang?) tidak lagi menjadi pertanyaan penting sebab otak manusia
sekarang sudah terbiasa dengan konsep ruang dan waktu yang bersifat relatif.
Belajar merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan
perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian
terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.
Moh. Surya (1997) menyebutkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Proses belajar pada hakekatnya juga merupakan kegiatan mental
yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat
menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Oleh
karena itu, George R. Knight (1982: 82) menganjurkan lebih banyak kebebasan
untuk berekspresi bagi peserta didik dan lingkungan yang lebih terbuka sehingga
peserta didik dapat mengerahkan energinya dengan cara yang efektif. Lebih
lanjut, peserta didik harus dianggap sebagai makhluk yang dinamis, sehingga
harus diberi kesempatan untuk menentukan harapan dan tujuan mereka dan guru
(pendidik) lebih berperan sebagai penasehat, penunjuk jalan, dan rekan
seperjalanan. Guru bukanlah satu-satunya orang yang paling tahu. Oleh karena
itu, pembelajaran harus berpusat pada peserta didik(child centered), tidak tergantung pada text
book atau metode
pengajaran tekstual.
Berdasarkan latar belakang di atas
maka penulis mengajukan makalah yang berjudul “ Hakekat Belajar dan
Pembelajaran” yang nantinya dapat memperjelas pengertian dan hakekat dari
belajar.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin diajukan
penulis pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Jelaskan
yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran?
2. Jelaskan
tujuan dari belajar dan pembelajaran?
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui dan memahami pengertian dari belajar dan pembelajaran.
2. Untuk
mengetahui dan memahami tujuan dari belajar dan pembelajaran.
1.4.Manfaat Penulisan
Hasil penulisan makalah ini
diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan manfaat praktif, sebagai berikut:
1. Manfaat
bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap
hakekat belajar dan pembelajaran.
2. Manfaat
bagi penulis sendiri selain untuk meningkatkan pemahaman penulis sekaligus juga
sebagai salah satu syarat penilaian pada pata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Belajar dan Pembelajaran
1. a. Hakekat Belajar
Belajar adalah suatu proses yang
berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah
laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat (W. Gulö, 2002: 23).
Pada dasarnya belajar merupakan
tahapan perubahan prilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (syah, 2003),
dengan kata lain belajar merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari
beberapa tahap. Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, dan
salah satu tahapannya adalah yang dikemukakan oleh witting yaitu :
·
Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi;
·
Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi;
·
Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi
(Syah, 2003).
Definisi yang lain menyebutkan
bahwa belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang menetap, baik yang dapat
diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai
suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan
(Roziqin, 2007: 62).
Dari berbagai definisi para ahli
di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu:
1. Belajar
ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior).
2. Perubahan
perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang
terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.
3. Perubahan
tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang
berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial
4. Perubahan
tingkah laku merupakan hasillatihan atau pengalaman
5. Pengalaman
atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Di dalam tugas melaksanakan proses
belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar
berikut:
1. Apa pun
yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar bukan orang lain.
2. Setiap
siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya
3. Siswa akan
dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah
yang dilakukan selama proses belajar.
4. Penguasaan
yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses
belajar lebih berarti.
5. Motivasi
belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberikan tanggung jawab dan kepercayaan
penuh atas belajarnya.
Dari beberapa pengertian belajar
tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal
ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
1. Perubahan
yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi
merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu
juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam
dirinya telah terjadi perubahan
1. 2. Perubahan yang
berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau
keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari keterampilan
yang telah diperoleh sebelumnya.
1. Perubahan
yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang
terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan,
baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang.
1. Perubahan
yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi
bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan.
1. Perubahan
yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru,
individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan.
1. Perubahan
yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh
dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam
dirinya.
1. Perubahan
yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan
belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang.
1. Perubahan
perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan
hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula
perubahan dalam sikap dan keterampilannya. seorang guru menguasai “Teori-Teori
Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan
“Teori-Teori Belajar”.
1. b. Hakekat Pembelajaran
Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian demikian,
maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang
lebih baik (Darsono, 2000: 24). Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran
adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain
bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda
dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu
memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri (Tilaar, 2002: 128).
Berangkat dari pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa
pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara guru dan
peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta
didik (student of learning), dan bukan
pengajaran oleh guru (teacher
of teaching) (Suryosubroto, 1997: 34). Konsep seperti ini membawa
konsekuensi kepada fokus pembelajaran yang lebih ditekankan pada keaktifan
peserta didik sehingga proses yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana
tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta
didik.
Keaktifan peserta didik ini tidak
hanya dituntut secara fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya
fisik peserta didik saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif,
maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya
dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan
perubahan di dalam dirinya (Fathurrohman & Sutikno, 2007: 9).
Pembelajaran pada hakekatnya
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga
terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah
mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi
peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik
untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan
dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan
fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar
peserta didik.
Fungsi-fungsi pembelajaran yaitu
sebagai berikut:
·
Pembelajaran sebagai sistem
Pembelajaran sebagai sistem
terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan
pembelajaran , materi pembelajaran , strategi dan metode pembelajaran, media
pembelajaran/alat peraga , pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan
tindak lanjut pembelajaran (remedial dan pengayaan).
·
Pembelajaran sebagai proses
Pembelajaran sebagai proses
merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belaja,
meliputi:
1. Persiapan, merencanakan
program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) dan penyiapan
perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, dan alat evaluasi, buku
atau media cetak lainnya.
2. Melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan
pembelajaran yang telah dibuatnya. Banyak dipengaruhi oleh pendekatan
atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan dirancang
penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru , persepsi, dan sikapnya
terhadap siswa;
3. Menindaklanjuti
pembelajaran yang
telah dikelolanya. Kegiatan pasca pembelajaran ini dapat berbentuk enrichment (pengayaan),
dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa yang berkesulitan belajar.
Ciri-ciri pembelajaran sebagai
berikut :
1. Merupakan
upaya sadar dan disengaja
2. Pembelajaran
harus membuat siswa belajar
3. Tujuan
harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
4. Pelaksanaannya
terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasil
2.2. Tujuan
Belajar dan Pembelajaran
1. a. Tujuan Intruksional, Tujuan
Pembelajaran, dan Tujuan Belajar
Guru-guru merumuskan tujuan
instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional khusus
juga disebut sebagai sasaran belajar siswa. Tujuan instruksional khusus
mempertimbangkan pengetahuan awal dan kebutuhan belajar siswa.
Dari segi guru tujuan
instruksional dan tujuan pembelajaran merupakan pedoman tindak mengajar dengan
acuan berbeda. Tujuan instruksiona (umum dan khusus) dijabarkan dari kurikulum
yang berlaku secara legal di sekolah.
Dari segi siswa, sasaran belajar
tersebut murupakan panduan belajar. Panduan belajar tersebut harus diikuti,
sebab mengisyaratkan kriteria keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa
merupakan prasyarat belajar selanjutnya. Keberhasilan belajar siswa berarti
tercapainya tujuan belajar siswa dengan demikian merupakan tercapainya tujuan
instruksional dan sekaligus tujuan belajar bagi siswa.
1. b. Siswa dan Tujuan Belajar
Siswa dalah subjek yang terlibat
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa
mengalami tindak mengajar, dan merespon dengan tindak belajar. Pada umumnya
semula siswa belum menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru tentang
sasaran belajar, maka siswa mengetahui apa dan arti bahan belajar beginya.
Siswa mengalami suatu perses
belajar. Dalam proses belajar tersebut siswa menggnakan kemampuan mentalnya
untuk mempelajari bahan belajar. Kemempuan-kemampuan kognitif, afektif,
psikomotor yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan
menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan,
adanya evaluasi dan keberhasikan belajar, menyebabkan siswa semakin sadarakan
kemampuan dirinya.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka
penulis dapat menyimpulkan sebagai deriku:
1. Belajar
adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan
munculnya perubahan perilaku mental karena adanya interaksi individu dengan
lingkungan yang disadari.
2. Pembelajaran
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga
terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
3. Tujuan
belajar dan pembelajaran mencakup tujuan intruksional, tujuan pembelajaran, dan
tujuan belajar
3.2. Saran
Sehubungan dengan hasil penulisan
makalah ini, penulis menyarankan kepada para pembaca agar diadakan pengkajian
lanjutan yang berjudul sama dengan makalah ini, agar ditemukan pengertian dari
hakekat belajar dan pembelajaran yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, Wahyuni. 2010. Teori belajar dan Pembelajaran.Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. 2007. Strategi
Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam. Cet. II, Bandung: Refika Aditama.
Gulö, W. 2002. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Knight, George R. 1982. Issues and Alternatives in Educational
Philosphy. Cet. XII, Michigan: Andrews University
Press.
Naim, Ngainun dan Patoni, Achmad. 2007. Materi
Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Roziqin, Muhammad Zainur. 2007. Moral
Pendidikan di Era Global; Pergeseran Pola Interkasi Guru-Murid di Era Global. Malang: Averroes Press.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan
Psikologi Proses Pendidikan. Cet. IV, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan. Kebudayaan, dan Masyarakat Madani
Indonesia; Strategi Reformasi Pendidikan Nasional. Cet. III, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar