ANJING ANJING MENYERBU KUBURAN
Karya Puthut Buchori
Diadaptasi dari cerpen karya Kuntowijoyo
Karya Puthut Buchori
Diadaptasi dari cerpen karya Kuntowijoyo
BABAK I
TIDAK SEPERTI HARI BIASA, KUBURAN DESA ‘GIRILOYO’
YANG TERLETAK DI PERBUKITAN DESA GIRI GARING MENJADI RAMAI OLEH WARGA DESA YANG
MENANGKAP TANGAN PENCURI MAYAT. WARGA MENCOBA MENGHAKIMI DAN MENGHUKUM PENCURI
MAYAT DENGAN ANEKA MACAM PERTANYAAN YANG SESEKALI DISERTAI PUKULAN, HANTAMAN KE
ARAH MUKA DAN TUBUHNYA.
WARGA 1
Oh iblis, setan alas, demit gentayangan. Dasar
manusia tak punya martabat, tega-teganya mengganggu mayat. Orang sudah mati kok
ya di ganggu.
WARGA 2
Ngaku saja mas, kamu mau mencuri mayat ini tho?
WARGA 3
Tidak mau ngaku ?,
(Sambil Memukul Kepala Pencuri Mayat)
nih… rasakan bogem mentahku.
WARGA 2
Pasti kamu cari pesugihan.
WARGA 1
Kasihan kan keluarganya, kalau jenazah yang sudah
coba diistirahatkan, kamu permainkan seperti itu..!
WARGA 4
(Mengayunkan Sepotong Bambu Ke Tubuh Pencuri)
Oh, kanibal ! Pemakan Bangkai !
PERONDA 1
Kamu bukan warga sini ya ? Kamu pendatang ya ? kamu
mau mengganggu ketenangan warga sini ya ?
PENCURI MAYAT
HANYA DIAM
WARGA 5
Sedari kalau tadi ditanya baik-baik tidak mau
menjawab, hanya diam, gelang-geleng kepala. Kurang ajar ! kamu nantang warga
sini ya ?
SEMAKIN MARAH DAN LANGSUNG MEMUKULI PENCURI MAYAT.
KEMUDIAN DIIKUTI WARGA LAIN YANG KEMUDIAN BERKEROYOKAN IKUT MENGHAJARNYA.
PERONDA 1
Ayo, ngaku saja ! daripada badanmu aku remuk seperti
peyek kepinyak !
PENCURI MAYAT
HANYA DIAM, BIAR BAGAIMANAPUN TETAP PADA POSISI SALAH, DAN TAK MUNGKIN
MELAWAN WARGA DESA YANG BANYAK JUMLAHNYA.
WARGA 5
Huh ! Gregetan aku. Ditanya baik-baik nggak mau
ngaku, dipukuli juga nggak mau buka mulut. Ayo kita kubur saja hidup-hidup biar
tahu rasa !
PARA WARGA (Bersahutan)
Ayo. Kita kubur biar merasakan jadi orang mati. Aku
siapkan galian. Dikubur saja bersama kuburannya Lik Rukmini yang mau dicuri.
Ayo, ayo !.Biar tahu rasa.
KEMUDIAN PARA WARGA BERRAMAI-RAMAI MENGANGKAT PENCURI
MAYAT, HENDAK DIBAWA KE DALAM KUBURAN.
WARGA 5
Orang seperti ini, tidak perlu dikasih hati. Biar
jadi pelajaran bagi yang lain.
DARI KEJAUHAN PAK AMAN DAN PAK LURAH DATANG DIIKUTI
WARGA 6, MENCOBA MENCEGAH PERBUATAN MAIN HAKIM SENDIRI TERSEBUT.
PAK AMAN
Hoei ! ! berhenti ! Stop !! jangan main hakin
sendiri, jangan semena-mena.
PERONDA 2
Kita harus memberi pelajaran pada maling ini, Pak
Aman.
PAK AMAN
Jaman merdeka kok, masih ada yang main hakim
sendiri.
PERONDA 2
Kita nggak main hakim sendiri kok. Kita main hakim
bersama-sama. Ya tho ?
PARA WARGA
Ya, Benar.
PAK AMAN
Alah, sama saja. Kalau mau jadi hakim, mau menghukum
orang, mau mengadili orang, pakai sekolah dahulu.
WARGA 6
moh larang !.
PAK AMAN
Hus! Bicara kok waton.
WARGA 6
Waton bener tho pak?.
PAK AMAN
Sudah, sudah. Sebagai warga yang baik, yang berbudi,
beretika, luhur hati, kita harus dapat bertindak arif. Tidak main pukul
seenaknya. Main gebug sekenanya. Kasihan kan ?
WARGA 1
Pak Aman, nggak usah pidato panjang lebar tentang
etika, sopan santun dan thethek bengek lainnya. Sebab yang kita hajar ini
adalah orang yang tidak punya etika, nggangguin orang yang sudah mati. Orang
ini nggak punya sopan santun, menggali kembali kuburan orang mati. Apa pantas,
orang seperti itu dikasihani ?
WARGA 5
(Hendak Memukul Lagi)
Oh dihajar lagi saja !!
PAK AMAN
Husy ! Sebentar tho! Kok terburu-buru main pukul.
WARGA 5
Emosi pak ! emosi ! Panas nih pak, panas ati ini.
Sebagai keponakan lik Rukmini saya tidak terima.
PAK AMAN
Emosi ya emosi, tapi ya mbok yang terkedali. Kalau
kalian main aniaya seenaknya pada orang ini, kalian tak ubahnya orang ini.
Orang ini menganiaya, menyakiti orang mati, kalian malah menganiaya, menyakiti
orang hidup yang sudah tak mampu melawan seperti ini.
WARGA 1
Pidato lagi…., ceramah lagi…., Oalah pak Aman, kalau
mau pidato berbusa-busa, besok saja pas rapat desa, pidatolah sepuasnya.
PAK AMAN
Waduh, waduh. Orang kalau sudah pada emosi, panas
semua, diluruskan tetap saja pingin bengkok. Kalau dikasih tahu, malah mental.
Malah ngelawan (Kepada Pak Lurah) Bagaimana pak Lurah ?
PAK LURAH
Ya sudah, sudah. Mari kita selesaikan secara
baik-baik, tidak ada yang diuntungkan, tidak ada yang dirugikan.
PERONDA 2
Sudah jelas-jelas bersalah, sudah jelas-jelas orang
ini merugikan, mengusik ketenangan warga, memperkeruh suasana duka pihak
keluarga lik Rukmini, mau diapakan lagi pak Lurah.
PERONDA 3
Diputuskan langsung saja pak Lurah, nggak usah
ditimbang-timbang lagi permasalahannya.Dikubur hidup-hidup, atau digantung.
PAK AMAN
Idih… Sadis!
PERONDA 3
Sudah gamblang kok pak Lurah, kalau orang ini
jelas-jelas pencuri mayat, untung saja ketahuan.
PAK LURAH
Itu kan menurut pendapat kalian. Siapa tahu dia
punya pendapat berbeda.
WARGA 4
Ya terang saja dia punya pendapat berbeda, masak ada
maling ngaku maling.
PAK LURAH
Iya.., iya, sabar. Berilah saya kesempatan untuk
mengusutnya. Dan kalau memang benar dia pencuri mayat, ya kita serahkan ke
pihak yang berwajib. Tetapi kalau dugaan kalian salah, dan dia justru malah
penyelamat mayat dari serbuan anjing-anjing liar, kita seluruh warga desa malah
berdosa.
(Kepada Pencuri Mayat)
Mas, namanya siapa? Dan tampaknya mas bukan warga
desa sini, mas dari mana?
PENCURI MAYAT
MASIH DIAM, BELUM BERANI BUKA MULUT
WARGA 5
Ayo ngomong !
WARGA 1
Ya begitulah pak Lurah, ditanya baik-baikpun juga
tidak mau menjawab.
PAK LURAH
Ya tunggu sebentar, barangkali dia masih shock,
masih menahan sakit karena kalian pukuli.
PAK AMAN
Ayo bicara mas, kalau Sampeyan jujur, akan kami
lindungi.
PAK LURAH
Ayo mas. Saya Lurah di sini, saya yang bertanggung
jawab di desa ini. Ceritakan semua yang terjadi menurut versi sampeyan.
PARA WARGA (Bersahutan)
Ayo ngomong! . Jujur saja mas !. Iya dari pada
dipukuli lagi! . Gak usah ngarang-ngarang!. Ayo bicara.! Ngaku, terus terang!.
PAK LURAH
(Berusaha Menenangkan Warga Yang EMOSI)
Iya…, iya… biar dia mengatur nafas dulu.
WARGA 5
(Mengancam Dengan Pukulan)
Ayo ngomong ! Tak jotos lagi kalau nggak ngomong. (Geram)
Sudah ada pak lurah belum mau ngomong juga.
PENCURI MAYAT
(Mencoba Bicara Dengan Segala Ketakutannya)
Begini, pak…..
LAMPU BLACKOUT
BABAK II
FLASHBACK KE KEJADIAN SEBELUMNYA. DI POS RONDA YANG
LETAKNYA TIDAK JAUH DARI KUBURAN DESA, TAMPAK BEBERAPA PERONDA YANG SENGAJA
MENJAGA KUBURAN BARU LIK RUKMINI, WANITA SETENGAH BAYA YANG MENINGGAL MALAM
SELASA KLIWON. MALAM ITU, KABUT DINGIN MEMBUAT DESA JADI SENYAP. HANYA SUARA
ALAM YANG TERDENGAR. UNTUK MENGUSIR KANTUK DAN RASA TAKUT, DITEMANI LAMPU
PETROMAK, PARA PERONDA MEMECAH KESUNYIAN DENGAN NGOBROL PENUH CANDA SAMBIL MAIN
KARTU.
PERONDA 1
Wah dingannya, seperti kemulan es.
PERONDA 2
Ya kalau mau anget, ya kemulan kompor.
PERONDA 1
Kalau kompornya Mbok Darmi aku mau, ngekep kompor
sekalian orangnya.
PERONDA 3
Huh, ngaco. Bicaramu ngawur. Gak usah mimpi ngekep
mbok Darmi, di keplak kang Paimin tunangannya, baru kapok kamu.
PERONDA 1
Wuih, mbok Darmi, Penjual soto yang janda kembang
itu, sudah mau kawin lagi tho?
PERONDA 2
Lha kamu itu yang ketinggalan spoor.
PERONDA 1
Wah terlanjur mimpi je. Ngapeli mbok Darmi,
jalan-jalan bergandengan, asyik-asyikan, indehoy semalaman. Asyoi pokoknya.
PERONDA 2
Makanya sesekali dengar gossip.
PERONDA 4
Yo main kartu.
MENGAMBIL KARTU DAN MULAI MENGOCOKNYA
PERONDA 3
(Kepada Peronda 1)
Kang Dalimin, kalau masih kedinginan dan pingin
peluk-pelukan, tuh sama lik Rukmini, yang barusan dikubur, dijamin masih anget,
dan dijamin pasrah total.
PERONDA 1
Husy! Jangan ngawur kalau ngomong. Kwalat.
PERONDA 4
(Sambil Membagi Kartu)
Kang Sukri, jangan mengada-ada kalau ngomong, ntar
diprimpeni lho.
PERONDA 3
Takut ya?
PERONDA 4
Kalau takut sih, tidak kang. Cuma gemetaran sedikit.
PERONDA 3
Sama saja, itu juga takut namanya. Jangan ngompol
lho.
PERONDA 4
Sudah kang, jangan cerita tentang lik Rukmini lagi.
Cerita yang lain saja. Cerita Desi Ratnasari atau Tamara Blesinsky.
PERONDA 1
Wah, justru yang paling asyik itu, cerita lik
Rukmini. Kita harus menelusur sebab musabab kematiannya, kenapa matinya bisa
pas malam selasa kliwon. Apa dia mati dengan sendirinya secara alamiah, apa dia
mati disantet.
PERONDA 2
Yang jelas ya mati kehabisan napas.
PERONDA 1
Ya jelas orang mati itu kehabisan napas. Maksudku
itu kenapa lik Rukmini mati masih di usia semuda itu, padahal sebelumnya dia
tidak pernah mengeluh apa-apa. Tidak pernah sakit yang serius. Paling juga
hanya flu dan penyakit panu.
PERONDA 2
Menurutku sih, entah dia mati disantet atau bukan,
nggak usah kita pikirkan, yang jelas dia mati karena sudah garisnya Gusti.
Nggak usah repot-repot mikir. Mati ya mati. Apa kalau kita mau menelusuri sebab
kematiannya, terus lik Rukmini tidak jadi mati?
PERONDA 4
Wuih, malah nambah nakut-nakuti kamu kang.
PERONDA 1
Namanya juga orang penasaran, kalau belum ketemu
jawabannya, rasanya belum titik otakku ini.
PERONDA 2
Idih, sok polisi kamu.
PERONDA 1
Soalnya lik Rukmini….
PERONDA 4
Sudahlah kang, Desi Ratnasari saja, atau Tamara
Blesinsky. Cerita soal mbak murti juga boleh asalkan jangan cerita tentang lik
Rukmini, jangan cerita tentang malam selasa kliwon. Sudah merinding nih kang.
PERONDA 1
Wah kalau tidak kita bahas, nanti kamu tidak tahu,
kenapa kita bersusah payah, ronda, berjaga siang malam selama tujuh hari tujuh
malam di depan makam ini.
PERONDA 4
Memangnya kenapa kang?
PERONDA 1
Nah bener kan ? Nggak tahu. Makanya kamu harus tahu
le. Biar nggak sia-sia rondanya.
PERONDA 2
Alah, sok tahu kamu.
PERONDA 1
Wuih, bener lho. Wanita yang matinya malam selasa
kliwon seperti lik Rukmini ini, harus kita jaga.
PERONDA 4
Kok gitu kang?
PERONDA 1
Supaya tidak dicuri.
PERONDA 4
Yang bener kang, Masak nyolong mayit ?
PERONDA 1
Wheladalah, gak percaya?
PERONDA 2
Kalau mau serius nyolong, mbok ya itu, nyolong
televisi, motor, mobil, kulkas atau apa kek, kok mayat?
PERONDA 1
Ini, sungguh lho !
PERONDA 3
Masak iya?
PERONDA 1
Nah, ini. Konon, katanya kabar burung sesuai isu
yang berkembang, mbah Surip dukun gunung srinthil, tetangga desa kita, pernah
bilang, bahwa mayat wanita yang matinya malam selasa kliwon, dapat dijadikan
sarana pesugihan, mencari kekayaan dengan jalan pintas.
PERONDA 2
Anyak ! Tenane ?
PERONDA 1
Whe Lha sungguh. Sebab wanita yang mati malam selasa
kliwon itu punya daya, punya cahaya yang berbeda, memiliki kekuatan mistis.
PERONDA 4
Jadi tambah merinding.
PERONDA 2
Jangan percaya, le. Itu hanya kentut.
PERONDA 1
Percaya silahken, tidak ya sumonggo. Ngomong kok
dikira kentut.
PERONDA 4
Pesugihan itu bagaimana tho kang?
PERONDA 1
Pesugihan itu adalah sarana supranatural yang
membantu orang bisa sugih, kaya raya. Tanpa harus bekerja keras, uangnya akan
mengalir dari bawah bantal di kamarnya.
PERONDA 4
Berarti hanya leha-leha bisa dapat duit banyak ya ?
PERONDA 1
Persis, Tepat. Tetapi biar tidak kelihatan mencolok
kalau punya pabrik uang di bantalnya, ya orang-orang semacam itu biasanya
pura-pura buka warung kecil-kecilan atau apalah…
PERONDA 4
Wah penak ya, di jaman orang kesulitan cari duit, di
masa orang pusing bayar sekolah, di dunia paceklik sekarang ini, bisa punya
mesin uang dari bantal.
PERONDA 1
Iya, bantal ! Bayangkan.
PERONDA 4
HANYA BISA MEMBAYANGKAN TERHADAP HAL-HAL YANG TAK MUNGKIN TERJADI
PERONDA 3
Tetapi jangan ditiru. Syirik. Bertentangan dengan
agama.
PERONDA 2
Kalau pingin dapat uang banyak, ya kerja keras. Aku
ini meski hanya bekerja narik becak, tetapi aku bangga, bisa mencukupi
kebutuhan anak istri, aku bangga karena uangku halal.
PERONDA 1
Selain itu, jangan dikira dapat pesugihan itu
gampang.
PERONDA 4
Memangnya harus ngapa kang?
PERONDA 1
Wah angel. Ada yang harus bersemadi tujuh hari tujuh
malam, dengan aneka macam godaan.
PERONDA 2
Digoda, kenyo tanpo busono.
PERONDA 1
Tidak hanya itu, ada yang pas semedi dikeroyok
ribuan semut, dikeroyok macan yang gede-gede, disatroni singa yang galak-galak,
ada yang merasa dibanjiri sampai terbenam dalam darah dan kotoran. Dan biasanya
di akhir semadinya didatangi kakek-kakek yang memberi wangsit.
PERONDA 4
Lantas kenapa yang dicari adalah wanita yang mati di
malam selasa kliwon?
PERONDA 1
Kata para orang pinter, selasa kliwon itu adalah
hari anggoro kasih, hari keramat, sakral.
PERONDA 4
Ooo….
PARA PERONDA KEMBALI ASYIK BERMAIN KARTU. SEMENTARA
DI SUDUT LAIN DI AREAL TANAH KUBURAN, ADA SEORANG LELAKI MEMAKAI CELANA DAN
BAJU TENTARA LUSUH, DENGAN LENGAN DIGULUNG SAMPAI ATAS, BERKOMAT-KAMIT SEDANG
MEMBACA MANTERA. DENGAN TIDAK MENGGUNAKAN ALAS KAKI, IA TELUSURI TANAH KUBURAN
BARU LIK RUKMINI.
PENCURI MAYAT
Permisi eyang penjaga kubur, cucumu mohon ijin
masuk, dan meminjam salah satu wargamu. Hong ilahing, hong ilahing hyang kang
kuasa ing bumi. Dengan jimat aji sirep begananda, ijinkan anakmu melepas
gangguan orang-orang yang terjaga. Ijinkan anakmu membuat orang-orang penjaga
menjadi lena, terbuai mimpi dalam tidurnya. Seperti halnya aji sirep begananda
diturunkan Raden Indrajit dari Alengka Diraja untuk menidurkan prajurit Rama
Wijaya.
DILANJUTKAN DENGAN MEMBUAT GERAKAN SAKRAL UNTUK
SYARAT DOA DAN MANTERANYA. SEMENTARA DI POS RONDA, SEBAGIAN PERONDA SEMAKIN
ASYIK DENGAN PERMAINAN KARTUNYA.
PERONDA 3
Nih, As !!! mampus kalian semua. K.O. Keok.
PERONDA 1
Semprul !
PERONDA 2
Ngocok lagi, ngocok lagi.
PERONDA 4
Kang malam ini kok aneh ya, tidak seperti biasanya.
PERONDA 1
Takut ya?
PERONDA 2
Kalau takut pulang saja sana.
PERONDA 4
Jangan gitu kang. Aku merasa aneh tenan.
PERONDA 2
(Membagikan Kartu)
Ayo mulai lagi.
PENCURI MAYAT
Rem.. rem sidem premanem, rem rem sidem premanem,
rem rem sidem premanem, kiblat papat, lima pancer.
MENABURKAN BERAS KUNING KE EMPAT PENJURU MATA ANGIN,
DAN TERAKHIR MENEBAR BERAS KUNING KE ARAH PARA PERONDA
Semoga beras kuning pemberian eyang guru bekerja
sesuai rencana.
PERONDA 2
(Kepada Peronda 4)
Nah ayo gentian, Sekarang kamu yang ngasut le.
PERONDA 4
Wah diapusi wong-wong tuwa.
PERONDA 4 SETELAH MEMBAGIKAN KARTU TERAKHIR,
LANGSUNG ROBOH TERTIDUR PULAS.
PERONDA 4
(Menguap Lebar)
Oahem suk ruwah mangan apem.
PERONDA 3
Wah, Bocah kurang ajar, habis bagi kartu terus
ngorok.
TANPA SADAR MENGUAP LEBAR, DAN TERTIDUR DI POS
RONDA. KEMUDIAN SALING MENYUSUL PERONDA YANG LAIN, IKUT TERTIDUR PULAS.
PERONDA 1
Bagaimana tho kalian ini? Disuruh ronda malah pada
tidur.
MENGUAP DAN TERTIDUR.
PENCURI MAYAT
Ampuh juga, beras kuning, pemberian eyang guru.
Hebat, betul-betul hebat, bisa sesepi ini, bahkan suara binatang-binatang
malampun jadi bisu semua, hebat, sungguh hebat.
(Berjalan Menuju Pos Ronda Dan Mematikan
Petromak).
Sekarang aku bisa mulai bekerja meneruskan langkah
selanjutnya, menggali kubur ini. Mudah-mudahan tanahnya empuk dan bisa digali
dengan tangan.
KETIKA PENCURI MAYAT HENDAK MULAI MENGGALI TANAH, DI
KEJAUHAN TERDENGAR SUARA KENTHONGAN DIPUKUL.
PENCURI MAYAT
Astaga, ada yang belum terjangkau aji sirep
begananda ini.
BERLARI KE BEBERAPA ARAH, MENGAMATI SEKELILING
TERDEKAT DAN TAMPAK AMAN
Ah tapi suara kenthongan itu arahnya dari jauh,
pasti tak akan tahu apa yang aku perbuat di sini.
MULAI MENGGALI TANAH KUBURAN LIK RUKMINI DENGAN
TANGAN
PERONDA 1 (Mengigau Dan Bangun)
Mbok… mbok Darmi
TERTIDUR LAGI DI DEPAN POS RONDA
PENCURI MAYAT
Kurang ajar, hanya nglindur, ganggu orang usaha
saja.
(Kembali Berusaha Menggali Tanah Kuburan
Lik Rukmini).
Aku harus berhasil, harus berusaha keras menggali
kubur ini dengan tanganku, biarpun tangan ini lecet, kotor, tak apa. Sakit ini
hanya untuk sementara. Tetapi lihat saja hasilnya nanti, kalau aku sudah
berhasil menggigit kedua telinga mayat ini, oh… lihat saja. Aku pasti akan kaya
raya. Aku pasti bisa mendandani istriku dengan sepasang subang emas berlian di
telinganya.
(Menggali Tanah Semakin Dalam)
Di tangannya melilit ular-ularan dari emas. Giginya
emas…
(Terus Menggali Tiada Henti)
Ah tidak, bukan gigi emas, gigi emas sudah kuno.
(Menggali Dan Menggali)
Akan aku hiasi lehernya dengan kalung emas yang
berat, cincin, gincu yang mahal, bedak yang bagus seperti artis-artis sinentron
(Menggali Dan Menggali).
Anak-anakku pasti tidak akan diejek lagi kalau
sekolah, karena kemarin-kemarin kalau ke sekolah tidak pakai sepatu, akan aku
belikan sepatu yang paling mahal seperti yang diiklankan di televisi. Uang
SPP-nya tidak akan nunggak, aku bisa beli truk untuk usaha adikku yang bungsu,
bisa beli rumah yang bagus, tidak kesulitan jika ada sumbangan ini sumbangan
itu. Semua pasti beres, beres… res… res…
(Menggali Semakin Dalam)
Uh terlalu sempit mereka menggali kuburan.
(Ketika Sudah Hampir Sampai Di Papan
Jenazah)
Nah kekayaan itu hampir tiba.
PERONDA 1
(Mengigau Lagi)
Mbok darmi… mbok… ayo tho…., dimana tho kamu. Mbok…
Mbok Darmi…
PENCURI MAYAT
(Kesal)
Mbok Darmi ke Singapur beli kacang goreng.
PERONDA 1
(Kembali Tertidur)
Oooo….
PENCURI MAYAT
Ah semoga tak ada gangguan lagi, waktu sirepnya
hampir habis.
(Kembali Menggali, Kali Ini Sudah Mulai
Membuka Papan Penutup Mayat)
Ah tempat ini terlalu sempit. Terpaksa aku harus
membawa ke atas, untuk menggigit kupingnya..
(Pelan-Pelan Membawa Mayat Ke Atas Dan
Membuka Kain Kafannya)
Uh.. baunya, amis, anyir, busuk bercampur aduk.
Tetapi tak apa, demi anak,istri, demi masa depan keluarga.
(Setelah Membuka Tutup Kepala Mayat)
Panjang juga rambutnya, jadi sulit menggigit
kupingnya.
(Ketika Mencoba Menyibak Rambut Mayat
Yang Panjang)
Ah akhirnya ketemu juga kupingmu Mbakyu.
(Mencoba Menahan Napas Untuk Bersiap
Menggigit Telinga Mayat. Dan Ketika Hendak Menggigit Telinga, Tiba-Tiba
Terdengar Lolongan Anjing. Di Kejauhan Memang Tampak Sorot Mata Anjing Yang
Siap Menerkam).
Bajingan. Ada saja masalah.
(Mencoba Menenangkan Diri)
Sabar… sabar… bekerja itu jangan grusa-grusu. .
(Lolongan Anjing Semakin Dekat Dan
Terdengar Lolongan Beberapa Anjing).
Ini Anjing beneran atau anjing siluman sebagai
ujian?
(Mengucap Mantera)
Demit Periprayangan yang mbaureksa pohon randu
kuburan, jangan di ganggu, ijinkanlah cucumu bekerja. Demit Periprayangan yang
mbaureksa pohon randu kuburan, jangan di ganggu, ijinkanlah cucumu bekerja.
Demit Periprayangan yang mbaureksa pohon randu kuburan, jangan di ganggu,
ijinkanlah cucumu bekerja.
(Terus Berkomat-Kamit Tiada Henti)
Siapa tahu aku lupa permisi pada jin penunggu pohon
randu yang di pojok itu.
(Lolongan Anjing Semakin Dekat)
Kurang ajar, ternyata anjing beneran.
ANJING-ANJING MENDEKAT, PENCURI MAYAT MENJADI PANIK,
BERUSAHA MENGUSIR ANJING-ANJING ITU UNTUK MENJAUH DARI MAYAT YANG DIGALINYA.
PENCURI MAYAT
(Mengusir Anjing)
Shah.. shah….Pergi…Pergi… minggat sana !
SEMAKIN LAMA ANJING ANJING BERTAMBAH BANYAK SAMPAI
BERJUMLAH SEMBILAN. LOLONGANNYA JUGA SEMAKIN KERAS DAN MENGERIKAN. IA
MENGUMPAT.
Dasar binatang tidak mau lihat orang punya
cita-cita. Pergi sana ! Asu kowe ! ! Shah !.. Hushah… !
ANJING ANJING MULAI MENDEKAT, MELIHAT MAYAT BAGAIKAN
MELIHAT MANGSA YANG LEZAT. SECARA BERGANTIAN. DENGAN LOLONGAN YANG MENGERIKAN
ANJING-ANJING MENYERBU MAYAT. SEDIKIT DEMI SEDIKIT MEROBEK KAIN KAFAN. PENCURI
MAYAT BERUSAHA MENGUSIR DAN MELAWAN SEKUAT TENAGA DENGAN KAYU NISAN YANG ADA DI
DEKATNYA.
PENCURI MAYAT
Anjing Kamu ! Minggat ! Diajak kompromi sedikit saja
nggak mau. Anjing.
(Memukuli Anjing Yang Mencoba Mendekat.
Lolongan Anjing Semakin Mengerikan, Anjing Anjing Itu Menahan Sakit Karena
Pukulan).
Nanti kamu dapat jatah, dan boleh kamu habiskan
semua.
(Secara Bergantian Anjing Anjing
Berusaha Merebut Mayat Dari Kuasa Pencuri Mayat)
Aku hanya butuh pinjam. Aku tidak akan memakannya.
Aku hanya butuh menggigitnya. Itupun hanya telinga. Hanya telinga. Lainnya
makanlah sepuasmu.
MESKI PENCURI MAYAT MELAWAN ANJING ANJING SEKUAT
TENAGA, NAMUN ANJING ANJING TETAP TIDAK PEDULI DAN TIDAK MAU KOMPROMI. ANJING
ANJINGPUN JUGA BERUSAHA MEREBUT MAYAT ITU SEKUAT TENAGA. LOLONGAN ANJING
SEMAKIN MENGERIKAN MEMECAH SENYAPNYA MALAM. LOLONGAN ANJING TERDENGAR SAMPAI
JAUH DI UJUNG DESA.
PENCURI MAYAT
Dasar anjing, dasar anjing.
(Dengan Kayu Di Tangannya, Mengamuk
Memukuli Anjing)
Kalian memusnahkan harapanku untuk jadi kaya, kalian
memupuskan cita-cita keluargaku untuk jadi makmur.
(Marah Sejadi-Jadinya)
Dasar anjing..!. Anjing buduk…!. Anjing kudisan…!.
Anjing panuan….!, Anjing gudikan….!.
(Kehabisan Tenaga, Dan Putus Asa)
dasar Anjing.. Dasar anjing…. Oalah… Nasib…
Anjingpun tidak mau memberi kesempat kepada orang kecil seperti aku… Bangsat !
Bangsat ! Bangsat
(DI PUNCAK KEMARAHANNYA, MENGAMBIL TANAH, BATU, KAYU
SEKENANYA MELEMPARI ANJING ANJING. MEMUKULI ANJING ANJING TERSEBUT SEKUAT HATI
DAN KEMARAHANNYA. ANJING ANJING JUGA SEMAKIN MARAH. LOLONGAN KESAKITAN DAN
KEMARAHANNYA SAMPAI MEMEKAKKAN TELINGA. SUARANYA SUDAH TIDAK KARUAN).
Oalah anakku, Istriku, Eyang guru… maafkan aku, aku
tak dapat menyelesaikan tugasku
TERDUDUK LEMAS TAK BERDAYA, PASRAH. SEMENTARA ITU,
ANJING ANJING MELOLONG MEMEKAKKAN TELINGA, SELAIN KARENA RASA SAKIT AKIBAT
PUKULAN, JUGA KARENA RASA PUAS AKAN KEMENANGAN BERHASIL MEREBUT MAYAT DARI
PENCURI MAYAT. MALAM PECAH OLEH SUARA KENTONGAN YANG DIPUKUL SECARA
BERTUBI-TUBI OLEH WARGA DESA YANG TERBANGUN MENDENGAR SUARA LOLONGAN ANJING
ANJING TERSEBUT. PARA PERONDA SATU-PERSATU BANGUN, SALING MEMBANGUNKAN YANG
LAIN, SALAH SATU PERONDA JUGA MEMUKUL KENTONGAN.
PERONDA 3
Bangun… Bangun… banyak anjing di sini, memangsa
mayat lik Rukmini.
PERONDA 1
Ada apa ini, Ada apa?
PERONDA 4
Apa tho kang?
PERONDA 3
Anjing ! Anjing-anjing itu menyerbu kuburan lik
Rukmini.
PERONDA 2
Ayo kita selamatkan mayatnya.
PERONDA 3
Kita usir anjing-anjing itu
PERONDA 2
Kita panggil warga yang lain.
PERONDA 3
(Kembali Memukul Kentongan Tanda Bahaya)
Kuburan Lik Rukmini di serang anjing… Kuburan lik
rukmini mau di maling… maling… maling… anjing… anjing….
PERONDA 1
(Sambil Mencari Senjata Kayu Atau Bambu)
Ini pasti bukan hanya karena anjing, pasti ada
penyebab lain. Ini pasti gara-gara selasa kliwon !
SEMENTARA ITU PERONDA 2 DAN 4 SUDAH BERUSAHA
MENGUSIR ANJING ANJING ITU DENGAN KAYU DAN BAMBU SEADANYA. TAK LAMA KEMUDIAN
WARGA DESA YANG LAIN MULAI BERDATANGAN.
WARGA 2
Mana malingnya ?, kita hajar bareng-bareng.!
PERONDA 3
Itu, anjing-anjing itu ! kita usir anjing-anjing
itu.!
WARGA 1
O.. dasar kewan. Shah… hushah… shah….
MENGUSIR ANJING ANJING UNTUK MENJAUH DARI KUBURAN
PERONDA 1
Kita usir sampai jauh.
PERONDA DAN WARGA BERHAMBURAN KE PENJURU ARAH UNTUK
MENGUSIR ANJING. ADA ANJING YANG MELAWAN, NAMUN AKHIRNYA KALAH, KARENA JUMLAH
WARGA YANG IKUT MENGUSIR ANJING ANJING SEMAKIN TAMBAH BANYAK. ANJING ANJING
MULAI MENYINGKIR DAN MENGHILANG DI GELAP MALAM.
PERONDA 1 MENEMUKAN PENCURI MAYAT YANG MASIH TERDUDUK LEMAS.
PERONDA 1 MENEMUKAN PENCURI MAYAT YANG MASIH TERDUDUK LEMAS.
PERONDA 1
Hoe… ! ini ada anjing yang pakai celana tentara!
PARA WARGA
(Bersahutan)
Mana ? kita hajar saja! Orang maksudmu? Kita seret
ke pos ronda! Kita intrograsi! Dia pasti maling! Ya pasti maling, malam-malam
kelayapan di kuburan.
PERONDA 1
Kamu pasti maling. Kamu pasti yang membongkar makam
ini, kamu pasti yang menggali kuburan lik Rukmini.
PENCURI MAYAT MASIH MENAHAN SAKIT, HANYA DIAM
PERONDA 1
Nggak mungkin anjing anjing itu bisa menggali
sedalam ini, dan bisa mengeluarkan mayatnya ke atas kuburan. Pasti ini
perbuatanmu? Ngaku !
PENCURI MAYAT
MASIH MENAHAN SAKIT, DAN MASIH HANYA DIAM
PERONDA 3
Ngaku saja mas, daripada dihajar orang sedesa.
WARGA 5
Ngomong mas.
WARGA 3
Ini masalah Genting, Jangan mempersulit keadaan.
PERONDA 3
Kamu mau mencuri mayat ini tho ? Kamu yang menggali
tanah kuburan ini tho? Ayo ngaku.
PERONDA 4
(Kepada Peronda 1)
Wah betul apa katamu kang. Memang ada pencuri mayat,
dan orang ini mencoba mencuri mayat lik Rukmini.
PERONDA 1
Ngaku, ayo ngaku !
WARGA 5
Kamu jangan bikin emosi Lho. Ngaku tidak?
PENCURI MAYAT
HANYA BISA DIAM, MERASA BERSALAH
WARGA 5
Tidak mau ngaku ya.
(Mulai Memukul Pencuri Mayat)
Kurang ajar, ditanya baik-baik hanya diam
(Memukul Lagi)
Ngaku tidak?
WARGA 4
Ayo, ngomong mas.
WARGA 3
Ayo ngomong !
IKUT-IKUTAN MEMUKUL PENCURI MAYAT, DAN KEMUDIAN
DIIKUTI OLEH BEBERAPA WARGA YANG LAIN.
WARGA 1
Kalau sampeyan tidak mau ngaku, dan tidak mau
ngomong, ntar dipukuli terus lho mas. Ayo jujur saja mas.
PENCURI MAYAT
MASIH DIAM
WARGA 5
Oh bikin emosi tenan iki !
KEMBALI MEMUKULI PENCURI MAYAT DAN DIIKUTI BEBERAPA
WARGA YANG LAIN. PENCURI MAYAT HANYA BISA MENAHAN RASA SAKITNYA.
PERONDA 1
Kamu membongkar makam ini, untuk pesugihan ! ngaku
tidak ! atau untuk kekebalan ilmu hitam. Iya tidak?
WARGA 6
Biar gamblang, saya panggilkan pak Aman dan pak
Lurah.
PERGI MEMANGGIL PAK LURAH DAN PAK AMAN.
WARGA 5
Sebelum pak Lurah datang, kalau nggak mau ngaku kita
hajar saja dulu.
KEMBALI MEMUKUL PENCURI MAYAT, PENCURI MAYAT HANYA
BISA DIAM MENAHAN SAKIT.
WARGA 4 (Membawa Segelas Air Minum Dari Pos Ronda)
Cukup.. cukup… jangan dipukul lagi. Mungkin dia
capek, menggali kuburan sendirian. Biarkan dia minum dulu. Siapa tahu haus,
kesel.
(Menunjuk Tangan Pencuri Mayat)
Tuh lihat, tangannya sampai berdarah, menggali tanah
tanpa pacul.
(Pura-Pura Berbaik Hati Kepada Pencuri
Mayat)
Nih minum dulu mas
(Begitu Mendekat Pencuri Mayat, Dengan
Segala Kemarahannya Memuncratkan Air Minum Tersebut Ke Muka Pencuri Mayat.
Pencuri Mayat Yang Semula Lega Menjadi Kaget Dan Semakin Takut)
Nih minum !
KEMARAHAN ITU DIIKUTI WARGA LAIN YANG KEMUDIAN
BERAMAI-RAMAI MEMUKULI PENCURI MAYAT
PARA WARGA (Memukuli Sambil Bersahutan)
Kurang asem. Ditanya baik-baik tidak ngaku. Bedebah
busuk. Kita bakar saja ! Kita congkel matanya ! Ih jangan sadis-sadis, kaya
jaman revolusi saja! Kita keplaki saja. Kita pukuli. Kita hajar.
SUARA ITU BERULANG-ULANG DAN SAMPAI PADA PUNCAK
KEMARAN DENGAN NADA SUARA TINGGI. DIPUNCAK KEMARAHAN, LAMPU BLACKOUT.
SUARA ORANG-ORANG FADE OUT SEMAKIN LIRIH DAN HABIS. SENYAP.
PENCURI MAYAT (HANYA SUARA)
SUARA ORANG-ORANG FADE OUT SEMAKIN LIRIH DAN HABIS. SENYAP.
PENCURI MAYAT (HANYA SUARA)
Nasib tidak pernah berpihak pada orang susah. Roda
memang bisa berputar, tetapi roda milikku macet. Sehingga aku selalu di bawah.
SELESAI
Keterangan kata yang berbahasa Jawa
Peyek Makanan ringan (digoreng) dari tepung yang ditaburi kacang
Kepinyak Terinjak (kaki)
Moh larang Tidak mau, mahal.
Waton Asal
Waton bener Asal benar
Gebug Pukul
Kemulan Berselimut
Ngekep Memeluk
Keplak Ditampar
Nyolong mayit Mencuri Mayat
Anyak Tenane Ah Yang bener
Sumonggo Silahkan
Leha-leha Bersantai-santai
Ngapa Berbuat apa?
Angel Sulit
Kenyo tanpo busono Wanita tanpa busana.
Ngasut mengocok kartu
Diapusi wong-wong tuwa Ditipu orang-orang tua.
Nglindur Mengigau
Asu kowe Anjing kamu
Kewan Hewan
Puthut Buchori
Yogyakarta, 15 Oktober 2005
Tentang Puthut Buchori
Nama Lengkap Puthut Buchori Ali Marsono, Kelahiran 6 September 1971. Alumni Jurusan teater ISI Yogyakarta, Selain Menjadi Direktur Artistik Bandungbondowoso ready on stage, Juga direktur Artistik di Teater MASA Jokjakarta, Perfomance Artist Post Punk Perfomance, dan bekerja secara freelance pada beberapa kelompok kesenian. Saat ini aktif menjadi konseptor dan pemimpin redaksi Underground Buletin Sastra ASK [Ajar Sastra Kulonprogo]. Berteater sejak kelas satu SMP di teater JIWA Yogyakarta pimpinan Agung Waskito ER. Telah Berproses teater lebih dari 100 repertoar, baik sebagai sutradara, pemain, tata artistik maupun tata lampu. Pernah membina kelompok teater, antara lain Teater MAN Yogyakarta 1, Teater Puspanegara SMUN 5 Yogyakarta, SMUN 1 Depok Sleman Yogyakarta, Teater Cassello SMUN 1 Wates Kulonprogo Yogyakarta, Teater Thinthing Wates Kulonprogo Yogyakarta, SMU Kolese GONZAGA Jakarta (event tertentu), Kolese LOYOLA Semarang Jateng (event Tertentu). Teater Sangkar UPN Veteran Yogyakarta, Teater RAI ISI Yogyakarta, Teater DOEA KATA ISI Yogyakarta, dan saat ini sedang merintis kelompok teater di Wates Kulonprogo Yogyakarta. Tinggal di Gowongan Kidul Jt3/412 Yogyakarta, HP. 08179417613, e-mailmasa_teater@yahoo.com
Peyek Makanan ringan (digoreng) dari tepung yang ditaburi kacang
Kepinyak Terinjak (kaki)
Moh larang Tidak mau, mahal.
Waton Asal
Waton bener Asal benar
Gebug Pukul
Kemulan Berselimut
Ngekep Memeluk
Keplak Ditampar
Nyolong mayit Mencuri Mayat
Anyak Tenane Ah Yang bener
Sumonggo Silahkan
Leha-leha Bersantai-santai
Ngapa Berbuat apa?
Angel Sulit
Kenyo tanpo busono Wanita tanpa busana.
Ngasut mengocok kartu
Diapusi wong-wong tuwa Ditipu orang-orang tua.
Nglindur Mengigau
Asu kowe Anjing kamu
Kewan Hewan
Puthut Buchori
Yogyakarta, 15 Oktober 2005
Tentang Puthut Buchori
Nama Lengkap Puthut Buchori Ali Marsono, Kelahiran 6 September 1971. Alumni Jurusan teater ISI Yogyakarta, Selain Menjadi Direktur Artistik Bandungbondowoso ready on stage, Juga direktur Artistik di Teater MASA Jokjakarta, Perfomance Artist Post Punk Perfomance, dan bekerja secara freelance pada beberapa kelompok kesenian. Saat ini aktif menjadi konseptor dan pemimpin redaksi Underground Buletin Sastra ASK [Ajar Sastra Kulonprogo]. Berteater sejak kelas satu SMP di teater JIWA Yogyakarta pimpinan Agung Waskito ER. Telah Berproses teater lebih dari 100 repertoar, baik sebagai sutradara, pemain, tata artistik maupun tata lampu. Pernah membina kelompok teater, antara lain Teater MAN Yogyakarta 1, Teater Puspanegara SMUN 5 Yogyakarta, SMUN 1 Depok Sleman Yogyakarta, Teater Cassello SMUN 1 Wates Kulonprogo Yogyakarta, Teater Thinthing Wates Kulonprogo Yogyakarta, SMU Kolese GONZAGA Jakarta (event tertentu), Kolese LOYOLA Semarang Jateng (event Tertentu). Teater Sangkar UPN Veteran Yogyakarta, Teater RAI ISI Yogyakarta, Teater DOEA KATA ISI Yogyakarta, dan saat ini sedang merintis kelompok teater di Wates Kulonprogo Yogyakarta. Tinggal di Gowongan Kidul Jt3/412 Yogyakarta, HP. 08179417613, e-mailmasa_teater@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar