BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sastra
Pengertian sastra adalah hasil karya kreatif manusia yang menggunakan bahsa sebagai media eksprensinya baik lisan maupun tulisan. Atau bisa disederhanakan menjadi karya seni yang menggunakan bahasa sebagai medianya baik lisan maupun tulisan. Ada kata seni disana, artinya ada factor-faktor estetika yang sangat di perhitungkan dalam proses penciptanya, dan factor yang menonjol dalam perhitungan astetika tentu saja imajinasi.
Sebuah karya seni dapat dikatakan sebahgai karya yang bernilai sastra bukan hanya karena bahasa yang indah, beralun-alun penuh dengan irama dan perumpamaan, melainkan harus dilihat secara keseluruhan.; dari nilai-nilai estetika,nilai-nilai moral, dan nilai-nilai konsepsi yang terdapat dalam karya sastra tersebut.
Karya sastra mengalir dari kenyataan-kenyataan hidup yang terdapat di dalam masyrakat. Akan tetapi karya sastra bukan hanya mengungkapkan kenyataan-kenyataan objektif itu saja, melainkan juga mencuatkan pandangan, tafsiran, sikap dan nilai-nilai kehidupan berdasarkan daya kreasi dan imajinasi pengarangnya, serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
2.2 Bentuk-bentuk Sastra
Bentuk sastra berarti cara dan gaya dalam penyusunan dan pengaturan bagian-bagian karangan;pola struktural karya sastra (Panuti Sujiman, 1984:12). Ke dalamnya dapat digolongkan tiga bentuk, yaitu puisi,prosa, dan drama.
Puisi adalah bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan gaya dendang.Prosa ialah bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan gaya cerita. Sedangkan drama ialah karya sastra yang diungkapkan dengan gaya dialog. Khusus dalam penggolongan karya sastra prosa ternyata masih mengundang sedikitnpertanyaan. Hal ini disebabkan karena prosa masih terbagi ke dalam prosa non imajinatif dan prosa imajinatif. Dalam prosa non imajinatif nampak gaya berceritanya cukup menonjol, namun hal itu biasanya berdasarkan kepada cerita yang faktual. Dengan kata lain cerita yang tertuang bukan merupakan cerita dunia imajinasi (rekaan). Padahal salah satu ciri yang menonjol dalam karya sastra adalah imajinasi yang kuat mempengaruhi ceritanya. Sebaliknya, dalam proses imajinatif nampak unsur imajinasi bagitu kuat, baik dalam cerita yang diungkapkan maupun dari gaya bahasa yang dipakainya.
Dapat disimpulkan. Bahwa sebenarnya bentuk prosa yang dapat digolongkan ke dalam sastra adalah prosa imajinatif.Kaena dnia atau cerita yang dituangkan dalam prosa imajinatif adalah dunia atau cerita rekaan sastrawan,maka karya sastra tersebut disebut pla sebagai cerita rekaan.
2.3 Prosa Fiksi
Prosa adalah ragam sastra yang dibedakan dari puisi karena tidak terlalu terikat oleh irama, rima dan kemerduan bunyi. Dengan demikian prosa lebih bebas dan longgar dalam menggunakan bahasa sebagai media ekspresinya. Prosa lebih cenderung merupakan bahasa percakapan atau lisan yang lantas meninggalkan sifat kelisanannya dan berubah menjadi bahasa tulis. Adapun isinya adalah segala yang hendak diungkapkan pengarang berpa ide, cita-cita,tafsiran hidup, reaksilingkungan, ulasan dan lain-lain
Prosa imajinasi jelas sangat dipengaruhi oleh imajinasi dalam proses penciptaannya. Pokok persoalan yang akan dilontarkan bis saja hal-jal faktual yang ada disekitar penciptanya, tetapi dalam proses penciptaanya akan banyak sekali dipengaruhi faktor imajinasi. Istilah banyak direka-reka. Oleh sebab itu biasanya berisi certa yang antah berantah, alam baru yang bukan nyata. Maka munculah stilah fiction atau fiksi yang artinya cerita rekaan. Selanjutnya untuk menjelaskan bawa prosa yang termasuk karya sastra adalah prosa imajinatif, maka muncullah istilah prosa fiksi. Yang termasuk kedalamnya adalah dongeng, hikayat, cerita sejarah,novel, novelet, cerpen, riwayat hidup baik biografi imajinatif maupun autobiografi imajinatif, kisah dan lain.lain.
2.4 Jenis-jenis Prosa Fiksi
Prosa fiksi dapat di golongkan kedalam beberapa jenis, dasar penggolongan dapat dilakukan berdasarkan kurun waktu, gaya ungkap, isinya dan unsur-unsur yang menonjol.
A. Penggolongan berdasarkan kurun waktu atau jaman
Dilihat dari kurun waktu atau jaman, prosa fiksi atau cerkan dapat digolongkan pada proses fiksi lama dan fiksi baru.
Prosa fiksi atau cerkan lama
Cerkan lama masih terbagi lagi pada jenis-jenis cerkan sebagai berikut :
1) Dongeng
Dongeng yang sering disebut juga foklore merupakan cerita rekaan yang pendek pada umumnya mengisahkan peristiwa dengan memasukan hal-hal keajaiban dan tidak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata. Dongeng hidup dalam masyarakat secara turun temurun. Dilihat dari isinya dongeng terbagi lagi pada beberapa jenis yaitu :
a. Dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan (MITE)
Mite atau mitos berasal dari bahasa yunani yaitu mythos yang artinya cerita dewata tentang bumi dan segala isinya. Mite sangat berhubungan dengan kepercayaan suatu masyarakat setelah melihat kejadian alam.
b. Dongeng yang dihubungkan dengan kenyataan alam (LEGENDA)
Dongeng ini hasil rekaan yang dicari-cari setelah melihat keadaan alam yang menyerupai sesuatu, misalnya gunung yang menyerupai perahu terbalik, batu karang yang menyerupai kapal dan lain-lain.
c. Dongeng yang berhubungan dengan kepahlawana (SAGE)
Sage merupakan cerita yang bersandar pada fakta sejarah, walaupun tidak menjamin bahwa itu sejarah. Doneng ini sering menceritakan asal-usul sesuatu yang ada dalam sejarah. Misalnya dongeng Loro Jongrang dan Ken Arok.
d. Dongeng yang berhubungan dengan kehidupan binatang (FABEL)
Fabel adalah cerita tentang binatang yang seakan-akan berlaku sebagai manusia. Tokoh-tokoh dalam cerita itu adalah binatang tapi karakter seperti kecerdikan, kemalasan dan sebagainya adalah gambarab simbolik tentang manusia. Dongeng tersebut misalnya kancil dan buaya.
e. Dongeng jenaka
Dongeng jenaka sering diebut juga dongeng pelipur lara. Meski begitu dongeng ini mengandung juga unsur-unsur didaktis yang berupa sindiran halus bagi orang-orang tertentu, tentang orang malas. Misalnya disetiap daerah biasanya mempunyai tokoh-tokoh jenaka seperti Si Kabayan dan Pak Belalang.
2) Hikayat
Hikayat merupakan cerita rekaan lama yang panjang dan mengisahkan peristiwa dengan memasukkan unsur keajaiban seperti dongeng. Cerita ini biasanya berpusat pada kehidupan raja-raja, keluarga dan pembantu dekatnya.
Ciri-ciri hikayat yang universal antara lain :
a. Adanya tokoh pusat yang dikelilingi oleh tokoh sampingan yang keseluruhannya mewakili sejumlah kelompok tertentu
b. Dalam segala situasi tokoh pusat selalu menonjol dalam hal kebaikan dan keunggulan.
c. Perlawanan terus menerus antara dua pihak, yaitu pihak yang baik dan hendak memantapkan kembali keserasian hukum alam semesta yang terancam oleh pihak jahat.
d. Perlawanan antara kebaikan dan kejahatan mengakibatkan peperangan stereotip yang tidak pernah berhenti.
e. Pada umumnya berbentuk tulisan tangan dan diperbanyak dengan cara menyalinnya.
Hikayat dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
a. Cerita-cerita melayu
b. Cerita-cerita panji dari Jawa
c. Cerita-cerita bersumber Epos Hindu
d. Certa-cerita dari dunia islam
e. Cerita-cerita pantun sunda
f. Cerita wawacana
3) Cerita Sejarah
Ceita sejarah adalah cerita tentang raja-raja atau kepala negeri yang biasanya bersndar pada kenyataan sejarah, namun tidak seluruhnya merupakan fakta sejarah. Pengelompokkan ini lebih cenderung melihat dari isi cerita yang dilihat sangat nampak unsur rekaan sejarah. Beberapa diantara cerita yang tergolong cerita sejarah ini adalah Hikayat Raja-raja Pasai dan Silsilah Raja-raja di Tanah Jawa.
B. Penggolongan berdasarkan gaya ungkap atau tipenya
Berdasarkan penggolongan ini cerkan dapat terbagi pada narasi, deskripsi dan semi dramatik.
a. Narasi
Narasi adalah tipe cerita rekaan yang gaya ungkapnya menuturkan. Cerkan tipe ini biasanya memberikan kesan lancar dari awal, tengah sampai akhir. Kesan yang timbul adalah kesan kuantitatif, banyak meski Cuma sepintas-sepitas saja.
b. Deskripsi
Deskripsi adalah tipe certita rekaan yang gaya ungkapnya melukiskan atau menggambarkan secara rinci. Cerkan tipe ini biasanya memberikan kesan kualitatif, sdikit tapi dalam dan detail.
c. Semi Dramatik
Semi dramatik adalah tipe cerita rekaan yang gaya ungkapnya bercakap-cakap, baik berupa dialog atau monolog. Sedangkan dalam gaya ungkap dialog terdapat percakapan antara tokoh satu dengan tokoh lainnya.
Pembagian tersebut hanya merupakan dasar teoriti saja, kalau pun cerkan dapat dikatakan cerkan narasi misalnya, hal itu karena ungkapan narasi nampak mendominasi ungkapan lainnya, demikian juga untuk tipe lainnya seperti deskripsi dan semi dramatik.
C. Penggolongan berdasarkan isi
Cerita rekaan dapat digolongkan pula berdasarkan isi dan struktur ceritanya. Tetapi penggolongan ini lebih cenderung diperuntunkan pada novel atau roman. Berdasarkan sumber yang ada, maka penggolongan berdasarkan isi ini cukup dengan contoh-contoh dari roman atau novel. Tetapi tentu saja ini sekedar contoh, artinya proses pandang mengenai hal ini harus dilebarkan pada jenis cerkan yang lainnya.
a. Roman atau Novel Bertendens
Tendens berarti tujuan, artinya novel bertendens adalah novel bertujuan. Hal ini nampak dari cerita yang diungkapkan menunjukkan keganjilan-keganjilan dan kepincangan-kepincangan dalam kehidupan suatau masyarakat dengan tujuan untuk memperbaikinya. Kepincangan atau keganjilan dapat meliputi wilayah permasalahan sosial, politik atau religius yang pada akhirnya akan membangkitan pandangan-pandangan tertentu seperti ajaran semangat, dan pendapat (Panuti Sudiman : 1984 : 65 ). Untuk novel seperti ini sering dicontohkan “Harimau-harimau”.
b. Roman atau Novel Sejarah
Roman atau novel sejarah ini melukiskan kehidupan tokoh-tokoh cerita dalam suatu masa sejarah, atau bersender pada kenyataan sejarah. Tokoh yang ada di dalamnya bisa jadi adalah tokoh historis ditambah tokoh rekaan, atau bahkan rekaan seluruhnya.
c. Roman atau Novel Psikologi
Roman atau novel psikologi merupakan cerita yang terpusat pada ehidupan emosional para tokohnya dan yang menjajaki tingkatan kegiatan mentalnya yang berbeda-beda. Novel ini lebih mementingkan alasan dan tujuan tindakan itu sendiri.
d. Roman atau Novel Perjuangan
Roman atau novel perjuangan merupakan cerita perjuangan yang dialami tokoh-tokohnya dalam mencapai cita-cita atau memepertahankan kemerdekaan bangsanya. Cerita seperti ini nampak dalam ‘Jalan Tak Ada Ujung’ karya Muchtar Lubis.
e. Roman atau Novel Sosial
Roman atau novel sosial juga sering disebut novel masyarakat. Novel ini menceritakan suka duka kehidupan tertentu dalam lapisn sosial tertentu. Biasanya menceritakan kepincangan-kepincangan sosial akibat hubungan buruk antara manusia dengan manusia lainnya.
f. Roman atau Novel Detektif
Roman atau novel detektif merupakan cerita yang penuh rahasia dalam penyelidikan yang cukup mendebarkan serta penuh ketegangan yang bertahap. Urutan kejadian atau plot sangat merangsang padahan atau bayangan mengenai kejadian selanjutnya. Alasannya pembaca seakan diajak memikirkan penyelesaian masalah yang ada dalam cerita
g. Roman atau Novel Anak
Roman atau novel anak merupakan cerita kehidupan anak-anak dengan segala suka dukanya. Novel ini ada diperuntunkan kepada orang tua sebagai bahan didikan anaknya, ada pula yang khusus diciptakan dengan perhitungan sebagai bahan bacaan anak-anak.
h. Roman atau Novel Adat
Roman atau novel adat merupakan cerita tentang persoalan adat istiadat yang dianggap perlu diperhitungkan dalam kehidupan manusia. Cerita ini biasanya mempersoalkan adat yang telah dianggap kuno bagi kemajuan jaman pada maa novel ditulis.
i. Roman atau Novel Keagamaan
Roman atau novel ini merupakan cerita yang berhubungan dengan keagamaan. Cerita dalam novel ini merupakan nasehat keagamaan dengan memberikan contoh-contoh kongkrit sebab akibat yang diderita oleh para tokohnya.
j. Roman atau Novel Percintaan
Roman atau novel percintaan merupakan cerita yang disusun berdasarkan pokok persoalan cinta. Cerita cinta biasa berkembang dalam kehidupan remaja, dewasa dan keluarga. Novel seperti ini banyak sekali digemari oleh para pembaca terutama para remaja.
D. Penggolongan Berdasarkan Pada Pola Umum Yang Telah Amat Popular
Roman atau novel dapat pula dibagi berdasarkan penggolongan pola umum kepopulerannya. Berdasarkan penggolongan ini hanya ada dua jenis yaitu Roman atau Novel Populer dan Roman atau Novel Serius.
1) Roman atau Novel Populer
Roman atau novel populer atau sering disebut novel pop merupakan karya sastra yang dikategorikan sebagai satra hiburan dan komersial. Kategori hiburan dan komersial ini menyangkut selera orang banyak yang terlalu diperitungkan oleh penciptanya sehingga kualitas sastra menjadi sedikit terabaikan. Tema yang diangkat biasanya persoalan yang biasa saja alias tema kebanyakan yang telah banyak diketahui orang. Yang termasuk ke dalam noel populer ini antara lain :
a. Roman atau novel detektif
b. Roman atau novel picisan
c. Roman atau novel western
d. Roman atau novel silat
e. Roman atau novel percintaan
Roman atau novel populer di Indonesia biasnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Umumnya bertema cint tanpa persoala serius yang peristiwanya terjadi pada tokoh-tokoh laki-laki atau wanita muda yang ganteng dan cantik. Dalam pemilihan tema tidak terlalu banya penjelajahan bai kemungkinan-kemungkinan pengembangan pokok persoalan dan pengembangan karakter dari tokoh yang disajikan.
b. Alur terasa datar saja dan sering mengabaikan variasi karakterisasi tokoh sehingga terasa dangkal.
c. Menggunakan bahasa yang aktual, lincah, dan gaya bercerita yang sentimental. Bahasa Indonesia digunakan secara konvensional yang banyak memasukan jargon-jaron pada masa dibuat.
d. Bertujuan hiburan sehingga cerita disuguhkan dengan cara mengasyikan, ringan, namun tetap memiliki ketgangan. Kesederhanaan watak para tokoh diorientasikan untuk pemenuhan selera populer.
e. Punya pembaca masl karena sifatnya yang komersial.
2) Roman atau Novel Serius
Roman atau novel serius disebut juga novel literer merupakan novel bermutu sastra. Disebut novel serius karena keseriusannya dalm menjangkau masalah kehidupan manusia yang diungkapkan pengaangnya. Novel ini menyajikan persoalan-persoalan hidup manusia dengan daya tilik yang teliti dan serius, penuh perenungan hakiki manusia yang dalam. Oleh sebabitu jenis novel ini biasanya langgeng dan bemanfaat bagi penyempurnaan kearifan hidup manusia, disamping hiburan pesona yang nikmat.
Roman atau novel serius ini di Indonesia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tema mengetengahkan pokok persoalan hidup manusia yang universal dan aktualisasinya abadi.
b. Peggarapan cerita tidak sesuai dipermukaan saja tetapi menjarah jauh pada hakiki kehidupan.
c. Isi cerita penh inovasi, segar dan baru. Penuh penafsiran hidup yang jitu, merekam alam dan menyajikannya kembali dengan berbagai kemungkinan.
d. Bahasanya standar da terpelihara serta memuat gaya-gaya bahasa yang telah diperhitungkan sedemikian rupa.
e. Karakterisasi tokoh sangat diperhitungkan sehingga yang muncul adalah tokoh-tokoh yang unik dan jarang terjangkau dalam kehidupan seari-hari.
f. Novel ini kurang punya pembaca masal, tetapi bagi pembacanya akan menambah pengalaman hidup baru, sehingga pembaca akan semakin arif dalam menjalani hidup ini.
E. Penggolongan berdasakan unsurnya yang menonjol
Roman atau novel dapat juga digolongkan berdasarkan unsurnya yang menonjol. Penggolongan ini memunculkan jenis nvel plot, novel watak dan novel tematis.
1. Roman atau Novel Plot
Roman atau novel jenis ini menekankan pada susunan plot sebagai unsur yang paling ditonjolkan. Dalam nvel ini susunan peistiwa dirangkai dengan seksama sehingga mampu menarik perhatian pembacanya.
2. Roman atau Novel Watak
Roman atau novel waak menekankan pada variasi dan penonjolan karakter pada tokohnya. Yang menjadi perhatian pengarangnya adalah manusia-manusia yang berkarakter menonjol, sehingga dalam ovel ini unsur yang lain seperti plot, setting, tema, dan lainnya tidak perlu diperhitungkan.
3. Roman atau Novel Tematis
Roman atau novel ini sangat mengutamakan ide atau gagasan –gagasanbaru sebagai tema. Biasanya pokok-pokok persoalan yang oleh orang lain tidak pernah terpikirkan muncul kepemukaan cerita. Tema yang ada sangat unik sehingga mampu menyedot perhatian pembaca dibandingkan unsur lainnya.
2.5 Novel
Istilah novel masuk ke Indonesia setelah masa kemerdekaan, pada masa penjajahan Belanda istilah yang lebih dikenal adalah roman. Abrams mengemukakan bahwa istilah novel berasal dari bahasa Italia novella yang secara harfiah berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa (Nurgiyantoro, 1995 : 9). Namun istilah novella mengalami pergeseran dalam kesusastraan Indonesia, istilah novella sering disamakan dengan novelet yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek.
Pengertian novel menurut Zaidan, dkk. adalah sejenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar, rekaan yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang dan mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik kisahan dan ragam yang menjadi dasar konvensi penulisan. Sedangkan menurut Yasin novel diartikan sebagai penceritaan kejadian yang luar biasa dari kehidupan yang luar biasa karena dari kejadian ini terlahir suatu konflik, suatu pertikaian yang mengalihkan jurusan nasib mereka (Kusmawi, 2005 : 14).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa novel adalah prosa imajinatif yang dibangun oleh unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang mengisahkan kehidupan dengan berbagai konflik di dalamnya.
2.6 Unsur-unsur Novel
Unsur novel terbagi menjai dua yaitu unsur intrinsik yaitu unsur yang membentuk cerkan dari dalam,dan unsur ekstrinsik yaitu unsur yang turut membentuk dari luar. Unsur ekstrinsik adalah segala unsur luar yang dominan dan turut mempengaruhi proses terciptanya cerita rekaan. Unsur ini biasanya melekat dengan diri pengarang pada hidupnya, seperti agama, adat istiadat, psikologi, ekonomi, sejarah, pendidikan dan lain-lain.
Sedangkan unsur intrinsik adalah unsur dari dalam sastra itu sendiri, dan merupakan stu organiasasi yang terjalin satu sama lain yang secara bersama-sama membentuk cerita. Unsur tersebut meliputu tema, alur atau plot, tokoh dan perwatakan, lattar atau setting, titik pengisahan atau juru cerita, gaya pengarang dan amanat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar