2.1
Hakikat
Pemerolehan Bahasa Anak
A.
Pengertian
Pemerolehan Bahasa Anak
Mengenai
pemerolehan bahasa ini terdapat beberapa pengertian. Pengertian yang satu
mengatakan bahwa pemerolehan bahasa mempunyaisuatu permulaan yang tiba-tiba,
mendadak. Kemerdekaan bahasa mulai sekitarusia satu tahun di saat anak-anak
mulai menggunakan kata-kata lepas ataukata-kata terpisah dari sandi linguistik
untuk mencapai tujuan sosial mereka.Pengertian lain mengatakan bahwa
pemerolehan bahasa memiliki suatupermulaan yang gradual yang muncul dari
prestasi-prestasi kognitif pra-linguistik (McGraw, 1987 ; 570).
Pemerolehan
bahasa anak melibatkan dua keterampilan, yaitu kemampuanuntuk menghasilkan
tuturan secara spontan, dan kemampuan untuk memahami tuturan orang lain. Jika
dikaitkan dengan hal tersebut, maka yangdimaksud dengan pemerolehan bahasa
adalah proses pemilikan kemampuanberbahasa, baik berupa pemahaman ataupun
pengungkapan secara alami,tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal (Tarigan
dkk., 1998).
Selain
pendapat tersebut, Kiparsky dan Tarigan (1988) mengatakan bahwapemerolehan
bahasa adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anakuntuk menyesuaikan
serangkaian hipotesis dengan ucapan orang tua hinggadapat memilih kaidah tata
bahasa yang paling baik dan paling sederhana daribahasa yang bersangkutan. Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalampemerolehan bahasa :
1.
Berlangsung dalam situasi informal,
anak-anak belajar tanpa beban dan berlangsung di luar sekolah.
2.
Pemilikan bahasa tidak melalui
pembelajaran formal di lembaga- lembaga pendidikan seperti sekolah atau kursus.
3.
Dilakukan tanpa sadar atau secara
spontan.
4.
Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam
konteks berbahasa yang bermakna bagi anak.
B.
Teori
Pemerolehan Bahasa Anak
1.
Teori
Behaviorisme
Teori behaviorisme menyoroti perilaku kebahasaan yang
dapat diamatilangsung dan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan reaksi
(respon).Perilaku bahasa yang efektif adalah membuat reaksi yang tepat
terhadaprangsangan. Reaksi ini akan menjadi suatu kebiasaan jika reaksi
tersebutdibenarkan. Dengan demikian, anak belajar bahasa pertamanya. Sebagai
contoh, seorang anak mengucap bilangkali untuk barangkali pastisi anak akan
dikritik oleh ibunya atau siapa saja yang mendengar kata tersebut.Apabila suatu
ketika si anak mengucapkan barangkali dengan tepat, dia tidakakan mendapat
kritikan karena pengucapannya sudah benar. Situasi sepertiinilah yang dinamakan
membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan danmerupakan hal pokok bagi
pemerolehan bahasa pertama. B.F. Skinner adalah tokoh behaviorisme. Dia menulis
buku VerbalBehavior (1957) yang digunakan sebagai rujukan bagi pengikut aliran
ini.Menurut aliran ini, belajar merupakan hasil faktor eksternal yang
dikenakanpada suatu organisme. Menurut Skinner, perilaku kebahasaan sama
denganperilaku yang lain, dikontrol oleh konsekuensinya. Apabila suatu
usahamenyenangkan perilaku itu akan terus dikerjakan. Sebaliknya, apabila
tidakmenguntungkan, perilaku itu akan ditinggalkan.
2.
Teori
Nativisme
Chomsky merupakan penganut nativisme. Menurutnya,
bahasa hanyadapat dikusai oleh manusia, binatang tidak mungkin dapat menguasai
bahasamanusia. Pendapat Chomsky didasarkan pada beberapa asumsi.
Pertama,perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik), setiap
bahasamemiliki pola perkembangan yan sama (merupakan sesuatu yang
universal),dan lingkungan memiliki peran kecil dalam proses pematangan bahasa.
Kedua, bahasa dapat dikuasai dalam waktu yang relatif singkat.
Ketiga,lingkungan bahasa anak tidak dapat menyediakan data yang cukup
bagipenguasaan tata bahasa yang rumit dari orang dewasa.
Menurut aliran ini, bahasa adalah sesuatu yang
kompleks dan rumitsehingga mustahil dapat dikuasai dalam waktu yang singkat
melalui“peniruan”. Nativisme juga dipercaya bahwa setiap manusia yang lahir
sudah dibekali dengan suatu alat untuk memperoleh bahasa (language
acquisitiondevice, disingkat LAD). Tanpa LAD, tidak mungkin seorang anak dapat
menguasai bahasa dalamwaktu singkat dan bisa menguasai sistem bahasa yang
rumit. LAD jugamemungkinkan seorang anak dapat membedakan bunyi bahasa dan
bukanbunyi bahasa.
3.
Teori
Kognitivisme
Munculnya teori ini dipelopori oleh Jean Piaget (1954)
yang mengatakanbahwa bahasa itu salah satu di antara beberapa kemampuan yang
berasal darikematangan kognitif. Jadi perkembangan bahasa itu ditentukan oleh
urutan-urutan perkembangan kognitif. Menurut teori ini, bahasa bukanlah suatu
ciri alamiah yang terpisah,melainkan salah satu diantara beberapa kemampuan
yang berasal darikematangan kognitif. Bahasa distrukturisi oleh nalar.
Perkembangan bahasa harus berlandaskan pada perubahan yang lebih mendasar dan
lebih umum didalam kognisi. Jadi, urutan-urutan perkembangan kognitif
menentukan urutanperkembangan bahasa (Chaer, 2003:223).
Hal ini tentu saja berbeda dengan pendapat Chomsky
yang menyatakan bahwa mekanisme umum dariperkembangan kognitif tidak dapat
menjelaskan struktur bahasa yangkompleks, abstrak, dan khas. Begitu juga dengan
lingkungan berbahasa. Bahasa harus diperoleh secara alamiah. Menurut teori
kognitivisme, yang paling utama harus dicapai adalahperkembangan kognitif,
barulah pengetahuan dapat keluar dalam bentukketerampilan berbahasa. Dari lahir
sampai 18 bulan, bahasa dianggap belumada. Anak hanya memahami dunia melalui
inderanya. Anak hanya mengenal benda yang dilihat secara langsung. Pada akhir
usia satu tahun, anak sudahdapat mengerti bahwa benda memiliki sifat permanen
sehingga anak mulaimenggunakan symbol untuk mempresentasikan benda yang tidak
hadirdihadapannya. Simbol ini kemudian berkembang menjadi kata-kata awal yang
diucapkan anak.
4.
Teori
Interaksionisme
Teori interaksionisme beranggapan bahwa pemerolehan
bahasa merupakan hasil interaksi antara kemampuan mental pembelajaran dan
lingkungan bahasa. Pemerolehan bahasa itu berhubungan dengan adanya interaksi
antara“input” dan kemampuan internal yang dimiliki pembelajaran. Setiap anak
sudah memiliki LAD sejak lahir. Hal ini dibuktikan olehberbagai penemuan
seperti yang telah dilakukan oleh Howard Gardner. Diamengatakan bahwa sejak
lahir anak telah dibekali berbaai kecerdasan. Salahsatu kecerdasan yang
dimaksud adalah kecerdasan berbahasa (Campbel, dkk.2006:2-3). Akan tetapi, yang
tidak dapat dilupakan adalah lingkungan jugafaktor yang mempengaruhi kemampuan
berbahasa si anak.
C.
Tahap
Perkembangan Pemerolehan Bahasa Anak
Tahapan perkembangan pemerolehan
bahasa anak meliputi:
1.
Perkembangan Prasekolah Perkembangan
prasekolah terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a.
Perkembangan Pralinguistik
Ada kecenderungan untuk menganggap bahwa perkembangan
bahasa anak-anak mulai ketiks dia mengatakan kata-pertamanya, yang menjadi
tugas para ibu untuk mencatatnya/merekamnya pada buku bayi anak tersebut.
Tetapi riset bayi medorong bahkan memaknai kita untuk menolak dugaan ini dan
mengakui fakta-fakta perkembangan komunikasi sejak lahir.Dua jenis fakta yang
dikutip oleh para peneliti untuk menunjang teori pembawaan lahir mereka adalah:
(i) kehadiran pada waktu lahir struktur- struktur yang diadaptasi dengan baik
bagi bahasa (walaupun pada permulaan tidak dipakai buat bahasa); (ii) kehadiran
perilaku-perilaku sosial umum dan juga kemampuan-kemampuan khusus bahasa
padabeberapa bulan pertama kehidupan.
b.
Tahap Satu Kata
Merupakan suatu dugaan umum bahwa san anak pada satu
kata terusmenerus berupaya mengumpulkan nama-nama benda dan orang di dunia.
c.
Ujaran Kombinator Permulaan
Perkembangan bahasa permulaan tiga orang anak dalam
jangka waktubeberapa tahun yang hasilnya bahwa panjang ucapan anak
kecilmerupakan petunjuk atau indicator perkembangan bahasa yang lebih
baikdaripada usia kronologis. (Brown (et all), 1973).
d.
Perkembangan Interogatif
Ada tiga tipe struktur interogatif yang utama untuk
mengemukakanpertanyaan, yaitu:
·
Pertanyaan menuntut jawaban YA atau
TIDAK
·
Pertanyaan menuntut INFORMASI
·
Pertanyaan menuntut jawaban SALAH
SATU DARI YANG BERLAWANAN (atau “POLAR”).
e.
Perkembangan Penggabungan Kalimat
Berikut beberapa contoh bagaimana cara menggabungkan
proposisi-proposisi itu:
·
Penggabungan dua proposisi atau
klausa yang berstatus setara: Ini buku dan Ninon membacanya.
·
Penggabungan satu proposisi
merupakan yang lebih unggul daripada yang satu lagi (yang menerangkan suatu
nomina dalam proposisi itu) : (benda) yang Ninon baca itu adalah buku.
·
Penggabungan dua proposisi yang
berstatus dalam kaitan waktu: Waktu Ninon membaca buku itu, ada halaman yang
sobek.
·
Penggabungan dua proposisi yang
berstatus tidak sama dalam hubungan sebab-akibat: Ninon melempar halaman buku
itu karena sobek.
·
Satu proposisi mengisi “kekosongan”
yang lainnya: Kamu mengetahui bahwa Ninon membaca buku sejarah. (Dari : Kami
mengetahui “sesuatu”).
f.
Perkembangan Sistem Bunyi
Terdapat beberapa persesuaian perkembangan pemerolehan
bunyi(periode pembuatan pembedaan atas dua bunyi dapat dikenali selamatahun
pertama) :
·
Periode vokalisasi dan prameraban
·
Periode meraban Clark dan Clark
(1977) menemukan fakta-fakta bagi representasiberdasarkan orang dewasa dalam
kenyataan bahwa:
Ø Anak-anak
mengenali makna-makna berdasarkan persepsi mereka sendiri terhadap bunyi
kata-kata yang mereka dengar.
Ø Anak-anak menukar / mengganti
ucapan mereka dari waktu ke waktu mebuju ucapan orang dewasa.
Ø Apabila
anak-anak mulai menghasikan segmen bunyi tertentu (seperti /s/, maka hal itu
menyebar kepada kata-kata lain dalam pembendaharaan mereka, tetapi bukan kepada
kata-kata yang tidak merupakan perbedaan mereka, sesuai dengan ucapan orang
dewasa.
2.
Perkembangan Masa Sekolah
Perkembangan bahasa pada masa-masa sekolah terutama
sekali dapatdibedakan dengan jelas dalam tiga bidang, yaitu:
a.
Struktur Bahasa Pertumbuhan semantik
sang anak berlangsung terus-menerus karenapengalamannya bersambung dan meluas,
yang tentu saja mengandungpengertian bahwa sekolah mempunyai peranan yang
sangat penting.Pengalaman-pengalaman baru menuntut pertumbuhan dalam
sistemsemantic dan sintaksis sang anak.
b.
Pemakaian Bahasa Clark & Clark
(1977 : 373) mengatakan bahwa: “anak-anakmembangun struktur dan fungsi pada
waktu yang bersamaan. Sebaik mereka belajar lebih banyak struktur, maka mereka
memperoleh lebih banyak sarana untuk menyampaikan fungsi yang berbeda-beda. Dan
sebaiknya mereka mempelajari banyak fungsi, maka mereka memperluas pemakaian
tempat berbagai struktur diterapkan.”
c.
Kesadaran Metalinguistik Ialah
kemampuan membuat bentuk-bentuk bahasa menjadi tak tembus cahaya dan
menyelesaikan diri di dalam dan untuk diri mereka sendiri” (Cazden, 1974 : 24).
2.2
Ragam Pemerolehan Bahasa Anak
Ragam atau jenis pemerolehan bahasa dapat kita tinjau
dari berbagai sudutpandang, yaitu :
1.
Berdasarkan bentuk Ditinjau dari
segi bentuk, ragam pemerolehan bahasa anak meliputi:
a.
Pemerolehan bahasa pertama atau
first language acquisition
b.
Pemerolehan bahasa kedua atau second
language acquisition
c.
Pemerolehan berulang-ulang atau
re-acquestion (klein, 1986 ; 3)
2.
Berdasarkan urutan Ditinjau dari
segi urutan, ragam pemerolehan anak meliputi :
a.
Pemerolehan bahasa pertama atau
first language acquisition
b.
Pemerolehan bahasa kedua atau secong
language acquisition (Winitiz, 1981 ; Stevens, 1984)
3.
Berdasarkan jumlah Ditinjau dari
segi jumlah, ragam pemerolehan anak meliputi :
a.
Pemerolehan satu bahasa atau
monolingual acquestion
b.
Pemerolehan dua bahasa atau
bilingual acquestion ( Gracia, 1983).
4.
Berdasarkan media Ditinjau dari segi
media, ragam pemerolehan anak meliputi :
a.
Pemerolehan lisan atau oral language
acquestion
b.
Pemerolehan bahasa tulis atau
written language acquestion (Freedman, 1985)
c.
Berdasarkan keaslian. Ditinjau dari
segi keaslian atau keasingan, ragam pemerolehan anak meliputi :
·
Pemerolehan bahasa asli atau native
language acquestion
·
Pemerolehan bahasa asing atau
foreign language acquestion (Winitz, 1981)
2.3
Strategi Pemerolehan Bahasa Anak
1.
Pemerolehan Bahasa Pertama
Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan
lingkungannya secara verbal itulah yang disebut dengan pemerolehan bahasa anak.
Jadi pemerolehan bahasa pertama terjadi bila anak pada awal kehidupannya tanpa
bahasa kinitelah memperoleh satu bahasa. Pada masa pemerolehan bahasa
tersebut,bahasa anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi daripada bentuk
ataustruktur bahasanya. Anak akan mengucapkan kata berikutnya untuk
keperluankomunikasinya dengan orang tua atau kerabat dekatnya. Anak-anak dalam
proses pemerolehan bahasa pada umumnya menggunakan 4 strategi. Strategi pertama
adalah meniru/imitasi. Berbagaipenelitian menemukan berbagai jenis peniruan
atau imitasi, seperti:
a.
Imitasi spontan
b.
Imitasi perolehan
c.
Imitasi segera
d.
Imitasi lambat
e.
Imitasi perluasan
Strategi
kedua dalam pemerolehan bahasa adalah strategi produktivitas. Produktivitas
berarti keefektifan dan keefisienan dalam pemerolehan bahasamelalui sarana
komunikasi linguistik dan nonlinguistik (mimik, gerak, isyarat,suara dsb).
Strategi ketiga adalah strategi umpan balik, yaitu umpan balik antarastrategi
produksi ujaran (ucapan) dengan responsi. Strategi keempat adalah apa yang
disebut prinsip operasi. Dalam strategi ini anak dikenalkan dengan pedoman,
”Gunakan beberapa prinsip operasi umum untuk memikirkan serta menggunakan
bahasa”( hindarkan kekecualian,prinsip khusus: seperti kata: berajar menjadi
belajar).
2.
Pemerolehan Bahasa Kedua
Pemerolehan
bahasa kedua dimaknai saat seseorang memperoleh sebuah bahasa lain setelah
terlebih dahulu ia menguasai sampai batas tertentu bahasapertamanya (bahasa
ibu). Ada juga yang menyamakan istilah bahasa keduasebagai bahasa asing. Khusus
bagi kondisi di Indonesia, istilah bahasa pertama atau bahasa ibu,bahasa asli atau
bahasa utama, berwujud dalam bahasa daerah tertentu sedangkan bahasa kedua
berwujud dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing. Tujuan pengajaran bahasa
asing kadang-kadang berbeda dengan pengajaranbahasa kedua. Bahasa kedua
biasanya merupakan bahasa resmi di negara tertentu, oleh karenanya bahasa kedua
sangat diperlukan untuk kepentinganpolitik, ekonomi dan pendidikan. Terdapat
perbedaan dalam proses belajarbahasa pertama dan bahasa kedua. Proses belajar
bahasa pertama memiliki ciri-ciri:
a.
Belajar tidak disengaja.
b.
Berlangsung sejak lahir.
c.
Lingkungan keluarga sangat
menentukan.
d.
Motivasi ada karena kebutuhan.
e.
Banyak waktu untuk mencoba bahasa.
f.
Banyak kesempatan untuk
berkomunikasi.
Pada proses belajar bahasa kedua
terdapat ciri-ciri:
a.
Belajar bahasa disengaja, misalnya
karena menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah.
b.
Berlangsung setelah pelajar berada di sekolah.
c.
Lingkungan sekolah sangat
menentukan.
d.
Motivasi pelajar untuk
mempelajarinya tidak sekuat mempelajari bahasa pertama. Motivasi itu misalnya
ingin memperoleh nilai baik pada waktu ulangan atau ujian.
e.
Waktu belajar terbatas.
f.
Belajar tidak mempunyai banyak waktu
untuk mempraktikan bahasa yang dipelajari.
g.
Bahasa pertama mempengaruhi proses
belajar bahasa kedua.
h.
Umur kritis mempelajari bahasa kedua
kadang-kadang telah lewat sehingga proses belajar bahasa kedua berlangsung
lama.
i.
Disediakan alat bantu belajar.
j.
Ada orang yang mengorganisasi
Dalam
kaitannya dengan proses belajar bahasa kedua perlu diperhatikan beberapa
strategi yang dapat diterapkan. Stern (1983) menjelaskan ada sepuluh strategi
dalam proses belajar bahasa, yaitu:
a.
Strategi perencanaan dan belajar
positif
b.
Strategi aktif, pendekatan aktif
dalam tugas belajar, libatkan siswa Anda secara aktif dalam belajar bahasa
bahkan melalui pelajaran yang lain.
c.
Strategi empatik, ciptakan empatik
pada waktu belajar bahasa.
d.
Strategi formal, perlu ditanamkan
kepada siswa bahwa proses belajar bahasa ini formal/terstruktur sebab
pendidikan yang sedang ditanamkan adalah pendidikan formal bukan alamiah.
e.
Strategi eksperimental, mencoba
sesuatu hal yang baru untuk peningkatan belajar siswa
f.
Strategi semantik, yakni menambah
kosakata siswa dengan berbagai cara, misalnya permainan (contoh: teka-teki);
permainan dapat meningkatkan keberhasilan belajar bahasa.
g.
Strategi praktis, pancinglah
keinginan siswa untuk mempraktikan apa yang telah didapatkan dalam belajar
bahasa, Anda sendiri harus dapat menciptakan situasi yang kondusif di kelas.
h.
Strategi komunikasi, tidak hanya di
kelas, motivasi siswa untuk menggunakan bahasa dalam kehidupan nyata meskipun
tanpa dipantau, berikan pertanyaan-pertanyaan atau PR yang memancing mereka
bertanya kepada orang lain sehingga strategi ini terpakai.
i.
Strategi monitor, siswa dapat saja
memonitor sendiri dan mengkritik penggunaan bahasa yang dipakainya, ini demi
kemajuan mereka.
j.
Strategi internalisasi, perlu
pengembangan/pembelajaran bahasa kedua yang telah dipelajari secara
terus-menerus/berkesinambungan.
2.4
Hakikat Perkembangan Bahasa Anak
Evolusi biologi menjadi salah satu landasan
perkembangan bahasa.Mereka menyakini bahwa evolusi biologi membentuk manusia
menjadimanusia linguistik. Noam Chomsky (1957) meyakini bahwa manusia
terikatsecara biologis untuk mempelajari bahasa pada suatu waktu tertentu
dandengan cara tertentu. Ia menegaskan bahwa setiap anak mempunyai
languageacquisition device (LAD), yaitu kemampuan alamiah anak untuk berbahasa.
Tahun-tahun awal masa anak-anak merupakan periode yang penting untukbelajar
bahasa (critical-period). Jika pengenalan bahasa tidak terjadi sebelummasa
remaja, maka ketidakmampuan dalam menggunakan tata bahasa yangbaik akan dialami
seumur hidup. Selain itu adanya periode penting dalam mempelajari bahasa
bisadibuktikan salah satunya dari aksen orang dalam berbicara. Menurut teori
ini jika orang berimigrasi setelah berusia 12 tahun kemungkinan akan
berbicarabahasa Negara yang baru dengan aksen asing pada sisa hidupnya, tetapi
kalauorang berimigrasi sebagai anak kecil, aksen akan hilang ketika bahasa
baruakan dipelajari (Asher & Gracia, 1969).
Faktor kognitif individu merupakan satu hal yang tidak
bisa dipisahkanpada perkembangan bahasa anak. Para ahli kognitif juga
menegaskan bahwa kemampuan anak berbahasa tergantung pada kematangan
kognitifnya(Piaget,1954). Tahap awal perkembangan intelektual anak terjadi dari
lahir-2tahun, pada masa itu anak mengenal dunianya melalui sensasi yang
didapatdari inderanya dan membentuk persepsi mereka akan segala hal yang
beradadi luar dirinya. Misalnya, sapaan lembut dari ibu/ayah ia dengar dan
belaianhalus, ia rasakan, kedua hal ini membentuk suatu simbol dalam proses
mentalanak. Perekaman sensasi nonverbal (simbolik) akan berkaitan dengan
memoriasosiatif yang nantinya akan memunculkan suatu logika. Bahasa simbolik
itu merupakan bahasa yang personal, dan setiap bayipertama kali berkomunikasi
dengan orang lain menggunakan bahasa simbolik. Sehingga sering terjadi hanya
ibu yang mengerti apa yang diinginkan oleh anaknya dengan melihat/mencermati
bahasa simbol yang dikeluarkan oleh anak. Simbol yang dikeluarkan anak dan
dibahasakan oleh ibu itulah yangnanti membuat suatu asosiasi, misalnya saat
bayi lapar, ia menangis danmemasukkan tangan ke mulut, dan ibu membahasakan,
“lapar ya.. maumakan?” Kondisi perut lapar dan kata makan akan membentuk
asosiasi dianak, yang suatu saat akan keluar ucapan anak, seperti “Mau makan”
jika iasudah lapar.
Sementara itu, di sisi lain proses penguasaan bahasa
tergantung dari stimulus dari lingkungan luar. Pada umumnya anak diperkenalkan
bahasasejak awal perkembangan mereka, salah satunya disebut motherse, yaitu
caraibu atau orang dewasa anak belajar bahasa melalui proses imitasi
danperulangan dari orang-orang di sekitarnya. Bahasa pada bayi berkembang
melalui beberapa tahapan umum:
a.
Mengoceh (3-6 bulan)
b.
Kata pertama yang dipahami (6-9 bulan)
c.
Instruksi sederhana yang dipahami
(9-12 bulan)
d.
Kata pertama yang diucapkan (10-15
bulan)
e.
Penambahan dan penerimaan kosa kata
(lebih dari 300 kata pada usia 2 tahun).
f.
Tiga tahun ke depan kosa kata akan
berkembang lebih pesat lagi.
Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk
memperoleh ketrampilan bahasa yang baik. Tiga faktor diatas saling mendukung
untukmenghasilakn kemampuan berbahasa. Peristiwa yang terjadi pada Viktor dan Genie
dalam berkomunikasi dikarenakan mereka besar dalam keterasingansosial selama
bertahun-tahun. Walaupun mereka bisa bersuara, namun suaratanpa arti, karena
kurangnya kontribusi lingkungan dan perkembanganintelektual yang tidak
maksimal.
2.5
Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak
Menurut Piaget dan Vygotsy (dalam Tarigan, 1988),
tahap-tahap perkembangan bahasa anak adalah sebagai berikut:
1.
Tahap Meraban (Pralinguistik)
Pertama(0,0-0,5)
Pada tahap meraban pertama, selama bulan-bulan awal
kehidupan, bayi-bayi menangis, mendekut, mendenguk, menjerit, dan tertawa.Tahap
meraban pertama ini dialami oleh anak berusia 0-5 bulan. Pembagian kelompok
usia ini sifatnya umum dan tidak berlaku percis seperti anak.Berikut adalah
rincian tahapan perkembangan anak usia 0-5 bulan berdasarkan hasil penelitian
beberapa ahli yang dikutip oleh Clark (1977).
a.
0-2 minggu: anak sudah dapat
menghadapkan muka ke arah suara. Mereka sudah dapat membedakan suara manusia
dengan suara lainnya, seperti bel, bunyi gemerutuk, dan peluit. Mereka akan
berhenti menangis jika mendengar orang berbicara.
b.
1-2 bulan: mereka dapat membedakan
suku kata, seperti (bu) dan (pa), mereka bisa merespon secara berbeda terhadap
kualitas emosional suara manusia.
c.
3-4 bulan: mereka sudah dapat
membedakan suara laki-laki dan perempuan.
d.
5 bulan: mereka mulai memperhatikan
intonasi dan ritme dalam ucapan. Pada tahap ini mereka mulai meraban (mengoceh)
dengan suara melodis.
Pada tahap ini perkembangan yang mencolok adalah
perkembangan comprehension (komprehensi) artinya penggunaan bahasa secara pasif
(Marat:1983). Komprehensi merupakan elemen bahasa yang dikuasai terlebih
dahuluoleh anak sebelum anak bisa memproduksi apapun yang bermakna. Menurut Altmann
(dalam Dardjowidjojo, 2000) bahwa sejak bayi berumur 7 bulan dalam kandungan,
seorang bayi telah memiliki sistem pendengaran yang telah berfungsi. Pada
hakikatnya komprehensi adalah proses interaktif yang melibatkan berbagai
koalisi antara 5 faktor, yakni: sintetik, kontekslingkungan, konteks sosial,
informasi leksikal dan prosodi. Walaupun bahasa itu tidak diturunkan manusia
tetapi manusia memiliki kemampuan kognitif dan kapasitas linguistik tertentu
dan juga kapasitas untukbelajar (Marat: 1983).
Dalam hal ini sekali lagi peran orang tua, eluarga, lingkungan, bahkan pengasuh anak sangat
diperlukan dalam prosespengembangan bahasa secara optimal.
2.
Tahap Meraban Kedua (0,5-1,0)
Tahap ini anak mulai aktif artinya tidak sepasif
sewaktu ia berada padatahap meraban pertama. Secara fisik ia sudah dapat
melakukan gerakan-gerakan seperti memegang dan mengangkat benda atau menunjuk.Berkomunikasi
dengan mereka mulai mengasyikan karena mereka mulai aktifmemulai komunikasi,
kita lihat apa saja yang dapat mereka lakukan pada tahap ini.
a.
5-6 bulan
Dari segi komprehensi kemampuan bahasa anak semakin
baik dan luas,anak semakin mengerti beberapa makna kata, misal: nama, larangan,
perintahdan ajakan. Hal ini menunjukkan bahwa bayi sudah dapat memahami
ujaranorang dewasa. Disamping itu bayi sudah dapat melakukan
gerakan-gerakanseperti mengangkat benda dan secara spontan memperlihatkannya
kepadaorang lain (Clark: 1997). Menurut tarigan (1985) tahap ini disebut juga
tahap kata omong kosong,tahap kata tanpa makna. Ciri-ciri lain yang menarik
selain yang disebutkantadi adalah: ocehan, seringkali dihasilkan dengan
intonasi, kadang-kadangdengan tekanan menurun yang ada hubungannya dengan
pertanyaan-pertanyaan. Pada saat si anak mulai aktif mengoceh orang tua juga
harus rajinmerespon suara dan gerak isyarat anak. Menurut Tarigan (1985), orang
tuaharus mengumpan balik auditori untuk memelihara vokalisasi ana,
maksudnyaadalah agar anak tetap aktif meraban. Sebagai langkah awal latihan
ialahmengucapkan kata-kata yang bermakna.
b.
7-8 bulan
Pada tahap ini orang tua sudah bisa mengenalkan hal
baru bagi anaknya,artinya anak sudah bisa mengenal bunyi kata untuk obyek yang
seringdiajarkan dan dikenalkan oleh orang tuanya secara
berulang-ulang.Orangdewasa biasanya mulai menggunakan gerakan-gerakan isyarat
seperti menunjuk. Gerakan ini dilakukan untuk menarik perhatian anak, karena
ibuingin menunjukkan sesuatu dan menawarkan sesuatu yang baru dan
menarik(Clark, 1997). Kemampuan anak untuk merespon apa yang dikenalkan secara
berulang-ulang pun semakin baik, misal: melambaikan tangan ketika ayahnya
pergi,bertepu tangan, dan sebagainya. Seperti halnya anak-anak, orang tua pun
akanmerasa puas dan gembira jika segala usaha untuk mengajari anaknya
akanmendapat respon. Artinya segala usaha orang tua ketika mengatakan
sesuatu,menunjukkan atau memperlihatkan sesuatu pada anaknya; mendapat respon
sianak karena anak paham dan perkembangan bahasanya sesuai denganperkembangan
usianya.
c.
8 bulan s/d 1 tahun
Pada tahap ini anak sudah dapat berinisiatif memulai
komunikasi. Ia selalu menarik perhatian orang dewasa, selain mengoceh ia pun
pandaimenggunakan bahasa isyarat. Misalnya dengan cara menunjuk atau
meraihbenda-benda. Pada tahap ini peran orang tua masih sangat besar
dalampemerolehan bahasa pertama anak.orang tua harus lebih aktif merespon ocehan
dan gerakan isyarat anak. Karena kalau orang tua tidak memahami apayang dimaksud
anak, anak akan kecewa dan untuk masa berikutnya anak akanpasif dalam
berkomunikasi dengan lingkungannya. Menurut Marat (1983) anak pada periode ini
dapat mengucapkan beberapa suku kata yang mungkin merupakan reaksi terhadap
situasi tertentu atau orang tertentu sebagai awal suatu simbolisasi karena
kematangan proses mental (kognitif). Dengan kata lain kepandaian anak semakin
meningkat. Semakin pandai si anak, pada akhirnya perkembangan meraban kedua
telahtercapai. Anak akan mulai belajar mengucapan kata pada periode
berikutnyayang disebut periode/tahap linguistik.
3.
Tahap Linguistik
Jika pada tahap pralinguistik pemerolehan bahasa anak
belum menyerupaibahasa orang dewasa maka pada tahap ini anak mulai bisa
mengucapkanbahasa yang menyerupai ujaran orang dewasa. Para ahli
psikolinguistikmembagi tahap ini ke dalam lima tahapan, yaitu:
a)
Tahap I, tahap Holofrastik (Tahap
Linguistik pertama, 1,0-2,0)
Pada usia
1-2 tahun masuan kebahasan berupa pengetahuan anaktentang kehidupan di
sekitarnya semakin banyak, misal: nama-namakeluarga, binatang, mainan, makanan,
kendaraann, dan sebagainya.Faktor-faktor masukan inilah yang memungkinkan anak
memperolehsemantik (makna kata) dan kemudian secara bertahap
dapatmengucapkannya. Tahap ini adalah tahap di mana anak sudah mulaimengucapkan
satu kata. Menurut Tarigan (1985) ucapan-ucapan satu kata pada periode
inidisebut holofrase/holofrastik karena anak-anak menyatakan maknakeseluruhan
frase atau kalimat dalam satu kata yang diucapkannya itu.Tahap holofrase ini
dialami oleh anak normal yang berusia sekitar 1-2tahun. Waktu berakhirnya tahap
ini tidak sama pada setiap anak. Ada anakyang lebih cepat mengakhirinya, tetapi
ada pula yang sampai umur anak 3tahun. Pada tahap ini gerakan fisik sangat
menyentuh, menunjuk, mengangkatbenda dikombinasikan dengan satu kata. Seperti
halnya gerak isyarat, katapertama yang digunakan bertujuan untuk memberi
komentar terhadapobjek atau kejadian di dalam lingkungannya. Satu kata itu
dapat berupaperintah, pemberitahuan, penolakan, pertanyaan, dan lain-lain. Di
sampingitu menurut Clark (1977) anak berumur 1 tahun menggunakan bahasaisyarat
dengan komunikatif. Fungsi gerak isyarat dan kata manfaatnya bagiana itu
sebanding. Dengan kata lain, kata dan gerak itu itu samapentingnya bagi anak
pada tahap holofrasa ini.
b)
Tahap II, kalimat Dua Kata (2,0-3,0)
Kanak-kanak
memasuki tahap ini dengan pertama sekali mengucapkandua holofrase dalam
rangakaian yang cepat (Tarigan, 1980).Keterampilananak pada akhir tahapa ini
makin luar biasa. Komunikasi yang ingin iasampaikan adalah bertanya dan
meminta. Kata-kata yang digunakan untukitu semua sama seperti perkembangan awal
yaitu: sana, sini, itu, lihat,mau, dan minta. Selain keterampilan mengucapan
dua kata, ternyata pada periode ini sianak terampil melontarkan kombinasi
antara informasi lama dan baru.Pada periode ini tampak sekali kreativitasznzk.
Keterampilan tersebutmuncul pada anak dikarenakan makin bertambahnya
pembendaharaan katayang diperoleh dari lingkungannya dan juga karena
perkembangankognitif serta fungsi biologis pada anak.
c)
Tahap Linguistik III: Pengembangan
Tata Bahasa (3,0-4,0)
Pada tahap
ini perkembangan ana makin luar biasa. Marat (1983) menyebutkan perkembangan
ini dengan kalimat lebih dari dua kata danperiode diferensiasi. Tahap ini pada
umumnya dialami oleh anak berusiasekitar 2,5 tahun – 5 tahun. Anak mulai sudah
dapat bercakap-cakapdengan teman sebaya dan mulai aktif memulai percakapan.
Fasesebelumnyasampai tahap perkembangan 2 kata anak lebih banyak bergauldengan
orang tuanya. Sedangkan pada tahap ini pergaulan anak makin luasyang berarti
menambah pengetahuandan menambah perbendaharaan kata.
Menurut Marat (1983) ada beberapa keterampilan
mencolok yangdikuasai anak pada tahap ini:
·
secara garis besar anak telah
menguasai bahasa ibunya, artinya kaidah-kaidah tata bahasa yang utama dari
orang dewasa telah dikuasai.
·
Perbendaharaan kata berkembang,
beberapa pengertian abstrak seperti: pengertian waktu, ruang, dan jumlah yang
diinginkan mulai muncul.
·
Mereka mulai dapat membedakan kata kerja
(contoh: makan, minum,pergi, masak, mandi), kata ganti (aku, saya) dan kata
kerja bantu (tidak, bukan, mau, sudah, dsb).
·
Fungsi bahasa untuk berkomunikasi betul-betul
mulai berfungsi; anak sudah dapat mengadakan konversasi (percakapan) dengan
cara yang dapat dimengerti oleh orang dewasa.
·
Persepsi anak dan pengalamannya
tentang tentang dunia luar mulai ingin dibaginya dengan orang lain,dengan cara
memberian kritik, bertanya, menyuruh, memberi tahu, dan lain-lain.
·
Tumbuhnya kreativitas anak dalam pembentukan
kata-kata baru. Gejala ini merupakan cara anak untuk mempelajari perkataan baru
dengan cara bermain-main. Hal ini terjadi karena memang daya fantasi anak pada
tahap ini sedang berkembang pesat.
d)
Tahap Linguistik IV: Tata Bahasa
Menjelang Dewasa/Pradewasa (4,0-5,0)
Pada tahap
ini anak sudah mulai menerapkan struktur tata bahasa dankalimat-kalimat yang
agak lebih rumit. Misal, kalimat majemuk sederhanaseperti di bawah ini:mau
nonton sambil makan keripikmama beli sayur dan kerupukayo nyanyi dan nari
Kemampuan menghasilkan kalimat-kalimatnya sudah beragam, ada kalimat
pernyataan/kalimat berita, kalimat perintah dan kalimat tanya. Kemunculan
kalimat-kalimat rumit di atas menandakan adnya peningkatankemampuan kebebasan
anak. Menurut Clark (1977) pada tahap ini anak masih mengalami
kesulitanbagaimana memetakan ide ke dalam bahasa. Maksudnya adalah si anak mengalami
kesulitan dalam mengungkapkan pikirannya ke dalam kata-kata yang bermakna. Hal
ini karena anak memiliki keterbatasan-keterbatasan seperti: penguasaan struktur
tata bahasa, kosa kata danimbuhan.
e)
Tahap Linguistik V : Kompetensi
Penuh (5,0-)
Sejak usia 5
tahun pada umumnya anak-anak yang perkembangannyanormal telah menguasai
elemen-elemen sintaksis bahasa ibunya dan telahmemiliki kompetensi (pemahaman
dan produktivitas bahasa) secaramemadai. Walau demikian, perbendaharaan katanya
masih terbatas tetapiterus berkembang/bertambah dengan kecepatan yang
mengagumkan. Menurut Tarigan (1988) salah satu perluasan bahasa sebagai
alatkomunikasi yang harus mendapat perhatian khusus di sekolah dasar
adalahpengembangan baca tulis (melek huruf). Perkembangan baca tulis anakakan
memanjang serta memperluas pengungkapan maksud-maksud pribadi si anak, misal
melalui penulisan catatan harian, menulis surat, jadwalharian dsb. Dengan
demikian perkembangan baca tulis di sekolah dasarmemberikan cara-cara yang
mantap menggunakan bahasa dalamkomunikasi dengan orang lain dan juga dengan
dirinya sendiri. Pada masa perkembangan selanjutnya, yakni pada usia remaja,
terjadiperkembangan bahasa yang penting. Periode ini menurut Gielson
(1985)merupakan unsur yang sensitif untuk belajar bahasa. Remajamenggunakan
gaya bahasa yang khas dalam berbahasa, sebagai bagiandari terbentuknya
identitas diri. Akhirnya pada usia dewasa terjadiperbedaan-perebedaan yang
sangat besar antara individu yang satu denganyang lain dalam hal perkembangan bahasanya.
Hal ini bergantung padatingkat pendidikan, peranan dalam masyarakat dan jenis
pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pemerolehan bahasa adalah proses-proses yang berlaku
di dalam otak seorang anak ketika memperoleh bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa
anak dimulai dari lingkungannya terutama lingkungan keluarga, ini
disebutpemerolehan bahasa pertama yang terjadi dalam kehidupan awal anak.
Anak-anak dalam proses pemerolehan bahasa pada umumnya menggunakan empat strategi,
yaitu imitasi, produktivitas, umpan balik dan prinsip operasi.Sedangkan
pemerolehan bahasa kedua dimaknai saat seseorang memperoleh bahasa lain setelah
terlebih dahulu ia menguasai sampai batas tertentu bahasaibu (bahasa pertama).
Setiap anak
mempunyai language acquisition device (LAD), yaitu kemampuan alamiah anak untuk
berbahasa. Tahun-tahun awal masa anak-anak merupakan periode yang penting untuk
belajar bahasa (critical-period). Jika pengenalan bahasa tidak terjadi sebelum
masa remaja, makaketidakmampuan dalam menggunakan tata bahasa yang baik akan
dialamiseumur hidup.
3.2
Saran
Saran Sebagai calon pendidik, mahasiswa diharapkan
benar-benar memahami materi pemerolehan dan perkembangan bahasa anak. Karena
materi ini akanmemberikan wawasan kepada mahasiswa tentan bagaimana
sesungguhnyacara anak-anak belajar bahasa dan sejak kapan anakanak mulai
belajar bahasa.Pemahaman yang baik mengenai hal itu, tentu akan memudahkan
mahasiswauntuk menciptakan suasana pembelajaran bahasa Indonesia yang
sesuaidengan ssituasi, kebiasaan, dan strategi belajar bahasa anak
yanmemungkinkannya menguasai bahasa dengan baik dan benar.
Daftar
Pustaka
Chaer,
Abdul. 2009. Psikolinguistik. Jakarta: PT RINEKA CIPTA JAKARTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar