Selasa, 01 Oktober 2013

pengertian belajar

maMaksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya. Seperti yang disarankan dalam learning community, bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain melalui berbagai pengalaman ( sharing ). Melalui sharing ini anak dibiasakan untuk saling memberi dan menerima, sifat ketergantungan yang positif dalam learning community dikembangkan.
Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.
Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
Di Vesta dan Thompson (1970) : “belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”

 B.DEFINISI HAKIKAT BELAJAR
        Pada hakekatnya belajar adalah suatu proses usaha sadar yang dilakukan secara terus menerus melalui bermacam-macam aktivitas pengalaman untuk mencapai pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang mantap. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pemahaman, perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku, daya penerimaan di lain-lain aspek yang ada diindividu siswa.
     ”.Ahli lainnya Slameto (2003:13) menyatakan “belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
        Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
         Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya.
C.JENIS-JENIS HAKIKAT BELAJAR
1.Belajar dengan mencoba-coba.
       Belajar dengan coba-coba adalah jenis belajar yang didapatkan dengan mencoba-coba. Hal ini biasanya terjadi karena belum ada teori yang mendahului apa yang akan dipelajari.
2. Belajar fakta/informasi
      Informasi sering disebut fakta, pengetahuan, atau isi. Sifat dari bahan informasi ini adalah hafalan, sebab biasanya dipelajari secara hafalan. Contoh dari jenis belajar informasi adalah belajar lambang, kata, istilah, definisi, peraturan, persamaan, perkalian.
D.FAKTOR-FAKTOR HAKIKAT BELAJAR
Factor-faktor belajar yang dipandang dari segi Faktor Psikologis seseorang yaitu:
1.Kecerdasan dan bakat
  Pembelajaran merupakan proses membantu individu mencapai pengkembangan optimal dari kecerdasan yang dimiliki. Kecerdasan seseorang sangat bervariasi walau umur yang sama. Untuk itu guru harus memperhatikan hal ini.
      Perlu diketahui bahwa kecerdasan seseorang sebenarnya telah terbentuk sampai 50% pada saat usia 4 tahun, dan terbentuk sampai 80% diperoleh saat usia kurang lebih 8 tahun. Sedangkan 20% sisanya masih dapat terbentuk sampai usia kurang lebih 20 tahun. Dan titik optimal adalah pada usia 20 sampai 30 tahun. Usia 30-60 tahun mengalami penurunan.
       Berdasarkan hal tersebut sebenarnya pada saat guru mengajarkan siswa SMU tingkat kacerdasan mereka sudah terbentuk. Pembelajaran hanya mengoptimalkan kemampuan, dan tidak diperkenankan memaksakan kehendak untuk menjadikan anak melebihi kapasitas tingkat kecerdasannya.
2. Motivasi
    Seseorang akan terdorong untuk belajar apabila ada motivasi tertentu. Motivasi biasanya terkait erat dengan adanya suatu kebutuhan. Untuk itu untuk menimbulkan motivasi belajar siswa.Hal ini disebabkan karena motivasi mempunyai fungsi yang cukup besar dalam belajar, yaitu mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, dan menyeleksi perbuatan.
3.Perhatian
     Perhatian merupakan modal dalam belajar, untuk itu seorang guru harus memahami tentang perhatian ini untuk memaksimalkan perhatian siswa dalam belajar. Perhatian dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
    Perhatian disengaja: perhatian yang timbul karena keharusan untuk memperhatikan. Perhatian jenis ini biasanya untuk dapat berhasil, karena siswa merasa ada pemaksaan. Hanya saja diharapkan guru dapat mengkondisikan perhatian ini untuk menjadikan siswa tidak terpaksa.
    Perhatian spontan: Suatu perhatian di mana orang akan tertarik untuk melihat atau mendengarkan sesuatu atas kemauannya sendiri. Perhatian ini hasilnya dapat bertahan lama. Guru diharapkan dapat memotivasi siswa yang awalnya menggunakan perhatian yang disengaja menjadi perhatian spontan.
     Perhatian memusat: Perhatian pada satu objek tertentu. Hal ini dilakukan untuk memperhatikan objek yang harus diperhatikan adalah menuntut ketelitian.
4.Ingatan
    Yaitu penyampaian kesan-kesan tanpa disadari. Kesan yang tersimpan tersebut dapat disadarkan kembali bila keadaan meminta/diperlukan. Daya ingat seseorang terbatas, sehingga banyak yang pernah diingat akan lupa. Cara untuk menjadikan daya ingat tahan lama adalah dengan mengulang-ulang.
1.3.2 Faktor-faktor Dinamis Belajar
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar dinamakan unsur-unsur dinamis belajar. Unsur dinamis belajar tersebut dapat mendukung (berpengaruh positif) atau sebaliknya menjadi penghambat (berpengaruh negatif). Faktor internal yang berpengaruh dalam proses belajar dapat dibedakan menjadi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis misalnya pendengaran, penglihatan, dan kondisi fisik. Sedangkan faktor psikologis, misalnya kecedasan, motivasi, perhatian, berpikir, dan ingatan.
Faktor eksternal belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor lingkungan belajar dan sistem instruksional. Lingkungan belajar dapat dibedakan menjadi lingkungan dalam sekolah dan dan lingkungan luar sekolah. Sedangkan sistem instruksional antara lain kurikulum, bahan ajar, metode, media, dan evaluasi.
1.3.2.1 Faktor Internal

1.3.2.1.1 Faktor Fisiologis

1. Pendengaran
Pendenganran merupakan faktor penting di dalam belajar, karena pendengaran merupakan alat untuk menangakap informasi. Bila alat penangkap informasi ada gangguan, maka informasi yang dutangkappun akan terganggu. Secara umum pada usia yang sama mempunyai kemampuan mendengarkan yang sama. Misalnya pada usia 20 tahunan mempunyai kemampuan mendengar dengan jarak kurang lebih 8-10 meter. Dan pada usia 40 tahunan kemampuan mendengar dengan jarak kurang lebih 5 meter.
Berkaitan dengan kemampuan mendengar ini guru tidak diperbolehkan untuk menyamaratakan kemampuan mendengarkan berdasarkan umur, karena masing-masing siswa mempunyai daya mendengarkan sendiri. Untuk itu bila ada gejala kesulitan belajar guru juga harus memperhatikan atau menditeksi dari pendengaran ini.

2. Penglihatan
Seperti halnya pendengaran penglihatan juga mempunyai arti penting dalam penerimaan informasi. Secara umum penglihatan mempunyai kekuatan dengan peneangan 40 watt untuk usia sekitar 20 tahunan, dan 60-100 watt untuk usia sekitar 40 tahunan. Dipandang dari kekuatan jarak melihat masing-masing siswa mempunyai kekuatan yang sangat bervariasi sendiri. Untuk itu seorang guru juga harus memperatikan faktor ini.

3. Kondisi fisik
Kondisi fisik akan sangat berpengaruh akan sangat berpengaruh dalam proses belajar pada semua fase. Kondisi fisik itu antara lain kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur dan sakit. Hal ini biasanya dijadikan pertimbangan untuk menentukan urutan jadual. Untuk mata pelajaran yang memperlukan keseriusan yang bersifat rekreatif diberikan dalam jam-jam akhir.

1.3.2.1.2 Faktor Psikologis

1. Kecerdasan dan bakat
Pembelajaran merupakan proses membantu individu mencapai pengkembangan optimal dari kecerdasan yang dimiliki. Kecerdasan seseorang sangat bervariasi walau umur yang sama. Untuk itu guru harus memperhatikan hal ini.
Perlu diketahui bahwa kecerdasan seseorang sebenarnya telah terbentuk sampai 50% pada saat usia 4 tahun, dan terbentuk sampai 80% diperoleh saat usia kurang lebih 8 tahun. Sedangkan 20% sisanya masih dapat terbentuk sampai usia kurang lebih 20 tahun. Dan titik optimal adalah pada usia 20 sampai 30 tahun. Usia 30-60 tahun mengalami penurunan.
Berdasarkan hal tersebut sebenarnya pada saat guru mengajarkan siswa SMU tingkat kacerdasan mereka sudah terbentuk. Pembelajaran hanya mengoptimalkan kemampuan, dan tidak diperkenankan memaksakan kehendak untuk menjadikan anak melebihi kapasitas tingkat kecerdasannya.

2. Motivasi
Seseorang akan terdorong untuk belajar apabila ada motivasi tertentu. Motivasi biasanya terkait erat dengan adanya suatu kebutuhan. Untuk itu untuk menimbulkan motivasi belajar siswa seorang guru harus berupaya bagaimana belajar merupakan kebutuhan bagi siswa. Hal ini disebabkan karena motivasi mempunyai fungsi yang cukup besar dalam belajar, yaitu mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, dan menyeleksi perbuatan. Sebenarnya motivasi yang berasal dari guru merupakan motivasi ekstrinsik, dimana motivasi ini kurang efektif dibandingkan motivasi instrinsik. Namun harannya motivasi ekstrinsik dari guru menimbulkan kemauan siswa untuk belajar yang berarti motivasi tersebut menjadi motivasi tersebut menjadi motivasi instrinsik. Karena motivasi ini merupakan faktor penting dalam belajar akan dibicarakan tersendiri pada bab lain buku ini.

3. Perhatian
Perhatian merupakan modal dalam belajar, untuk itu seorang guru harus memahami tentang perhatian ini untuk memaksimalkan perhatian siswa dalam belajar. Perhatian dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:
Perhatian disengaja: perhatian yang timbul karena keharusan untuk memperhatikan. Perhatian jenis ini biasanya untuk dapat berhasil, karena siswa merasa ada pemaksaan. Hanya saja diharapkan guru dapat mengkondisikan perhatian ini untuk menjadikan siswa tidak terpaksa.
Perhatian spontan: Suatu perhatian di mana orang akan tertarik untuk melihat atau mendengarkan sesuatu atas kemauannya sendiri. Perhatian ini hasilnya dapat bertahan lama. Guru diharapkan dapat memotivasi siswa yang awalnya menggunakan perhatian yang disengaja menjadi perhatian spontan.
Perhatian intensif: Perhatian yang timbul karena kebutuhan atau kepentingan pribadi.
Perhatian memusat: Perhatian pada satu objek tertentu. Hal ini dilakukan untuk memperhatikan objek yang harus diperhatikan adalah menuntut ketelitian.
Perhatian memencar: Perhatian dengan memperhatikan banyak objek sekaligus.

4. Berpikir
Berpikir adalah suatu kegiatan mental berupa pelukisan gagasan berdasarkan pengetahuan yang ada dengan memperhatikan hubungan sebab akibat, dirangkaikan secara logis dan rasional.
Langkah-langkah berpikir adalah:
Pembentukan pengertian kunci sebagai titik tolak untuk berpikir lebih lanjut.
Pemahaman atau identifikasi masalah yang perlu dipikirkan/dipecahkan.
Penyusunan argumen untuk pembentukan pendapat/pemecahan masalah.
Guru perlu memberi kesempatan siswa untuk berlatih mengkaji permasalahan, dan mengemukakan masalah, serta memberi kesempatan untuk beradu argumentasi.

5. Ingatan
Ingatan adalah suatu kegiatan kognitif yang memungkinkan seseorang menyadari bahwa pengetahuan yang dimilikinya itu bersumber dari masa lalu. Fase ingatan adalah sebagai berikut:
Fase fiksasi, yaitu kegiatan mencamkan sesuatu yang berkesan, terjadi secara disengaja, dihubungkan dan disesuaikan dengan pengalaman yang telah dimiliki.
Fase retensi, yaitu penyampaian kesan-kesan tanpa disadari. Kesan yang tersimpan tersebut dapat disadarkan kembali bila keadaan meminta/diperlukan. Daya ingat seseorang terbatas, sehingga banyak yang pernah diingat akan lupa. Cara untuk menjadikan daya ingat tahan lama adalah dengan mengulang-ulang.
1.3.2.2 Faktor Eksternal
1.3.2.2.1 Lingkungan Belajar
1. Lingkungan dalam sekolah
Lingkungan merupakan faktor luar belajar yang membawa siswa nyaman atau tidak nyaman dalam belajar. Lingkungan dalam sekolah dapat dibedakan atas lingkungan alam, fisik, dan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban dan pertukaran udara, serta cahaya dalam ruangan. Sedangkan lingkungan fisik misalnya gedung, mebeler, instalasi, pertamanan, sistem pembuangan air, dan masih banyak lagi. Dan lingkungan sosial menyangkut suasana hubungan timbal balik antara segenap warga sekolah, misalnya guru, sesama teman, staf tata usaha.

2. Lingkungan luar sekolah
Lingkunan luar sekolah terdiri dari lingkungan fisik, alam, dan sosial. Lingkungan fisik misalnya bangunan gedung, perkantoran, perumahan, pasar, gedung film, terminal, dan lain sebagainya. Sedangkan lingkungan alam misalnya cuaca, kondisi flora dan fauna, dan lain sebaginya. Dan lingkungan sosial mencakup struktur sosial, adat istiadat, budaya setempat, dan lain sebaginya. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi belajar siswa.
1.3.2.2.2 Sistem Instruksional
1. Kurikulum
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksankan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Program yang ada akan berpengaruh terhadap proses belajar seseorang, sebab di dalam kurikulum tersebut mencakup komponen: tujuan, isi, organisasi, dan strategi. Dengan adanya pembatasan belajar dari kurikulum akan memberi warna dalam belajar itu sendiri. Sehingga bila kurikulum tidak lagi sesuai dengan zamannya akan menghambat jalannya belajar.

2. Metode
Metode adalah cara menyajikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Untuk mempermudah dalam belajar metode ini harus menggunakan prinsip:
efektif dan efisien.
Digunakan secara bervariasi.
Digunakan dengan memadukan beberapa metode.
Jika metode itu digunakan dengan benar, maka akan membantu tercapainya proses belajar, tetapi bila penggunaannya salah akan terjadi sebailknya.

3. Media
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian, serta minat seseorang yang mendorong terjadinya proses belajar mengajar. Penggunaan media yang tepat sangat diharapkan untuk merangsang terjadinya belajar bagi siswa.

4. Guru
Guru adalah faktor penting dalam pembelajaran, karena gurulah yang melakukan rekayasa pembelajaran. Rekayasa pembelajaran tersebut dilakukan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Faktor yang direkayasa guru antara lain dengan menyusun desain instruksional, yaitu menentukan tujuan, bahan, metode, media, dan evaluasi. Jadi kelebihan guru dari faktor-faktor yang lain adalah guru dapat merekayasa faktor yang lain, sedangkan faktor yang lain tidak dapat merekayasa guru.
Siswa dan Tujuan Belajar
Siswa dalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan merespon dengan tindak belajar. Pada umumnya semula siswa belum menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru tentang sasaran belajar, maka siswa mengetahui apa dan arti bahan belajar beginya.
Siswa mengalami suatu perses belajar. Dalam proses belajar tersebut siswa menggnakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemempuan-kemampuan kognitif, afektif, psikomotor yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasikan belajar, menyebabkan siswa semakin sadarakan kemampuan dirinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar