Rabu, 24 April 2013

pisikologi


Psikologi dapat pula dibedakan  berdasarkan tujuannya, yaitu (1) psikologi teoritis yang memiliki tujuan utama yaitu memahami secara ilmiah murni untuk menyusun suatu teori, seperti psikologi kepribadian atau teori kepribadian , psikologi belajar dengan berbagai teori belajar dan (2) psikologi praktis yang dikembangkan karena kebutuhan tertentu seperti psikologis medis, psikologi kriminil, psikologi pendidikan dan sebagainya.Ruang lingkup kajian psikologi pendidik mencakup kajian-kajian tentang hal-hal lain yang erat kaitannya dengan situasi dan proses pendidikan, yaitu kajian tentang bimbingan dan konseling, kajian psikologis terhadap individu yang mengalami  penyimpangan jiwa, social dan fisik.
Adapun gejala aktivitas umum jiwa peserta didik yang perlu menjadi bahan perhatian bagi calon guru dan para guru ialah mencakup: perhatian, pengamatan, persepsi, fantasi, ingatan, berpikir, motif, sikap, minat, imajinasi dan sebagainya. Perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas diartikan sebagai pemusatan tenaga jiwa peserta didik yang tertuju kepada sajian materi yang dijelaskan oleh guru pada saat proses pembelajaran di kelas sedang berlangsung. Guru dan peserta didik  sebagai bagian dari manusia pada umumnya harus memiliki motivasi yang tinggi dalammengajar bagi guru dan dalam belajar bagi peserta didik. Motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik memiliki tiga fungsi, yaitu : (1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy, (2) menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai, dan (3) menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan dengan serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut (1990:84).
Berpikir merupakan kegiatan mental atau psikis yang dilakukan oleh setiap orang pada saat mereka menghadapi suatu maalah yang harus dipecahkan..Berpikir sebagai aktivitas mental memiliki tiga fungsi, yaitu: (1)membentuk pengertian, (2) pembentukan pendapat, dan (3) pembentukan kesimpulan atau keputusan. Ada dua jenis proses berpikir yang dapat dilakukan individu, yaitu jenis berpikir divergen dan konvergen. Selain itu, para calon guru dan guru harus mengetahui dan memahami tentang psikologi kepribadian dan pengetahuan tentang teori kepribadian dan pengetahuan tentang teori kepribadian sebagai basis dalam mengetahui dan memahami tentang kepribadian manusia umumnya dan lebih-lebih lagi kepribadian peserta didik secara khusus.
Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses perubahan secara fisik yang menunjuk kepada kuantitas. Sedangkan perkembangan diartikan sebagai suatu proses perubahan secara psikis yang menunjukkan kepada kualitas. Secara psikologis diketahui bahwa  masa remaja adalah maa yang penuh gejolak dan gocangan jiwa bagi remaja. Gejolak dan guncangan jiwa terjadi karena remaja sedang dalam pencarian identitas diri  dan menjalani masa eksplorasi.  Proses pendidikan yang diberikan oleh para guru sebagai generasi muda haruslah berkualitas.
Perubahan perilaku yang diperoleh peserta melalui aktivitas belajar sebagai hasil dari interaksi peserta didik dengan lingkumgan pendidikan dan dengan guru disebut belajar. Pengertian belajar secara psikologis, juga dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar sebagai suatu aktivitas mencakup beberapa jenis-jenis belajar, yaitu : (1) belajar bagian, (2) belajar dengan wawasan, (3) belajar deskriminatif, (4) belajar secara global atau keseluruhan, (5) belajar incidental, (6) belajar instrumental, (7) belajar intensional, (8) belajar laten, (9) belajar mental, (11) belajar produktif, dan (11) belajar secara verbal. Faktor-faktor  yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut menurut Slameto (1988:56) dan Suryabrata (1986) dibagi atas dua factor utama, yaitu factor yang bersumber dari dalam peserta didik dan factor yang bersumber dari luar pesrta didik.
Menurut teori behaviorisme bahwa belajar terjadi apabila perubahan dalam bentuk tingkah laku dapat diamati, bila kebiasaan berperilaku terbentuk karena pengaruh sesuatu atau karena pengaruh sesuatu atau karena pengaruh peristiwa-peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar. Burner sebagai ahli teori belajar psikologi kognitif memandang proses belajar itu sebagai tiga proses yang berlangsung secara serempak, yaitu (1) proses perolehan informasi baru, (2) proses transpormasi pengetahuan, dan (3) proses pengecekan ketepatan dan memadainya pengetahuan tersebut. Ahli humanisme yang diwakili oleh Carl R. Rogers kurang menaruh perhatian kepada mekanisme proses belajar. Mereka berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung apabila tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Teori belajar social dikembangkan oleh Bandura yang merupakan perluasan  dari teori belajar perilakun yang tradisional. Teori belajar social ini menekankan bahwa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan kepada seseorang tidak r4andom, lingkungan-lingkungan itu kerapkali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilaknya.
Mengajar secara luas dapat diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi dan mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Sedangkan mendidik dapat diartikan sebagai usaha untuk mengantarkan anak didik kea rah kedewasaannya, baik jasmani maupun rohani. Masalah interaksi belajar mengajar merupakan masalah yang kompleks karena melibatkan  dua factor yang sangat menentukan yaitu factor guru sebagai subjek pembelajaran dan factor peserta didik sebagai objek pembelajaran
Manajemen kelas mengandung pengertian, yaitu proses pengelolaan kelas untuk menciptakan suasana dan kondisi kelas yang memungkinkan siswa dapat belajar secara efektif (Rachman, 1999:11). Manajemen kelas bertujuan untuk : (1)mewujudkan situasi dalam kondisi kelas, baik sebagai segi lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin, (2) menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi penbelajaran, menyediakan dan mengatur fasilitas belajar serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan soaial, emosional, dan intelektual siswa di dalam kelas, serta membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang social, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya (Dirjan. PUOD dan Dirjen. Dikdasmen, 1996). Rachman (1999:210-212) mengemukakan bahwa ada empat tahapan dalam memelihara disiplin, yaitu : (1) tahap pencegahan, (2) tahap pemeliharaan, (3) tahap campur tangan, dan (4) tahap pengaturan.
Untuk dapat mengajar secara efektif guru harus menguasai beragam persfektif dan strategi, dan harus mengaplikasikannya secara fleksibel. Hal ini membutuhkan dua hal utama yaitu (1) pengetahuan dan keahlian professional dan (2) komitmen dan motivasi (Santrock, 2010:7). Profil lain dari guru yang dapat mengajar secara efektif ialah guru yang ahli dalam menetapkan tujuan intruksional dan ahli membuat perancangan intruksional..
Menurut para ahli pendidikan, mutu proses belajar mengajar diartikan sebagai mutu dari aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru dan mutu aktivitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik di kelas. Sedangkan mutu hasil proses belajar mengajar ialah mutu dari aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru dan mutu aktivitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik yang dikelas. Secara garis besar ada dua factor utama yang mempengaruhi mutu proses dan hasil belajar mengajar dikelas, yaitu factor internal dan factor eksternal. Adapun yang termasuk kedalam factor internal adalah berupa factor psikologis, sosiologis dan fisiologis yang ada pada diri siswa dan guru sebagai pebelajar dan pembelajar. Sedangkan yang termasuk ke dalam factor eksternal ialah factor semua factor-faktor yang mempengaruhi ptoses dan hasil belajar mengajar di kelas selain factor yang bersumber dari factor guru dan siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar