Senin, 06 Januari 2014

Model Pembelajaran Kontemporer



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang

Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Sumber daya yang berkualitas akan menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa dalam rangka mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.
Satu diantara permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk menigkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lain, dan peningkatan mutu manajemen sekolah, namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang memadai.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumber daya tenaga pendidikan, pengembangan/penulisan materi ajar, serta pengembangan paradigma baru dengan metodologi pengajaran.

B.     Masalah

            Dari uraian latar belakang di atas, dapat dipaparkan beberapa masalah yang terdapat dalam materi makalah ini :
1.      Apakah yang termasuk dalam pendekatan dalam pengajaran?
2.      Apa saja termasuk dalam metode pengajaran?
3.      Apa saja yang dipelajari dalam pembelajaran tematik?
4.      Apa saja bagian-bagian pelaksanaan dalam pembelajaran?


C.     Tujuan

            Berdasarkan masalah yang akan menjadi pembahasan dalam makalah ini, maka tujuan yang diharapkan dapat dicapai yaitu :
1.      Memahami tentang pendekatan dalam pembelajaran.
2.      Dapat menjelaskan pengertian metode pembelajaran.
3.      Menjelaskan apa yang dimaksut tentang pembelajaran tematik.
4.      Memahami bagian-bagian pelaksanaan dalam pembelajaran.



BAB II
PEMBAHASAN
MODEL PEMBELAJARAN KONTENPORER
A.    Pendekatan, Srategi dan Metode.
a.    Pendekatan dalam pengajaran.
Pendekatan adalah suatu antar usaha dalam aktivitas kajian, atau interaksi, relasi dalam suasana tertentu, dengan individu atau kelompok melalui penggunaan metode-metode tertentu secara efektif. Contoh pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran antara lain : CBSA, kontekstual, induktif, deduktif, spiral, pemecahan masalah dan sebagainya.
b.    Srategi Pembelajaran.
Srategi pembelajaran merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan, dengan mengintregasikan urutan kegiatan.
Srategi akan berguna dalam mengajarkan suatu topik apakah materi pelajaran tersebut disajikan kepada siswa baik secara perorangan maupun berkelompok.
c.    Metode Mengajar.
Metode mengajar adalah cara
mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang kita ajar. Macam-macam metode mengajar antara lain : ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan.
Ceramah adalah suatu cara penyampaian memberikan informasi secara lisan terhadap siswa didalam ruangan tertentu, siswa mendegarkan dan mencatat seperlunya. Metode ekspositori memiliki kesamaan dengan metode ceramah, karena sifatnya memberi informasi.

B.    Metode Pengajaran.
Istilah model pengajaran dibedakan dari istilah srategi pengajaran, metode pengajaran, atau prinsip pengajaran. Model pengajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu srategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik. Dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelas dalam setting pengajaran atau setting lainya.
Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh srategi atau metode tertentu yaitu : Rasional teoretik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Model pengajaran meliputi pendekatan suatu model pengajaran yang luas dan menyeluruh. Contohnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru.
Yang dimaksud dengan sintaks (pola urutan) dari suatu model pengajaran adalah pola yang mengambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pengajaran tertentu menunjukan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan guru atau siswa.
Pada model pengajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pengajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan gurunya.        
            Pembahasan ini akan memunculkan beberapa model pembelajaran sebagai berikut :
1)   Model Pengajaran Langsung
Para pakar teori belajar mengolongkan pengetahauan menjadi dua macam pengetahuan yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
Pengajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan retirasi (mengecek pamahaman dengan tanda jawab) berhubungan erat dengan dengan model pengajaran langsung.
Ciri-ciri pengajaran langsung adalah sebagai berikut :
1)      Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
2)      Sintaks atau pola keselurahan dan alur kegiatan pembelajaran.
3)      Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pengajaran.

Pada saat pengajaran langsung terdapat fase-fase yang penting. Pada awal pelajaran guru menjelaskantujuan, latar belakang pelajaran, selain itu guru menyiapkan siswa untuk memasuki materi pelajaran baru dengan mengingatkan kembali dengan hasil belajar yang telah dimiliki siswa yang relevan dengan materi yang dipelajari (apersepsi). Fase ini dilakukan untuk memberikan motivasi pada siswa untuk perperan penuh dalam pembelajaran.
Pada fase ini siswa diberikan kesepatan untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajarinya dalam kehidupan nyata. Fase-fase tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut :


Fase
Peran Guru
1.    Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
Menjelaskan tujuan, materi prasyarat, memotivasi siswa dan mempersiapkan siswa.
2.    Mendemotrasikan pengetahuan dan keterampilan.
Mendemontrasikan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
3.    Membimbing pelatihan.
Guru memberikan latihan terbimbing.
4.    Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik.
5.    Memberikan latihan dan pemahaman konsep.
Mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari.


Ciri utama yang dapat terlihat pada saat melaksanakan pengajaran langsung adalah sebagai berikut :
1)      Tugas perencanaan.
a.       Merumuskan tujuan pengajaran.
b.      Memilih isi.
Guru harus mempertimbangkan berapa banyak memberikan informasi yang akan diberikan pada siswa dalam kurun waktu tertentu.
c.       Melakukan analisis tugas.
Dengan menganalisis tugas, akan membantu guru dengan tepat apa yang akan dilakukan siswa untuk keterampilan siswa apa yang akan dipelajari.
d.      Merencanakan waktu.
Guru harus memperhatikan bahwa waktu yang digunakan sepadan dengan kemampuan dan bakat siswa, dan memotovasi siswa agar mereka tetap melakukan tugasnya dengan perhatian yang optimal.
2). Penilaian pada model pengajaran langsung.
Gronlund(1982) memberikan 5 prinsip dasar yang dapat membimbing guru dalam merancang sistem penilaian sebagai berikut :
a)      Sesuai dengan tujuan pengajaran.
b)      Mencakup semua tugas pengajaran.
c)      Menggunakan soal tes yang sesuai.
d)     Buatlah soal sevalid dan sereliabel mungkin.
e)      Manfaatkan hasil tes untuk memperbaiki Proses belajar mengajar berikutnya.


2.    Model Pembelajaran Kooperatif
a.    Ciri-ciri pembelajaran kooperatif.
1.        Untuk menuntaskan materi belajarnya,siswa belajar dalam, kelompok secara kooperatif.
2.      Kelompok dibentuk  dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi,sedang,dan rendah.
3.      Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras,suku,budaya,jenis kelamin yang berbeda,maka diupayakan agar dalam tiap kelompokpun terdiri dari ras,suku,budaya,jenis kelamin yang berbeda pula.
4.      Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
Dilihat dari tujuan pembelajaran koonperatif, yaitu :
1.      Hasil belajar akademik.
2.      Penerimaan terhadap keragaman.
3.      Pengembangan keterampilan sosial.


b.    Pelaksanaan pembelajaran kooperatif dikelas.
Tugas guru pada model ini salah satunya adalah memilih pendekatan yang sesuai. Dalam pembelajaran kooperatif dapat dilakukan melalui macam-macam pendekatan, guru dapat memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Pendekatan-pendekatan pada model koooperatif yaitu :
1.         Tipe STAD.
2.         Tipe jigsaw.
3.         Tipe investigasi kelompok.
4.         Tipe pendekatan struktur.

3.        Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
A.    Tujuan pembelajaran.
Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah meliputi suatu pengajaran pertanyaan atau masalah,memusatkan pada terkaitan antara disiplin,penyelidikan autentik,kerja sama,dan menghasilkan karya dan peragaan.

Pembelajaran berdasrkan  masalah bertujuan untuk :
a.    Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah.
b.    Belajar peranan orang dewasa yang autentik.
c.    Menjadi pelajar yang mandiri.

B.       Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan masalah.
1.    Tugas-tugas perencanaan
Karena hakekat interaktifnya,pembelajaran masalah membutuhkan banyak perencanaan,seperti halnya model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa lainnya.
a.         Penetapan tujuan.
b.         Merancang situasi masalah.
c.         Organisasi sumber  daya dan rencana logistic.
2.    Tugas pembelajaran berbasis masalah.
a.         Orientasi siswa pada masalah.
b.         Mengorganisasikan siswa untuk belajar.
c.         Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok.
d.        Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
3.    Lingkungan belajar dan managemen.
4.    Asesmen dan evaluasi.

4.        Model pembelajaran tematik.
a)         Pengertian.
Pembelajarn tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (poerwadarminta,1983).
b)        Ciri-ciri pembelajaran temantik.
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik  antara lain :
1)        Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.
2)        Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
3)        Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar  dapat bertahan lebih lama.
4)        Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
5)        Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya.
6)        Mengembangkan keterampilan sosial siswa.

C.      Karakteristik Pembelajaran Tematik
`Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karekteristik sebagai berikut :
1)      Berpusat pada siswa.
2)      Memberikan pengalaman langsung.
3)      Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas.
4)      Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran.
5)      Bersifat fleksibel.
6)      Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.


D.      Pelaksanaan dalam pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencangkup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
1)      Pemetaan Kompetensi Dasar
Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh atau utuh seluruh standar kompetensi.
2)      Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator.
Dalam mengembangan indidkator perlu memperhatikan hal-hal sbb :
a.       Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
b.      Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
c.       Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan atau dapat diamati.

3)      Menentukan tema
a)      Cara penentuan tema.
Cara pertama : Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjudkan dengan menentukan tema yang sesuai.
Cara kedua : menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjsama dengan peserta didik sehingga dengan minat dan kebutuhan anak.
b)      Prinsip penentuan tema.
Beberapa perinsip menentukan tema :
a.         Memprehatikan lingkungan yang dekat dengan siswa.
b.      Dari yang termudah menuju yang tersulit.
c.       Dari yang sederhana menuju yang kompleksdari yang kongkret menuju yang abstrak.
d.      Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berfikir pada diri siswa.
e.       Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan dan komunikasinya.
c)      Menetapkan jaringan tema.
Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dengan indicator dengan tema pemersatu.
d)     Tahap kegiatan.
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu :
1)      Kegiatan pendahuluan/awal/pembukaan.
2)      Kegiatan inti.
3)      Kegiatan penutup/akhir dan tidak lanjut.

Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti tiga jam pelajaran (3 x 35 menit), dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit).


5. Model Pembelajaran Kontekstual.
a.       Ciri Umum Model Kontekstua.
Model pembelajaran kontekstual merupakan rancangan pembelajaran yang dibangun atas dasar asumsi. Cara yang terbaik adalah siswa mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Karena kebiasaan guru “akting di panggung dan siswa menonton” harus dirumah menjadi “siswa aktif bekerja dan belajar di panggung, sedangkan guru membimbingnya dari dekat”.

b.      Penerapan Model di kelas.
   Dalam penerapan model pembelajaran kontektual, terdapat tujuh komponen utama yang harus dilakukan secara sungguh-sungguh. Komponen yang dimaksud adalah :
1)      Kontruktivisme
Merupakan landasan filosofis yang mendasari model pembelajaran kontekstual.
2)      Menemukan
Merupakan bagian inti dari pembelajaran kontekstual.
3)      Bertanya
Merupakan salah satu pintu masuk untuk memperoleh pengetahuan.
4)      Masyarakat belajar
Masyarakat belajar dapat terjadi apabila antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa memiliki interaksi yang efektif dan kumunikatif.
5)      Pemodelan
Yang dimaksud dengan pemodelan adalah pemberian contoh-cotoh belajar, tindakan atau perilaku yang ditampilkan oleh guru.
6)      Refleksi
Refleksi juga merupakan bagian penting dari pembelajaran kontekstual.
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan pada masa lalu.
7)      Penilaian
Penilaian (assessment) dalam pembelajaran kontekstual berperan dalam memberikan gambaran keberhasilan siswa secara menyeluruh.


BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
a. Pendekatan adalah suatu antar usaha dalam aktivitas kajian, atau interaksi, relasi dalam suasana tertentu, dengan individu atau kelompok melalui penggunaan metode-metode tertentu secara efektif. Contoh pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran antara lain : CBSA, kontekstual, induktif, deduktif, spiral, pemecahan masalah dan sebagainya.
b. Istilah model pengajaran dibedakan dari istilah srategi pengajaran, metode pengajaran, atau prinsip pengajaran. Model pengajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu srategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik. Dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelas dalam setting pengajaran atau setting lainya.
c. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencangkup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. 
 B.  Saran
Pendidik hendaknya dapat mengembangkan  keaktifan proses belajara mengajar dan pembelajaran dalam memanfaatkan beberapa materi pembelajaran koonperatif, baik keaktifan megenai kegiatan guru, maupun keaktifan peserta didik.  Untuk mengembangkan Pendekatan teori pembelajaran koonperatif dalam mengembangkan materi tentang pendekatan strategi dan metode dalam pembelajaran, sudah tentu guru harus membuat perencanaan dengan sebaik- baiknya dan melaksanakan pengajaran berdasarkan perencanaan yang telah dibuat tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Jihad Asep, Haris Abdul (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta :

Multi Pressindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar