Senin, 30 Juni 2014

cerita pendek (cerpen)

Beberapa Hal tentang Cerita Pendek

Seorang ahli cerita pendek Richard Summers, yang telah lebih dari 19 tahun lamanya mengajar teknik mengarang cerita pendek di University of Arizona, Amerika Serikat, dalam bukunya "Craft Of The Short Story", yang banyak saya pergunakan untuk mengarang karangan ini, mengatakan tidak seorang pun dapat mengajar seorang pengarang muda bagaimana ia harus menulis. Ia boleh mendapat pimpinan, ia boleh ditolong dengan kritik-kritik dan anjuran-anjuran, atau karangannya boleh diperbaiki di bawah pimpinan seseorang, malahan boleh ditunjukkan kepadanya soal yang mengenai tehnik mengarang. Akan tetapi pada akhirnya ia mesti mengajari dirinya sendiri dengan melalui percobaan dan kegagalan, dengan jalan menulis dan sekali lagi menulis, dengan jalan mempergunakan dengan giat segala kesempatan untuk mencurahkan pikirannya sendiri dan sedikit demi sedikit mengatasi segala kesalahannya sehingga akhirnya ia memiliki suatu gaya menulis, yang jika telah sekali terdapat, tidak akan hilang lagi dari padanya.
Rumusan Cerita Pendek
Apa sebenarnya yang dinamakan cerita pendek? Cerita pendek atau short story itu?Apakah semua cerita yang pendek termasuk golongan cerita pendek?Tidak selamanya.Karena panjang pendeknya sesuatu cerita tidak menjadi ukuran apakah sesuatu cerita termasuk golongan cerita pendek atau tidak. Ada cerita pendek yang terdiri dari 500 perkataan tetapi ada juga yang terdiri sampai 40.000 perkataan, sebagai cerita pendek The Turn of The Screw karangan Henry James. Demikian juga mungkin tidak banyak yang mengetahui, bahwa buku Robert Louis Stevenson yang termashur "The Strange Case of Dr. Jekyll and Mr Hyde" digolongkan oleh para ahli dalam golongan short story.Oleh karena itu perkataan short-story kadang-kadang dijadikan satu menjadi short-story, sehingga ada istilah "short short-story" dan "long short-story".

Artikel Terkait

·         Pledoi Blogger
·         Menentukan Bentuk Tulisan
·         Apakah Feature Itu?
·         Aditif Bukan Tambahan
·         Pemahaman Tentang Karya Sastra
Apa bedanya sebuah cerita pendek dari sebuah karangan sebuah coretan atau sebuah percakapan?
Demikianlah kita mengemukakan beberapa rumusan dari beberapa ahli.
Richard Summers dalam bukunya yang dikutip di atas mengatakan: ... rumusan yang lengkap tidak dapat diberikan, karena suatu usaha untuk memberikan gambaran yang lengkap akan gagal ... Oleh karena itu, buat apa kita bersusah payah untuk memberikan rumusan ini? Sebabnya ialah, dengan sebuah analisa tentang apa sebenarnyacerita pendek itu dan apa yang bukan, para pengarang yang belajar mengarang cerita pendek dapatan yang pertama. Sebuah karangan biasa bukan cerita pendek.Sebuah skets pribadi seorang manusia bukan cerita pendek.Sebuah lukisan bukan cerita pendek.Sebuah percakapan tidak selamanya termasuk cerita pendek.Catatan tentang peristiwa-peristiwa, seperti sebuah buku harian atau seluk beluk tentang sebuah kapal yang tenggelam bukan cerita pendek.Akan tetapi sebuah vignett -- yaitu suatu cerita tentang suatu kejadian kecil dalam penghidupan (biasanya yang bersifat ironis) bisa dan sering termasuk dalam golongan cerita pendek.Sebuah skets sesuatu pribadi, sebuah catatan tentang kejadian-kejadian, sebuah percakapan, malahan suatu gambaran bisa dirobah menjadi suatu cerita pendek dengan mengadakan perobahan kecil dalam sikap menulis dan tujuan mengarang.
Brander Mathews, dahulu professor dalam Dramatic Liturature pada University of Columbia dalam bukunya "The Philosophy of The Short Story" meletakkan aksennya terhadap bentuk. Ia menulis: "Bukan cerita pendek jika tidak ada sesuatu yang akan diceritakan. Suatu cerita pendek dalam mana tidak ada terjadi apa-apa adalah suatu ketidakmungkinan sama sekali." Menurut Mathews tadi perbedaan antara sebuah cerita pendek dengan sebuah skets adalah "jika sebuah skets mungkin disamakan dengan suatu stilleleven, dalam cerita pendek sesuatu senantiasa terjadi. Sebuah skets mungkin suatu garis besar dari sesuatu pribadi, atau suatu gambaran dari perasaan seseorang, akan tetapi dalam cerita pendek sesuatu harus dilakukan, harus ada perbuatan (action)"
Professor Stewart Beach, lecturer on Short Story Writing pada New York University, dalam bukunya "Short Story Technique", memberikan rumusan sebagai berikut: "Mengingat batas-batasnya makacerita pendek termasuk bentuk yang paling sederhana dari fiksi). Perbedaan dengan buku roman,cerita pendek kurang tempat untuk memecahkan sesuatu keadaan yang ruwet."
Dalam "A Book of The Short Story", Professor E.A. Cross mengatakan: "Bersamaan dengan buku roman, cerita pendek adalah suatu kerja fiction. Tetapi berbeda dengan buku roman, efek yang satu-satunya biasanya hanya satu kesan impression, dan bukan satu usaha sengaja mempersatukan berbagai bahan menjadi kesatuan." Henry Scidel Candby dala ata pengantar "The Book of The Short Story" mengatakan, "kesan yang satu dan hidup, itulah seharusnya hasil dari sebuah cerita pendek."
Masih banyak lagi definisi yang telah diberikan oleh para ahli tentang apa sebenarnya cerita pendekitu, akan tetapi pendapat-pendapat di atas cukup kiranya memberi sedikit pengertian tentang apa yang termasuk dalam golongan cerita pendek dan apa yang bukan.
Dua Macam Cerita Pendek
Ada dua macam cerita pendek, yang menurut para ahli perbedaannya dapat disamakan dengan perbedaan antara musik populer dengan musik klasik.
Cerita pendek yang pertama termasuk golongan yang biasa disebut "quality stories" atau cerita yang mempunyai harga kesusasteraan. Golongan cerita pendek kedua adalah commercial (atau craft) stories, yaitu seperti juga dapat dimengerti dari perkataannya sendiri adalah cerita yang dijual untuk mencari uang. Akan tetapi ini tidak berarti, bahwa kita harus menganggap rendah cerita-cerita yang sedemikian, atau memandang kaliber pengarangnya kurang besar, sebab banyak juga pengarang-pengarang ternama di samping pekerjaannya yang sunguh-sungguh, telah menulis "commercial stories", seperti 0. Henry, Bret Harte, James M. Cain, F. Scott Fitzgerald, Booth Tarkinton, W. Somerset Maugham, dan lain-lain."Commercial stories" ditulis untuk satu pasaran yang tertentu karena juga seseorang pengarang pengarang yang kenamaan kadang-kadang membutuhkan uang.
Pembaca umumnya menyukai bahasa yang romantis, plot yang kocak, percintaan besar antara dua orang muda dan sebagainya, dan "commercial stories" yang biasa menulis tentang hal-hal itu, lebih gampang dijualnya oleh karena cerita berdasar "laki-laki yang tampan bertemu dengan perempuan yang cantik" masih sangat populer di antara pembaca di mana saja.
"Quality stories" yang mempunyai harga kesusasteraan adalah pekerjaan yang lebih sungguh-sungguh dari pengarang-pengarang yang tidak mengingat apakah karangannya akan dibayar orang atau tidak. Buat dia pasaran menjadi soal kedua, soal yang pertama adalah bahwa ia harus menulis untuk mencurahkan buah kalbunya dan pikirannya dengan sekuat tenaga, sedangkan ia senantiasa berusaha supaya kwalitet ceritanya, melebihi kwalitet cerita-ceritanya yang dahulu.
Di Amerika, di mana cerita pendek sangat populer sekali, "quality stories" biasa dimuat dalam majalah-majalah kesusasteran yang tidak atau sedikit sekali membayar honorarium, seperti Partisan Review, Arizona Quarterly, Kenyon Review, Quarterly Review of Literature dan beberapa lain-lainnya. Akan tetapi jika cerita pendek seseorang pengarang telah dapat dimuat dalam salah satu majalah ini, ia akan mendapat penghargaan yang baik sebagai pengarang.
"Commercial stories" biasa dimuat dalam majalah-majalah populer sebagai Saturday Evening Post, Collier"s, Ladies Home Journal, Mac CALL"S, American Magazine, dan lain-lain.


Cerpen ( Cerita Pendek ) – Fatih iO. Cerita pendek/ cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.Cerpen cenderung padat & langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yg lebih panjang, seperti novel.Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yg sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa & insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yg lebih panjang.Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yg digambarkan singkat yg dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan.

Cerpen ( Cerita Pendek )


Cerpen ( Cerita Pendek )
Asal usul cerpen
Cerita pendek bermula pada tradisi penceritaan lisan yg menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad & Odyssey karya Homer.Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yg berirama, dengan irama yg berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya.Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yg dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek.Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan.
Fabel, yg umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral di dalamnya, konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil temuan seorang budak Yunani yg bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yg berasal dari bangsa-bangsa lain yg dianggap berasal dari Aesop).Fabel-fabel kuno ini kini dikenal sebagai Fabel Aesop. Akan tetapi ada pula yg memberikan definisi lain terkait istilah Fabel. Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia seringkali, diartikan sebagai cerita tentang binatang sebagai pemeran(tokoh) utama. Cerita fabel yg populer misalnya Kisah Si Kancil,& sebagainya.
Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, & legenda.Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog. Mite atau mitos lebih mengarah pada cerita yg terkait dengan kepercayaan masyarakatsetempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda mengandung pengertian sebagai sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat. Contoh Banyuwangi.
Bentuk kuno lainnya dari cerpen, yakni anekdot, populer pada masa Kekaisaran Romawi.Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yg singkat, yg mencakup satu pesan atau tujuan.Banyak dari anekdot Romawi yg bertahan belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14.Anekdot tetap populer di Eropa hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de Coverley diterbitkan.Di Eropa, tradisi bercerita lisan mulai berkembang menjadi cerita-cerita tertulis pada awal abad ke-14, terutama sekali dengan terbitnya karya Geoffrey Chaucer Canterbury Tales & karya Giovanni Boccaccio Decameron.Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yg terpisah (yang merentang dari anekdot lucu ke fiksi sastra yg dikarang dengan baik), yg ditempatkan di dalam cerita naratif yg lebih besar (sebuah cerita kerangka), meskipun perangkat cerita kerangka tidak diadopsi oleh semua penulis. Pada akhir abad ke-16, sebagian dari cerita-cerita pendek yg paling populer di Eropa adalah “novella” kelam yg tragis karya Matteo Bandello (khususnya dalam terjemahan Perancisnya). Pada masa Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada cerita-cerita pendek.Pada pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi perkembangan novel pendek yg diperhalus, “nouvelle”, oleh pengarang-pengarang seperti Madame de Lafayette.Pada 1690-an, dongeng-dongeng tradisional mulai diterbitkan (salah satu dari kumpulan yg paling terkenal adalah karya Charles Perrault).Munculnya terjemahan modern pertama Seribu Satu Malam karya Antoine Galland (dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 1710–12) menimbulkan pengaruh yg hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire, Diderot & lain-lainnya pada abad ke-18.
Unsur & ciri khas cerpen
Cerpen cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel.Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yg tunggal, jumlah tokoh yg terbatas, mencakup jangka waktu yg singkat. Dalam bentuk-bentuk fiksi yg lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi & tokoh utamanya); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yg memperkenalkan konflik); aksi yg meningkat, krisis (saat yg menentukan bagi si tokoh utama & komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik & titik cerita yg mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); & moralnya. Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak.Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi.yg lebih umum adalah awal yg mendadak, dengan cerita yg dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yg lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik.Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak & terbuka & dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis.Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya. Cerpen mempunyai 2 unsur yaitu:
- Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yg membangun karya itu sendiri. Unsur–unsur intrinsik cerpen mencakup:
·         Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yg diyakini & dijadikan sumber cerita.
·         Latar(setting) adalah tempat, waktu , suasana yg terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi & suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
·         Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yg membentuk sebuah cerita.
Alur dibagi menjadi 3 yaitu:
·         Alur maju adalah rangkaian peristiwa yg urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yg bergerak ke depan terus.
·         Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yg susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yg bergerak mundur (flashback).
·         Alur campuran adalah campuran antara alur maju & alur mundur.
Alur meliputi beberapa tahap:
·         Pengantar: bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yg merupakan awal cerita.
·         Penampilan masalah: bagian yg menceritakan masalah yg dihadapi pelaku cerita.
·         Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah memuncak.
·         Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi & kekhawatiran mulai hilang.
·         Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
Perwatakan
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yg dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
·         Dialog tokoh
·         Penjelasan tokoh
·         Penggambaran fisik tokoh
Tokoh
Tokoh adalah orang orang yg diceritakan dalam cerita & banyak mengambil peran dalam cerita.tokoh dibag menjadi 3, yaitu:
·         Tokoh Protagonis : tokoh utama pada cerita
·         Tokoh Antagonis : tokoh penentang atau lawan dari tokoh utama
·         Tokoh Tritagonis : penengah dari tokoh utama & tokoh lawan
Nilai (amanat) adalah pesan atau nasihat yg ingin disampaikan pengarang melalui cerita.
- Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yg berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:
·         Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
·         Latar belakang kehidupan pengarang
·         Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan
Ukuran
Menetapkan apa yg memisahkan cerita pendek dari format fiksi lainnya yg lebih panjang adalah sesuatu yg problematik. Sebuah definisi klasik dari cerita pendek ialah bahwa ia harus dapat dibaca dalam waktu sekali duduk (hal ini terutama sekali diajukan dalam esai Edgar Allan Poe “The Philosophy of Composition” pada 1846). Definisi-definisi lainnya menyebutkan batas panjang fiksi dari jumlah kata-katanya, yaitu 7.500kata.Dalam penggunaan kontemporer, istilah cerita pendek umumnya merujuk kepada karya fiksi yg panjangnya tidak lebih dari 20.000 kata & tidak kurang dari 1.000 kata.Cerita yg pendeknya kurang dari 1.000 kata tergolong pada genre fiksi kilat (flash fiction).Fiksi yg melampuai batas maksimum parameter cerita pendek digolongkan ke dalam novelette, novella, atau novel.
Genre
Cerpen pada umumnya adalah suatu bentuk karangan fiksi, dan yang paling banyak diterbitkan adalah fiksi seperti fiksi ilmiah, fiksi horor, fiksi detektif, dan lain-lain.Cerita pendek kini juga mencakup bentuk nonfiksi seperti catatan perjalanan, prosa lirik dan varian-varian pasca modern serta non-fiksi seperti fikto-kritis atau jurnalisme baru.

Pengertian Alur


Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.(Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra.) 

Tahapan alut atau plot terbagi menjadi lima bagian yaitu : 

  • Tahap penyituasian (situation)
  • Tahap pemunculan konflik (Generating Circumstances)
  • Tahap Peningkatan konflik (rising action)
  • Tahap Klimaks
  • Tahap Penyelesaian (denoument)


Jenis-Jenis Alur atau Plot

Selain itu, perbedaan plot bisa dikategorikan ke dalam beberapa jenis yang berbeda berdasarkan sudut-sudut tinjauan atau kriteria yang berbeda pula, yaitu : 

Perbedaan plot berdasarkan kriteria urutan waktu 

Urutan waktu yang dimaksudkan adalah waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi yang bersangkutan. Berdasarkan urutan waktu, plot dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu kronologis dan tak kronologis. Yang pertama disebut sebagai plot lurus, maju atau dapat dinamakan progresif, sedang yang kedua adalah sorot balik, mundur, flasback, atau juga disebut sebagai regresi. Plot pada cerpen dikatakan progresif jika pristiwa-pristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, pristiwa yang pertama diikuti oleh pristiwa-pristiwa yang kemudian.Selanjutnya sebuah novel dikatakan regresi jika urutan kejadian tidak bersifat kronologis.Cerita tidak dimulai dari tahap awal, melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhri, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan. 


Perbedaan plot berdasarkan kriteria jumlah, plot sub-subplot. 

Karya fiksi yaitu cerpen yang berplot tunggal biasanya hanya mengembangkan sebuah cerita dengan menampilkan seorang tokoh utama protogonis yang sebagai hero. Sedangkan plot sub-subplot sebuah karya fiksi dapat saja memiliki lebih dari satu alur cerita yang dikisahkan atau terdapat lebih dari seorang tokoh yang dikisahkan perjalanan hidup, permasalahan, dan konflik yang dihadapinya. Sublot, sesuai dengan penamannya, hanya merupakan bagian dari plot utama.


Perbedaan plot berdasarkan kriteria kepadatan 

Plot berdasarkan kriteria kepadatan, dibedakan menjadi dua bagian, yaitu plot padat atau atau rapat dan plot longgar dan renggang.

Sebuah cerpen yang berplot padat, ceritanya padat dan cepat sehingga kurang menampilkan adegan-adegan penyituasian yang berkepanjangan. Sedangkan plot longgar dalam sebuah cerpen, pergantian peristiwa demi peristiwa penting berlangsung lambat disamping hubungan antar peristiwa tersebut pun tidaklah erat benar. Artinya, antara peristiwa penting satu dengan yang lain disertai oleh berbagai peristiwa tambahan yang kesemuanya itu dapat memperlambat ketegangan cerita.


Perbedaan plot berdasarkan kriteria isi 

Berdasarkan kriteria isi, dibedakan menjadi tiga golongan besar, yaitu plot peruntungan, plot tokohan, plot pemikiran. Plot peruntungan berhubungan dengan cerita yang mengungkapkan nasib, peruntungan, yang menimpa tokoh yang menjadi fokus ceirta yang bersangkutan, plot peruntungan dibedakan menjadi enam bagian, yaitu plot gerak, plot sedih, plot tragis, plot penghukuman, plot sentimental, dan plot kekaguman. Selanjutnya, plot penokohan. 

Menyaran pada adanya sifat pementingan tokoh-tokoh yang menjadi fokus perhatian.Plot pembentukan, plot pengujian dan plot kemunduran. Sedangkan plot pemikiran mengungkapkan sesuatu yang menjadi bahan pemikiran keinginan, perasaan, berbagai macam obsesi, dan lain-lain. Hal yang menjadi masalah hidup dan kehidupan manusia. Friedman dalam Nurgiyantoro (2007: 163) membedakan plot-plot pemikiran ke dalam empat bagian, yaitu plot pendidikan, plot pembukaan rahasia, plot ajektif, dan plot kekecewaan.

Dalam cerpen biasanya digunakan plot ketat artinya bila salah satu kejadian ditiadakan jalan cerita menjadi terganggu dan bisa jadi, tak bisa dipahami.


Macam-macam plot atau alur


Alur maju atau progresif 
Pengungkapan cerita lebih dari sudut peristiwa-peristiwa yang terjadi dari masa kini ke masa yang akan datang. 

Sorot balik atau regresif 
Pengungkapa cerita dari sudut peristiwa peristiwa yang terjadi sebelumnya atau masa lampau ke masa kini. 

Alur campuran 
Pengungkapan cerita kadang-kadang dijalin atas peristiwa yang terjadi pada masa kini dan masa lampau. 

Alur erat 
Hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lainnya organic sekali.Tidak ada satu peristiwa pun yang dapat dihilangkan. 

Alur longgar 
Dalam alur longgar hubungan antara peristiwa tidak sepadu sehingga ada kemungkinan untuk menghilangkan salah satu peristiwa, tanpa merusak keuuutuhan cerita. 

Alur tunggal 
Hanya menceritakan satu episode kehidupan. 

Alur ganda 
Menceritakn lebih dari satu kehidupan. 

Alur menanjak 
Jalan cerita terus menaik, tanpa turun, tanpa ada peleraian sampai puncak penyelesaian cerita.



Cerita pendek atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan short story, merupakan satu karya sastra yang sering kita jumpai di berbagai media massa. Namun demikian apa sebenarnya dan bagaimana ciri-ciri cerita pendek itu, banyak yang masih memahaminya.
Cerita pendek apabila diuraikan menurut kata yang membentuknya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut : cerita artinya tuturan yang membentang bagaimana terjadinya suatu hal, sedangkan pendek berarti kisah pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam situasi atau suatu ketika ( 1988 : 165 ).
Menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.
Sementara itu, Sumardjo dan Saini (1997 : 37) mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek).
Dari beberapa pendapat di atas penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan cerita pendek adalah karangan nasihat yang bersifat fiktif yang menceritakan suatu peristiwa dalam kehidupan pelakunya relatif singkat tetapi padat.
Ciri-ciri Cerita Pendek
Di atas penulis kemukakan bahwa masih banyak orang belum mengetahui ciri-ciri sebuah cerita pendek. Mengenai hal tersebut, di bawah ini penulis kemukakan ciri-ciri cerita pendek menurut pendapat Sumarjo dan Saini (1997 : 36) sebagai berikut.
Ceritanya pendek ;
§  Bersifat rekaan (fiction) ;
§  Bersifat naratif ; dan
§  Memiliki kesan tunggal.
Pendapat lain mengenai ciri-ciri cerita pendek di kemukakan pula oleh Lubis dalam Tarigan (1985 : 177) sebagai berikut.
§  Cerita Pendek harus mengandung interprestasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
§  Dalam sebuah cerita pendek sebuah insiden yang terutama menguasai jalan cerita.
§  Cerita pendek harus mempunyai seorang yang menjadi pelaku atau tokoh utama.
§  Cerita pendek harus satu efek atau kesan yang menarik.
Menurut Morris dalam Tarigan (1985 : 177), ciri-ciri cerita pendek adalah sebagai berikut.
§  Ciri-ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu, dan intensif (brevity, unity, and intensity).
§  Unsur-unsur cerita pendek adalah adegan, toko, dan gerak (scena, character, and action).
§  Bahasa cerita pendek harus tajam, sugestif, dan menarik perhatian (incicive, suggestive, and alert).


Pemahaman Tentang Karya Sastra
Menurut Sumardjo dan Sumaini, salah satu pengertian sastra adalah seni bahasa.Maksudnya adalah, lahirnya sebuah karya sastra adalah untuk dapat dinikmati oleh pembaca.Untuk dapat menikmati suatu karya sastra secara sungguh-sungguh dan baik diperlukan pengetahuan tentang sastra. Tanpa pengetahuan yang cukup, penikmatan akan sebuah karya sastra hanya bersifat dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman yang tepat. Sebelumnya, patutlah semua orang tahu apa yang dimaksud dengan karya sastra. Karya sastra bukanlah ilmu.Karya sastra adalah seni, di mana banyak unsur kemanusiaan yang masuk di dalamnya, khususnya perasaan, sehingga sulit diterapkan untuk metode keilmuan.Perasaan, semangat, kepercayaan, keyakinan sebagai unsur karya sastra sulit dibuat batasannya.
Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan.Jakop Sumardjo dalam bukunya yang berjudul "Apresiasi Kesusastraan" mengatakan bahwa karya sastra adalah sebuah usaha merekam isi jiwa sastrawannya.Rekaman ini menggunakan alat bahasa. Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain.
Pada dasarnya, karya sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan, karena karya sastra dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup, walaupun dilukiskan dalam bentuk fiksi.Karya sastra dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan batin.Hiburan ini adalah jenis hiburan intelektual dan spiritual.Karya sastra juga dapat dijadikan sebagai pengalaman untuk berkarya, karena siapa pun bisa menuangkan isi hati dan pikiran dalam sebuah tulisan yang bernilai seni.
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan karya sastra, tidak ada salahnya apabila kita melirik lebih mendalam tentang genre (jenis) karya sastra. Karya sastra dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yakni karya sastra imajinatif dan karya sastra nonimajinatif.Ciri karya sastra imajinatif adalah karya sastra tersebut lebih menonjolkan sifat khayali, menggunakan bahasa yang konotatif, dan memenuhi syarat-syarat estetika seni.Sedangkan ciri karya sastra nonimajinatif adalah karya sastra tersebut lebih banyak unsur faktualnya daripada khayalinya, cenderung menggunakan bahasa denotatif, dan tetap memenuhi syarat-syarat estetika seni.
Pembagian genre sastra imajinatif dapat dirangkumkan dalam bentuk puisi, fiksi atau prosa naratif, dan drama. Penjelasan tentang ketiga karya sastra ini akan kita kupas secara terperinci.
1. Puisi
Puisi adalah rangkaian kata yang sangat padu.Oleh karena itu, kejelasan sebuah puisi sangat bergantung pada ketepatan penggunaan kata serta kepaduan yang membentuknya.
2. Fiksi atau prosa naratif.
Fiksi atau prosa naratif adalah karangan yang bersifat menjelaskan secara terurai mengenai suatu masalah atau hal atau peristiwa dan lain-lain.Fiksi pada dasarnya terbagi menjadi novel, roman, dan cerita pendek.
Suroto dalam bukunya yang berjudul "Apresiasi Sastra Indonesia" menjelaskan secara terperinci tentang pengertian tiga genre yang termasuk dalam prosa naratif berikut ini.
  a. Novel
Novel ialah suatu karangan prosa yang bersifat cerita, yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh cerita).Dikatakan kejadian yang luar biasa karena dari kejadian ini lahir suatu konflik, suatu pertikaian, yang mengalihkan jurusan nasib para tokoh. Novel hanya menceritakan salah satu segi kehidupan sang tokoh yang benar-benar istimewa, yang mengakibatkan terjadinya perubahan nasib.
  b. Roman
Istilah roman berasal dari genre romance dari Abad Pertengahan, yang merupakan cerita panjang tentang kepahlawanan dan percintaan. Istilah roman berkembang di Jerman, Belanda, Perancis, dan bagian-bagian Eropa Daratan yang lain. Ada sedikit perbedaan antara roman dan novel, yakni bahwa bentuk novel lebih pendek dibanding dengan roman, tetapi ukuran luasnya unsur cerita hampir sama.
  c. Cerita pendek.
Cerita atau cerita pendek adalah suatu karangan prosa yang berisi cerita sebuah peristiwa kehidupan manusia -- pelaku/tokoh dalam cerita tersebut. Dalam karangan tersebut terdapat pula peristiwa lain tetapi peristiwa tersebut tidak dikembangkan, sehingga kehadirannya hanya sekadar sebagai pendukung peristiwa pokok agar cerita tampak wajar. Ini berarti cerita hanya dikonsentrasikan pada suatu peristiwa yang menjadi pokok ceritanya.
3. Drama
Genre sastra imajinatif yang ketiga adalah drama.Drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya.Drama sebagai karya sastra sebenarnya hanya bersifat sementara, sebab naskah drama ditulis sebagai dasar untuk dipentaskan.Dengan demikian, tujuan drama bukanlah untuk dibaca seperti orang membaca novel atau puisi.Drama yang sebenarnya adalah kalau naskah sastra tadi telah dipentaskan.Tetapi bagaimanapun, naskah tertulis drama selalu dimasukkan sebagai karya sastra.
Selanjutnya adalah pembagian genre sastra nonimajinatif, di mana kadar fakta dalam genre sastra ini agak menonjol. Sastrawan bekerja berdasarkan fakta atau kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi sepanjang yang mampu diperolehnya.Penyajiannya dalam bentuk sastra disertai oleh daya imajinasinya, yang memang menjadi ciri khas karya sastra. Genre yang termasuk dalam karya sastra nonimajinatif, yaitu:
  1. Esai:Esai adalah karangan pendek tentang sesuatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi manusia. Dalam esai, baik pikiran maupun perasaan dan keseluruhan pribadi penulisnya tergambar dengan jelas, sebab esai merupakan ungkapan pribadi penulisnya terhadap sesuatu fakta.
  2. Kritik:Kritik adalah analisis untuk menilai sesuatu karya seni, dalam hal ini karya sastra. Jadi, karya kritik sebenarnya termasuk argumentasi dengan faktanya sebuah karya sastra, sebab kritik berakhir dengan sebuah kesimpulan analisis. Tujuan kritik tidak hanya menunjukkan keunggulan, kelemahan, benar dan salahnya sebuah karya sastra dipandang dari sudut tertentu, tetapi tujuan akhirnya adalah mendorong sastrawan untuk mencapai penciptaan sastra setinggi mungkin, dan juga mendorong pembaca untuk mengapresiasi karya sastra secara lebih baik.
  3. Biografi:Biografi atau riwayat hidup adalah cerita tentang hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Tugas penulis biografi adalah menghadirkan kembali jalan hidup seseorang berdasarkan sumber-sumber atau fakta-fakta yang dapat dikumpulkannya. Teknik penyusunan riwayat hidup itu biasanya kronologis yakni dimulai dari kelahirannya, masa kanak-kanak, masa muda, dewasa, dan akhir hayatnya. Sebuah karya biografi biasanya menyangkut kehidupan tokoh-tokoh penting dalam masyarakat atau tokoh-tokoh sejarah.
  4. Autobiografi:Autobiografi adalah biografi yang ditulis oleh tokohnya sendiri, atau kadang-kadang ditulis oleh orang lain atas penuturan dan sepengetahuan tokohnya. Kelebihan autobiografi adalah bahwa peristiwa-peristiwa kecil yang tidak diketahui orang lain, karena tidak ada bukti yang dapat diungkapkan. Begitu pula sikap, pendapat, dan perasaan tokoh yang tak pernah diketahui orang lain dapat diungkapkan.
  5. Sejarah:Sejarah adalah cerita tentang zaman lampau sesuatu masyarakat berdasarkan sumber-sumber tertulis maupun tidak tertulis. Meskipun karya sejarah berdasarkan fakta yang diperoleh dari beberapa sumber, namun penyajiannya tidak pernah lepas dari unsur khayali pengarangnya. Fakta sejarah biasanya terbatas dan tidak lengkap, sehingga untuk menggambarkan zaman lampau itu, pengarang perlu merekonstruksinya berdasarkan daya khayal atau imajinasinya, sehingga peristiwa itu menjadi lengkap dan terpahami.
  6. Memoar:Memoar pada dasarnya adalah sebuah autobiografi, yakni riwayat yang ditulis oleh tokohnya sendiri. Bedanya, memoar terbatas pada sepenggal pengalaman tokohnya, misalnya peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh selama Perang Dunia II saja. Fakta dalam memoar itu unsur imajinasi penulisnya ikut berperanan.
  7. Catatan Harian:Catatan harian adalah catatan seseorang tentang dirinya atau lingkungan hidupnya yang ditulis secara teratur. Catatan harian sering dinilai berkadar sastra karena ditulis secara jujur, spontan, sehingga menghasilkan ungkapan-ungkapan pribadi yang asli dan jernih, yakni salah satu kualitas yang dihargai dalam sastra.
  8. Surat-Surat:Surat tokoh tertentu untuk orang-orang lain dapat dinilai sebagai karya sastra, karena kualitas yang sama seperti terdapat dalam catatan harian.
Genre sastra nonimajinatif ini belum berkembang dengan baik, sehingga adanya genre tersebut kurang dikenal sebagai bagian dari sastra.Apa yang disebut karya sastra selama ini hanya menyangkut karya-karya imajinasi saja. Hal ini bisa kita lihat dari pemahaman masyarakat, khususnya pelajar tentang sastra.
Inilah tulisan singkat tentang sastra dan pembagiannya. Untuk memahami lebih jauh lagi, Anda dapat menggali lagi lebih lanjut dari berbagai sumber, baik itu buku, artikel, majalah, surat kabar, dan sebagainya.
Sumber yang dijadikan cerminan untuk tulisan ini:
Sumardjo, Jakob, dan Saini K.M. 1994. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suroto.1990. Apresiasi Sastra Indonesia untuk SMTA. Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar