Senin, 06 Januari 2014

Pendekatan Komunikatif Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia


Definisi Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif adalah pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang menekankan pada kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dalam situasi keseharian.
Beberapa pendapat tentang pendekatan komunikatif
1. Penguasaan secara naluri yang dipunyai seorang penutur asli untuk menggunakan dan memahami bahasa secara wajar dalam proses berkomunikasi atau berinteraksi dan dalam hubungannya dengan konteks sosial (Dell Hymes)
2. Pendekatan yang mengintegrasikan pengajaran fungsi-fungsi bahasa dan tata bahasa (Little Wood, 1981)
3. Pendekatan yang mendasarkan pandangannya terhadap penggunaan bahasa sehari-hari secara nyata (M. Soenardi Dwiwandono, 1996)
Dari pendapat-pendapat di atas tampaknya pendekatan komunikatif ingin ditekankan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dalam proses interaksi antarmanusia. Komunikasi di sini juga bisa berupa komunikasi lisan maupun tertulis.
Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran bahasa, yang mencakup menyimak, membaca, menulis, berbicara dan mengakui saling ketergantungan bahasa dan komunikasi, bahasa yang dimaksud dalam konteks ini tentu saja bahasa indonesia.
Beberapa hal yang berkaitan langsung dengan konsep ini adalah latar belakang munculnya pendekatan komunikatif, ciri-ciri utama pendekatan komunikatif, aspek-aspek yang berkaitan, dan penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Munculnya pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa bermula dari adanya perubahan-perubahan dalam tradisi pembelajaran bahasa inggris pada tahun 1960-an, yang saat itu menggunakan pendekatan situsional. Dalam pembelajaran situsional, bahasa diajarkan dengan mempraktekkan/melatihkan struktur-struktur dasar dalam berbagai kegiatan berdasarkan situasi yang bermakna.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, seperti halnya teori linguistik yang mendasari audiolingualisme, ditolak di Amerika pada pertengahan serikat pada pertengahan tahun 1960-an dan para pakar linguistik terapan inggris pun mulai mempersalahkan asumsi-asumsi yang mendasari pengajaran bahasa situsional.
Menurut mereka, tidak ada harapan/masa depan untuk meneruskan mengajar gagasan yang tidak masuk akal terhadap peramalan bahasa berdasarkan peristiwa-peristiwa situsional. Apa yang dibutuhkan adalah suatu studi yang lebih cermat mengenai bahasa itu sendiri dan kembali kepada konsep tradisional bahwa ucapan-ucapan mengandung makna dalam dirinya dan mengekspresikan makna serta maksud-maksud pembicara dan penulis yang menciptakannya.
Dalam mengajar, guru mungkin menggunakan lebih dari satu strategi dan pendekatan. Mereka memilih teknik dan materi berdasarkan sejumlah pendekatan untuk kebutuhan siswa secara individu dikelas. Tidak ada satu pun pendekatan terbaik untuk siswa atau guru ( Klein dkk, 1991 : Burns dkk, 1996 ).
Pada prosedur pembelajaran pendekatan komunikatif, terdapat beberapa garis besar pembelajaran yang harus diperhatikan yakni penyajian dialog singkat, pelatihan lisan dialog yang disajikan, penyajian tanya-jawab, penelaahan dan pengkajian, penarikan simpulan, aktifitas interpretatif, aktifitas produksi lisan, pemberian tugas, dan pelaksanaan evaluasi.
Sementara itu, beberapa aspek yang harus diperhatikan kaitannya dengan pendekatan komunikatif adalah teori bahasa, teori belajar, tujuan, silabus, tipe kegiatan, peranan guru, peranan siswa, dan peranan materi. Adapun dalam penerapan pendekatan komunikatif ini, ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni tujuan pembelajaran dan kurikulum yang digunakan. Adapun yang termasuk dalam strategi pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan komunikatif adalah pengorganisasian kelas serta metode dan teknik belajar mengajar.
 Pendekatan komunikatif dapat juga diartikan sebagai pendekatan yang berpijak pada hakikat bahasa sebagai alat/sarana komunikasi, sehingga pengajaran bahasa diarahkan pada penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Komponen komunikasi itu meliputi unsur pelaku komunikasi, cara berkomunikasi, tempat komunikasi, dan lain-lain ( Djiwandono,1996 ).
Terkait dengan  pendapat tersebut diatas, Hymes (dalam Brumfit dan Johnson, 1987), mengemukakan bahwa didalam kelas, bahasa digunakan untuk beberapa tujuan, seperti memberikan sambutan, memohon, memberikan informasi, memerintahkan, dan seterusnya, walaupun pemakaiannya terbatas.
Dalam bahasa komunikatif, semua keterkaitan teori mendasari apa yang digambarkan sebagai CLT, hal ini juga dapat di defenisikan separangkat ajaran tentang alam bahasa dan pembelajaran bahasa yang mendasar menyatukan tetapi meluas, secara teori di informasikan dengan baik.
 Dari pekerjaan paling awal dalam CLT, Breen & Savignon (Brown, 2001 : 43) sampai pada buku pelajaran pendidikan guru, Brown, Lee, & Nunan (Brown, 2001 : 43) menyebutkan bahwa banyaknya definisi yang tersedia membuat peneliti berjalan terhuyung-huyung.
Pendekatan komunikatif mengarahkan pengajaran bahasa pada tujuan pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi (Syafi’ie, 1993:17, Hymesdalam Brumfit, 1987:2, dan Djiwandono, 1996 : 13). Menurut pandangan ini, pengajaran membaca bertitik tolak pada pertanyaan, Mengapa seseorang membaca?
Syafi’ie (1993) menjelaskan bahwa istilah pendekatan dalam pengajaran bahasa mengacu kepada teori-teori tentang hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai landasan dan prinsip pengajaran bahasa. 
Lebih lanjut Syafi’ie (1993) menjelaskan bahwa karakteristik pendekatan komunikatif adalah (1) kompetensi komunikatif lebih bersifat dinamis daripada statis, (2) kompetensi komunikasi bersifat kontekstual, (3) kompetensi komunikasi bersifat relatif, bergantung pada aspek-aspek lain yang terkait, baik yang bersifat internal maupun eksternal, dan (4) kompetensi komunikasi berkaitan dengan dikotomi kompetensi kebahasaan dan kompetensi performasi.
Komponen komunikasi itu meliputi unsur pelaku komunikasi, cara berkomuniksi, waktu komunikasi, tempat komunikasi, dan lain-lain (Djiwandono, 1996). Terkait dengan pendapat tersebut, Hymes (dalam Brumfit dan Johnson, 1987) mengemukakan bahwa di dalam kelas, bahasa digunakan dalam beberapa tujuan, seperti memberikan sambutan, memohon, memberikan informasi, memerintahkan dan seterusnya, walaupun pemakaiannya terbatas.
a.       Manfaat pendekatan
Adapun manfaat pendekatan komunikatif, menurut pandangan Suwarsih Madya, (1991 : 8) adalah sebagai berikut:
1.  Karena Transfer belajar tidak selalu otomatis, usaha harus dilakukan untuk menanamkan kemampuan potensial kepada siswa agar ia termotivasi untuk dapat menggeneralisasi ungkapan komunikatif kaidah tata bahasa atau narasi yang dipelajarinya, dari satu situasi sosio budaya ke situasi sosio-budaya yang lain setara.
2.      Pendekatan spiral atau siklus sangat dianjurkan.
3.  Titik permulaan penyusunan kurikulum sampai ke unit pelajaran seyogyanya berupa fungsi-fungsi komunikasi sosial bahasa yang diperlukan siswa dan.
4.  Pendekatan spiral digunakan dalam menyajikan fungsi bahasa yang damai di dalam situasi sosio-budaya yang berbeda-beda.
Berdasarkan prinsip pendekatan komunikatif, pengajaran membaca harus di dasarkan pada tujuan membaca dan diarahkan pada penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Alasan utama orang membaca adalah untuk memperoleh informasi yang dibutuhkannya dari teks sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Hasil pengajaran bahasa Indonesia secara komunikatif juga sangat tergantung pada peranan dan kualitas guru, pengajar. Sejauhmana guru dapat menanamkan kemahiran fungsional bahasa di dalam diri siswa.
b.      Langkah-langkah pembelajaran pendekatan komunikatif
1.  Tahap persiapan, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran dan menyiapkan berbagai strategi yang berhubungan dengan pokok bahasan yang diajarkan.
2.  Tahap pelaksanaan, guru menyajikan materi pelajaran dengan memanfaatkan pendekatan komunikatif, sehingga menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran berlangsung efektif dan efesien.
3.   Tahap evaluasi, guru mengadakan evaluasi materi pelajaran yang lebih menekankan pada aspek kognitif dan afektif.

Latar belakang munculnya pendekatan komunikatif
1. Ketidakpuasan akan beberapa teori bahasa: tradisional, struktural, dan mentalistik yang menekankan pembelajaran bahasa pada teori bahasa.
2. Adanya penekanan kurikulum dan kepentingan humaniora. Perubahan kurikulum saat itu masih tetap menekankan pada pemahaman teori-teori bahasa. Akibat dari kondisi ini, siswa secara teori mampu mengusai ilmu bahasa tetapi penggunaan bahasa dalam komunikasi masih kurang.
3. Muncul pendekatan komunikatif tahun 1980. Kemunculan pendekatan ini membawa angin segar dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas.

Ciri-ciri pendekatan Komunikatif
1. Adanya kegiatan komunikasi fungsional dan interaksi sosial yang saling berkaitan erat
2. Pembelajaran berorientasi pada pemerolehan kompetensi komunikatif, bukan ketepatan gramatikal
3. Pembelajaran diarahkan pada modifikasi dan peningkatan murid dalam menemukan kaidah bahasa lewat kegiatan berbahasa
4. Materi pembelajaran berangkat dari analisis kebutuhan berbahasa pembelajar
Pentingnya faktor afektif dalam belajar bahasa

Dengan pembelajaran komunikatif, siswa diharapkan mangusai kompetensi komunikatif. Karakteristik kompetensi Komunikatif
1. Bersifat dinamis. Kompetensi bahasa selalu berubah-ubah menuju ke arah kemajuan sesuai dengan kemajuan dan berkembangan bahasa.
2. Meliputi bahasa lisan dan tulis. Siswa dianggap memiliki kompetensi bahasa apabila mereka menguasai bahasa secara lisan dan tulisan baik dalam tataran reseptif maupun produktif.
3. Bersifat kontekstual sesuai dengan kondisi yang ada.
4. Meliputi kompetensi bahasa dan performansi bahasa
5. Bersifat relatif

Prosedur pembelajaran dengan menggunakan pendekatan komunikatif menurut (Finnachiaro & Brumfit, 1983)
1. Penyajian dialog singkat
2. Pelatihan lisan dialog yang disajikan
3. Penyajian tanya jawab
4. Penelaah dan pengkajian
5. Penarikan simpulan
6. Aktivitas interpretatif
7. Aktivitas produksi lisan
8. Pemberian tugas
9. Pelaksanaan evaluasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar